INI ALASAN MENGAPA TAK PERLU KEMBALI DENGAN MANTAN
Setelah putus, mungkin Anda tidak bisa move on. Bayang-bayang mantan
kekasih masih sangat lekat dipikiran Anda. Wajar saja ada keinginan
untuk kembali ke pelukan mantan.
Tapi sebelum memutuskan untuk kembali ke mantan pacar, ada hal-hal yang
perlu Anda pertimbangkan. Ketika Anda dan dia memutuskan untuk berpisah
berarti ada masalah dalam hubungan tersebut, lalu yakinkah Anda untuk
kembali dengan mantan? Banyak pakar percintaan yang menyarankan agar
tidak kembali lagi dengan mantan kekasih. Ini dia alasan mengapa Anda
tidak perlu balik dengan mantan.
1. Pertengkaran Masih Sama
Anda akan menghadapi masalah dan pertengkaran yang sama. Jika Anda
menjalin hubungan yang buruk dan telah mencoba memperbaikinya, namun
tidak berhasil, mengapa harus mencobanya lagi? Kesempatan kedua, ketiga
atau bahkan keempat, sama sekali tidak memberikan jaminan hubungan akan
sukses.
2. Perasaan Anda untuknya Tidak Lagi Sama
Ketika memutuskan untuk berpisah pasti karena ada sebuah masalah. Anda
mungkin belum bisa melupakan kesalahannya. Sehingga perasaan cinta Anda
bisa jadi tidak lagi sama seperti dulu.
3. Tidak Aman
Perasaan tidak aman atau insecure bisa sangat Anda rasakan ketika
kembali dengan mantan. Anda akan menjadi cemburuan, takut dan lebih
emosional.
4. Orang Terdekat Tidak Suka dengan Mantan
Besar kemungkinan orang-orang terdekat Anda tidak setuju jika Anda
kembali lagi dengan mantan. Apalagi jika mereka tahu si dia bukan orang
terbaik untuk Anda. Tentu kehidupan asmara akan semakin sempurna jika
keluarga dan sahabat merestui hubungan Anda dan dia.
OTAK KIRI JUGA MAINKAN PERAN DALAM BERFIKIR KREATIF
Jika Anda tipe orang kreatif, Anda mungkin sering mendengar dan
beranggapan bahwa otak kanan Anda lebih dominan bekerja dibandingkan
otak kiri.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh University of Southern California
menemukan bahwa bagian otak kiri Anda, berkaitan dengan logika dan
matematika, ternyata juga memainkan peran penting dalam berpikir
kreatif.
Untuk membuktikannya, peneliti melakukan percobaan yang melibatkan mahasiswa arsitektur. Peneliti menggunakan scan otak (fMRI) pada partisipan dan meminta para partisipan untuk melihat tiga bentuk, yaitu lingkaran, huruf C dan angka 8.
Para partisipan kemudian diminta untuk membuat sebuah tes kreatif dengan
membayangkan tiga bentuk tersebut dibuat menjadi sebuah persegi atau
persegi panjang.
Hasil temuan yang dipublikasikan dalam journal Social Cognitive and Affective Neuroscience menemukan dalam hasil scan
otak, selama partisipan membayangkan tugas kreatif tersebut yang
sebagian besar ditangani otak kanan, namun sebenarnya otak kiri juga
bekerja untuk mendukung kreativitas otak kanan.
“Kita butuh kedua bagian tersebut untuk berpikir kreatif,” ujar
Aziz-Zadeh, assistant professor of neuroscience yang masuk dalam tim
peneliti, dilansir dari redorbit, beberapa hari lalu.
TIPS REDAKAN GUGUP DI EMPAT SITUASI INI
Dalam kondisi gugup, kesalahan fatal cenderung dilakukan.
Rasa grogi bisa muncul kapan saja, baik saat memulai sesuatu atau
ketika Anda tak mungkin mengantisipasinya. Bahasa tubuh bisa terlihat
konyol atau bahkan ucapan yang terlontar, dapat menyinggung orang lain.
Dalam kondisi gugup, kesalahan fatal memang cenderung dilakukan. Ada
beberapa situasi umum, yang seringkali memicu rasa gugup tak terkendali.
Agar Anda bisa mengontrolnya, ikuti saja trik dari Jason Selk, Ed.D,
kepala pusat pelatihan mental di St. Louis Cardinals dan penulis buku ‘Executive Toughness’, berikut.
1. Saat bertemu mantan kekasih
Adalah ‘haram’ mengalihkan tatapan, ketika Anda jelas-jelas bertemu
mata dengan mantan kekasih. Ini bisa terjadi kapan saja dan di mana
saja. Jika Anda terjebak dalam situasi ini, jangan membuang muka.
Lihatlah langsung ke matanya dan berikan senyuman, meskipun ia sedang
bersama pasangan barunya.
“Cara ini justru menunjukkan kalau Anda baik-baik saja setelah putus
dengannya dan sudah menerima keadaan saat ini. Mempertahankan kontak
mata merupakan bentuk penegasan dan keberanian menghadapi kenyataan,”
kata Jason Selk, dikutip dari Self.
2. Saat memberikan presentasi
Tak heran para pemimpin dunia selalu menggerakan tangan mereka saat
memberikan pidato. Itu karena ada hubungan antara daerah otak yang
mengendalikan gerakan tangan dan pemahaman kata-kata.
Menurut penelitian tim dari Colgate University, Amerika Serikat,
menggerakkan tangan saat memberikan pidato atau presentasi, membuat Anda
lebih lancar mengeluarkan kata-kata yang ada di otak.
Sebelum presentasi, ada baiknya Anda berlatih sambil menggerakkan
tangan. Lalu, ulangi gerakan tersebut selama presentasi, untuk
mempermudah mengingat kalimat yang akan disampaikan.
3. Saat wawancara kerja
Duduklah dengan posisi punggung lurus dan bahu ke belakang. Menjaga
posisi duduk tetap tegak sambil menunggu akan menjaga tingkat
kepercayaan diri Anda.
“Lebih baik duduk dengan posisi tegap saat menunggu orang yang
mewawancarai Anda datang, daripada membungkuk,” kata Richard Petty,
Ph.D., peneliti dari Ohio State University.
4. Saat bernegosiasi atau adu argumentasi
Berikan anggukkan. Menganggukkan kepala, bukan hanya meyakinkan diri
sendiri, tapi juga membujuk orang lain untuk mengikuti Anda. Menurut
penelitian yang dipublikasi dalam Journal of Personality and Social Psychology, orang-orang yang mengangguk sambil mendengarkan pendapat, lebih mungkin untuk diubah daripada yang menggelengkan kepala mereka
MAKIN SUKSES, MANUSIA MAKIN SUKA BOHONG DAN CURANG
Orang kaya atau berkuasa cenderung lebih culas, rakus, dan lebih mungkin berbohong.
Makin tinggi status ekonomi seseorang, makin tinggi sifat antisosial
dan perilaku tak etis yang dimiliki. Studi terbaru menemukan kalangan
masyarakat menengah atas paling mungkin berbohong, menipu dan bahkan
melanggar hukum daripada mereka yang berlatar belakang kurang beruntung.
Sebaliknya, anggota masyarakat dari kalangan bawah lebih mungkin menampilkan atribut sebagai manusia yang baik.
Psikolog di University of California di Berkeley, yang melakukan
penelitian menyatakan bahwa temuan ini dapat membantu menjelaskan
asal-usul krisis dalam masyarakat dan ekonomi.
Selama studi yang dipimpin Dr Paul Piff, tim meminta beberapa
kelompok orang dari latar belakang sosial berbeda untuk melakukan
serangkaian tugas yang dirancang khusus mengidentifikasi ciri-ciri
kejujuran dan orang lain.
Setiap orang ditanyakan mengenai kekayaan, sekolah, latar belakang
sosial, keyakinan agama dan sikap terhadap uang dan menempatkannya dalam
berbagai tingkatan. Peserta juga diminta berpura-pura sebagai pengusaha
yang mewawancarai untuk menilai apakah mereka berbohong dan curang
dalam negosiasi gaji.
Ada pula game online yang meminta agar peserta melaporka
skor sendiri untuk memperoleh sejumlah uang tunai. Dan tak ada pemeriksa
untuk mengecek kebenarannya.
Selain itu, peneliti juga mengamati para pengendara mobil di jalan
San Fransisco. Pengendara taksi dinilai berdasarkan apa yang mereka
kendarai dan berapa usia mereka. Para pengemudi yang berasal dari
kalangan atas ternyata lebih sering memotong pengemudi lain dan kecil
kemungkinannya berhenti untuk para pejalan kaki.
Studi yang terbit dalam jurnal Proceeding National Academy of Sciences,
menyimpulkan bahwa mereka dari latar belakang yang lebih kaya atau
berkuasa lebih culas, rakus, dan lebih mungkin berbohong dalam
bernegosiasi. Mereka juga lebih mungkin untuk menipu orang lain.
“Kelas sosial yang lebih tinggi baik karena kelahiran maupun
pencapaian memiliki hubungan sebab akibat dengan keputusan etis dan
perilaku,” ungkap Dr Piff seperti dikutip Independent.
Mereka yang berasal dari kalangan atas juga lebih egois ketimbang
mereka yang berasal dari kelas sosial lebih rendah. Kalangan sosial
tinggi juga tidak peka dan sulit mengidentifikasi emosi orang lain. “Di
satu sisi, individu kelas bawah hidup dengan lebih sedikit sumber daya,
ancaman lebih besar dan lebih banyak ketidakpastian.”
“Tapi, kalangan atas lebih mungkin bersikap tidak etis karena
pemilikan sumber daya yang lebih besar, kebebasan, dan kemandirian
daripada mereka yang tidak memiliki sumber daya,” ucapnya.
Menurut Piff, alasan ini pula yang bisa dijadikan alasan penyebab
keruntuhan ekonomi karena adanya tindakan tidak etis para penguasa yang
berkutat di dalamnya.
4 CARA MENGATASI KEMARAHAN ANAK
Kemarahan pada anak umumnya terjadi karena kesalahpahaman, tuduhan
yang keliru, merasa diperlakukan tidak adil, kemauannya tidak dituruti
atau hanya merasa tidak aman. Terlepas dari itu, marah bisa juga sebagai
bentuk ekspresi dari emosi lainnya, yang tidak bisa diungkapkan sang
anak.
Rasa emosi pada anak khususnya balita juga belum stabil. Mereka umumnya
hanya memikirkan bagaimana membuat diri mereka aman dan senang. Lalu,
bagaimana cara mengatasi kemarahan anak? Simak empat cara yang bisa
diterapkan orangtua saat menghadapi kemarahan anak, seperti dilansir The
Parents Zone.
1.Ajari Anak Cara Mengendalikan Rasa Marah
Si kecil butuh bimbingan orangtua untuk mengontrol emosi. Maka dari itu,
tugas Anda adalah mengajari anak perlahan-lahan bagaimana caranya
mengendalikan amarah ketika rasa itu memuncak. Beritahukan mereka secara
lembut dan realisasikan dengan sikap saat sedang marah. Atau ajari
dengan menuangkan amarah dalam sebuah tulisan. Berikan waktu sebanyak
mungkin untuk mendekatkan diri pada anak agar mengetahui perkembangan
emosinya.
2.Jangan Marah ketika Anak Marah
Kerap kali orangtua susah menahan kemarahannya saat anak mulai merengek.
Justru karena hal tersebut, anak menjadi semakin marah, bahkan jadi
pemarah. Kemarahan orang tua juga timbul akibat rasa stres dan bingung
menghadapi si kecil. Coba tenangkan diri dan rileks dalam menangani si
buah hati. Tunjukkan pada anak kalau marah itu boleh, tapi sewajarnya
saja. Ingat, anak akan melihat perilaku orang di sekitarnya dan
menirunya.
3.Diam Bukan Solusi
Membiarkan anak menjadi pemarah dapat membentuk kepribadian yang tidak
menyenangkan. Sifat yang dibangun dari kecil akan terus mengakar dalam
karakter dirinya. Anda sebagai orangtua harus mendidik anak pemarah
dengan sabar. Rangkul anak, lalu ajak diskusi bersama. Dengarkan semua
keluhan mereka. Kemudian, cari solusi terbaik bagi Anda dan si kecil.
4.Mencegah Kemarahan yang Berlebihan
Marah adalah sebuah bentuk emosi yang dirasakan. Anak pun begitu. Akan
tetapi, marah yang tidak dapat dikontrol harus dihentikan. Ketika si
buah hati marah dan bertindak di luar batas, beritahu mereka. Sampaikan
maksud Anda dengan keibuan, tapi tegas. Berikan konsekuensi yang dapat
mengajarkan anak bahwa hal itu tidak baik. Jangan lelah untuk membantu
si kecil berubah.
8 TIPS MENYIASATI RASA JENUH BEKERJA
MULAI malas-malasan dalam bekerja, prestasi kerja menurun, enggan
masuk kantor, serta tidak bersemangat saat di kantor bisa menjadi
indikasi kamu mengalami kejenuhan dalam bekerja. Sebelum mendapat
teguran dari atasan, segeralah cari solusi untuk menumbuhkan semangat
bekerja dalam dirimu. Berikut beberapa tips yang dapat menjadi jalan
keluar untuk menyiasati rasa jenuh di kantor seperti disitat dari Buku
13 Jurus Jitu Sukses di Dunia Kerja.
1. Cari tahu penyebab rasa jenuh tersebut
Penyebab rasa jenuh bisa datang dari dalam diri maupun dari
lingkungan di sekitar. Jika rasa jenuh itu berasal dari dirimu, mulailah
membangun sugesti positif terhadap bidang pekerjaan dan tugas-tugas
yang diberikan kepadamu. Bersyukur atas pekerjaan yang kamu terima sebab
banyak orang yang menginginkan pekerjaan namun tidak mendapatkannya.
Namun, jika kejenuhan ini berasal dari faktor lingkungan, misalnya rekan
kerja atau atasan yang tidak bersahabat dapat kamu jadikan tantangan
untuk memberikan hasil kerja yang baik sehingga nantinya mereka justru
merasa segan.
2. Pikirkan hal menyenangkan dari pekerjaan yang kamu tekuni
Ingat dan pikirkan kembali hal-hal menyenangkan yang kamu peroleh
selama menekuni pekerjaan tersebut. Jadikanlah hal itu sebagai motivasi
untuk kembali bersemangat dalam bekerja.
3. Carilah teman di kantor
Dengan memiliki teman, kamu memiliki tempat untuk berbagi keluh-kesah
atau sekadar melakukan hobi bersama, seperti wisata kuliner atau
menonton film. Kehadiran teman membuatmu tidak merasa sendirian dan
melupakan sejenak rasa jenuh terhadap pekerjaan.
4. Tiru teman yang sangat mencintai pekerjaannya
Selama hal tersebut positif, contohlah perilaku rekan kerjamu.
Perhatikan atau berbagi mengenai caranya mengatasi beban pekerjaan yang
begitu berat. Jadikan cara jitunya sebagai inspirasi bagimu untuk
menambah motivasi bekerja.
5. Manfaatkan jatah cuti
Refreshing adalah langkah cepat dan tepat dalam menghilangkan rasa
jenuh. Manfaatkan jatah cuti yang diberikan kantor dan lakukan liburan
singkat yang dapat membuatmu rileks serta kembali segar.
6. Rencanakan masa depan
Saat mengalami fase jenuh, inilah waktu yang tepat bagimu untuk melihat
dan menata kembali rencana masa depanmu. Apakah kamu akan tetap bertahan
pada pekerjaan tersebut atau akan pindah ke bidang lainnya. Rencana
masa depan yang jelas, dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan
semangat kerja.
7. Ubah suasana kerja
Perubahan suasana ini bisa berupa pengaturan ulang meja dan peralatan
kantor di sekitarmu serta mengakrabkan diri dengan rekan kerja.
Pajanglah berbagai benda atau foto di atas sekeliling meja yang selalu
membuatmu bahagia dan termotivasi untuk bekerja.
8. Nikmati pekerjaanmu
Dengan menikmati bidang pekerjaan yang kamu tekuni, pekerjaan seberat
apapun akan terasa ringan. Namun, jika bekerja secara terpaksa, maka
pekerjaan yang ringan akan menjadi berat dan pekerjaan yang berat akan
semakin berat.
5 TANDA SI DIA TAK CINTA
Jangan tertipu pria yang hanya ingin memanfaatkan hubungan bagi keuntungan mereka.
Saat jatuh cinta, seseorang hanya melihat kekasih sebagai seorang
yang sempurna. Apalagi bila hubungan telah jauh melibatkan fisik. Namun
kerap kali Anda tentu bertanya apakah dia benar-benar mencintai Anda?
Pakar cinta dan seks Dr Jane Greer mengatakan, jangan mudah tertipu pria
yang hanya ingin memanfaatkan pasangan demi sebuah hubungan fisik
semata. Ada lima tanda-tanda untuk mengetahui apakah dia serius atau
berpura-pura, seperti dikutip GalTime.
1. “Aku hanya ingin bersamamu”
Dari sini, muncul pertanyaan, “Kalau begitu, ada siapa lagi?”, “Siapa lagi yang kau inginkan?” dan “Apa artinya itu?”
2. “Aku ingin kau melahirkan anak-anakku”
Menurut Greer, kata-kata ini terucap saat seseorang sedang bergairah.
Dan, dia mengatakannya hanya sebagai cara untuk memperoleh keinginannya,
bukan perasaan yang sebenarnya.
3. Dia tidak memperlihatkan rasa sayang
Saat Anda mencium atau memperlihatkan kasih sayang, dia tak pernah
membalasnya. Tak jarang Anda menemukan, dia merasa khawatir kalian
dilihat orang lain. Bila ada tanda-tanda demikian, sebaiknya
pertimbangkan kembali hubungan ini.
4. Dia berjanji namun mengingkarinya
Jika dia selalu berjanji bahwa kalian akan kencan berdua atau Anda akan
diajak bertemu keluarganya, tapi semua tak pernah terjadi. Ada alasan
mengapa ia tak menepati janji: dia mungkin merasa belum menemukan
pasangan yang cocok dengannya.
5. Dia selalu membicarakan masa depan yang tak pernah terjadi
Meski begitu, masa depan yang selalu dia umbar tak pernah terjadi. Greer
mengingatkan, bila hal yang paling mencolok dalam hubungan kalian
adalah seks semata, kemungkinan besar kekasih Anda hanya berpura-pura
mencintai Anda demi memenuhi kebutuhan biologisnya saja.
Sebaiknya, mulailah memerhatikan gelagatnya sebelum dia menemukan
seseorang yang dianggap lebih sesuai dan meninggalkan Anda. Atau, Anda
telanjur membawanya ke dalam kehidupan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar