Powered By Blogger

Sabtu, 25 Februari 2012

ILMU JIWA

Ekspresi-ekspresi Jiwa dan Pengaruhnya ke Organ Tubuh


Ekspresi jiwa atau emosi yang dialami setiap orang baik saat senang atau sedih turut mempengaruhi organ-organ di dalam tubuhnya. Ekpresi senang, cemas, takut atau sedih punya pengaruh besar pada kinerja organ-organ tubuh.
Emosi adalah bagaimana tubuh merespons suatu perasaan yang bisa berupa kebahagiaan, kemarahan, kecemasan, kesedihan atau ketakutan. Emosi ini sebagai pengalaman metafisik yang dapat merespons secara biologis maupun psikologis.

Pengobatan tradisional China yang telah dipraktikkan selama lebih dari 5 ribu tahun lalu memiliki prinsip utama menggolongkan 5 sistem organ utama yang masing-masing terkait dengan emosi tertentu dan berdampak pada kesehatan.

Berikut ini beberapa emosi atau ekspresi jiwa yang mempengaruhi organ-organ di dalam tubuh seperti diungkapkan dalam pengobatan China, seperti dikutip dari Livestrong :

Kegembiraan
Gembira atau suka cita adalah emosi kepuasan yang mendalam dan berhubungan dengan jantung. Tapi ketika seseorang terlalu bersemangat untuk sukacita maka ia bisa mengalami insomnia, demam dan juga jantung berdebar-debar.

Kemarahan
Emosi ini berhubungan dengan kebencian, frustasi dan mudah marah. Emosi ini disimpan dalam hati dan kantung empedu, yang keduanya berfungsi memproduksi dan menyimpan cairan empedu. Kemarahan bisa mempengaruhi proses biologis yang banyak menyedot energi dan bisa menyebabkan sakit kepala, pusing serta tekanan darah tinggi.

Gelisah dan cemas
Ini adalah emosi khawatir yang berlebihan dan bisa mempengaruhi paru-paru serta usus besar. Kecemasan bisa menyebabkan orang tidak mampu menggunakan energi sehingga menderita sesak napas serta peradangan di usus besar.

Kesedihan
Emosi ini bisa menyebabkan orang menangis sehingga menciptakan keharmonisan di paru-paru dan menghambat energi beredar di seluruh tubuh, karenanya emosi ini bisa mengganggu paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan.

Melankolis
Emosi ini melibatkan pemikiran yang berlebihan dan melankolis, bisa mempengaruhi limpa dan menyebabkan kelelahan, lesu serta ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Selain itu emosi ini juga dapat menyempitkan sistem pencernaan dan membuat perut jadi penuh gas serta kembung.

Ketakutan
Emosi ini bisa menyebabkan ketidakharmonisan di dalam ginjal yang kadang membuat seseorang buang air kecil tanpa disengaja. Hal ini karena ketakutan yang ekstrim akan membuat seseorang kehilangan kontrol dari ginjal dan kandung kemih. Dalam jangka waktu pendek, ketakutan akan mempengaruhi jantung.







Pribadi Ini Rentan Jadi Korban Cuci Otak


Ada beberapa tipe manusia yang mudah terpengaruh mekanisme cuci otak.

Istilah cuci otak menjadi perbincangan seiring pemberitaan tentang Negara Islam Indonesia yang menghangat belakangan ini. Mekanisme ini juga disebut-sebut sebagai cara teroris merekrut anggotanya untuk melakukan tindakan tak rasional.

Dr Surjo Dharmono Sp.KJ (K), staf bagian psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menyebut mekanisme itu sebagai bagian dari ilmu kognitif terapi.

“Ilmu ini mempelajari tentang pembelajaran yang salah sehingga tercipta suatu personality atau perilaku yang salah,” katanya dalam acara Pfizer Press Circle dengan tema ‘Mengelola Stres dengan Benar’, FX Plaza, Senayan.

Menurutnya, ada beberapa tipe manusia yang mudah terpengaruh mekanisme cuci otak. Mereka umumnya memiliki ciri kepribadian yang labil dan rentan mengalami gangguan jiwa. Sementara tipe manusia dengan kepribadian yang stabil dan dewasa, tidak akan mudah masuk dan terjerumus dengan tindakan cuci otak.

“Jika terlanjur masuk pun, mereka yang memiliki kepribadian stabil, akan mudah keluar. Namun, bagi mereka dengan kepribadian labil akan mudah terpengaruh dan sulit untuk keluar. Bahkan bisa timbul keinginan bunuh diri karena perasaan yang kacau akibat adanya paksaan dan tekanan,” ucapnya.

Profesor Dr Jalaluddin Rachmat, pakar psikologi komunikasi dari Universitas Padjajaran menambahkan, mekanisme cuci otak sering digunakan ajaran tertentu untuk memperluas jaringan.

“Caranya dengan membatasi informasi si target, tidak boleh terima informasi dari luar. Dan, biasanya ada kepatuhan mutlak pada pimpinan, sehingga jika sudah terjerat sulit keluar. Jika memaksa ingin keluar akan terancam nyawanya.“

Mereka yang menjadi target cuci otak, pergaulannya pun akan dibatasi, hanya boleh bergaul dengan komunitasnya saja. Identitas aslinya pun seringkali diganti, ditanamkan perasaan bersalah yang berlebihan. Mereka juga dibikin gila terlebih dahulu, dibuat agar merasa ketergantunga terhadap kelompoknya.

“Orang-orang yang sedang mengalami frustasi, mereka yang baru beradaptasi dengan lingkungan baru, mengalami kegelisahan, merasa terasing, akan lebih mudah dicuci otaknya. Terutama wanita, mereka lebih rentan dipengaruhi oleh kelompok-kelompok tersebut,” katanya.

Untuk kembali ke kondisi yang normal, butuh proses konseling yang sangat lama. Efek cuci otak ini pun bisa menimbulkan gangguan kejiwaan yang cukup serius







Kesepian Bikin Tidur Tak Nyenyak

Perasaan kesepian sudah lama diketahui berdampak negatif bagi kesehatan. Menurut studi terbaru, dampak paling terasa dari rasa kesepian adalah berkurangnya kualitas tidur.

Dalam penelitian, orang-orang yang memiliki skor kesepian paling tinggi dilaporkan bangun lebih sering di malam hari. Periode bangun yang sering itu disebut juga dengan tidur yang terfragmentasi (fragmented sleep).

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep itu menyebutkan, tidur yang terfragmentasi tersebut mungkin menjadi penyebab mengapa rasa kesepian bisa berbahaya bagi kesehatan.

“Tidur merupakan kunci untuk tetap sehat. Dari riset ini diketahui orang yang kesepian terbangun lebih sering di malam hari sehingga kualitas tidur mereka menurun,” kata ketua peneliti Lianne Kurina.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 95 orang dewasa di daerah pinggiran Dakota selatan, Amerika Serikat. Seluruh partisipan studi bukanlah orang yang secara sosial terisolasi. Namun, mereka yang masuk kategori kesepian diketahui merasa tidurnya lebih sering terganggu.








Rasa Cemas dan Takut Tingkatkan Agresivitas Kanker Payudara


Penyebab stres (stresor) psikososial yang menyebabkan ketakutan, kecemasan dan enggan bergaul dengan orang-orang sekitar, telah dikaitkan dengan perkembangan kanker payudara. Stresor tersebut dapat meningkatkan agresivitas perkembangan kanker payudara.
Peneliti dari University of Illinois di Chicago menemukan bahwa pasien kanker payudara dengan tingkat stres tertinggi memiliki tumor yang paling agresif. Stres berperan dalam sistem saraf otonom, yang merupakan faktor yang mempunyai pengaruh dalam mengatur denyut jantung, tekanan darah, otot dan kelenjar.

Penelitian ini melibatkan 989 wanita yang telah didiagnosa dengan kanker payudara dalam 3 bulan sebelumnya. Penelitian dilakukan untuk menilai tingkat stres peserta penelitian dan menemukan bahwa, para wanita dengan tingkat stres yang lebih tinggi memiliki peningkatan kejadian kanker payudara yang agresif.

Sekitar 38 persen dari partisipan juga lebih mungkin untuk memiliki estrogen-receptor negative tumor. Biasanya pada kondisi tersebut seseorang tidak akan merespon pemberian terapi obat seperti tamoxifen.

“Namun mekanisme mengenai hubungan stres psikososial dan agresivitas kanker payudara belum jelas,” kata Garth Rauscher, yang memimpin penelitian tersebut seperti dilansir dari HealthNews.
Peneliti menyimpulkan bahwa, tingkat stres dalam kehidupan pasien mempengaruhi agresivitas kanker payudara. Hal Ini memungkinkan bahwa seseorang yang didiagnosa dengan kanker payudara yang lebih agresif akan membutuhkan perawatan stres yang lebih intensif.

Black dan Latina, dua orang perempuan yang terlibat dalam penelitian ini menunjukkan nilai stres yang lebih tinggi. Sehingga kedua perempuan tersebut memiliki tingkat agresivitas kanker yang lebih tinggi.

Perbedaan rasial pada wanita yang didiagnosa menderita kanker payudara bukanlah hal baru. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology pada bulan Juli 2011 menyatakan bahwa wanita kulit hitam lebih mungkin meninggal akibat kanker payudara dibandingkan wanita kulit putih.

Kelompok wanita kulit hitam di Amerika Serikat cenderung memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan wanita kulit putih. Namun, para peneliti belum dapat menemukan hubungan antara tingkat kelangsungan hidup dan obesitas.

Beberapa peneliti telah menghubungkan kedua hal tersebut dengan perbedaan dalam biologi tumor dan akses perawatan kesehatan yang sangat berperan untuk penyembuhan penyakit.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, sekitar 210.000 kasus baru kanker payudara telah didiagnosa setiap tahun. Dan diperkirakan setiap tahun, hidup 40.000 wanita bergantung pada penyakit ini. Disarankan untuk melakukan mammogram tahunan dimulai pada usia 40 tahun dan akan dilakukan pemeriksaan ulang setiap 1-2 tahun.

Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di dalam sel-sel payudara. Ada berbagai jenis kanker payudara, tetapi kanker yang dimulai di saluran susu (duktal karsinoma) adalah jenis yang paling umum.

Setelah kanker kulit, kanker payudara adalah kanker paling umum didiagnosis pada wanita di Amerika Serikat. Kanker payudara dapat terjadi pada pria dan wanita, tetapi itu jauh lebih umum pada wanita.

Tingkat kelangsungan hidup kanker payudara telah meningkat dan jumlah kematian telah menurun, berkat sejumlah faktor seperti deteksi dini, pengobatan baru, dan pemahaman yang lebih baik dari penyakit tersebut. Rasa Cemas dan Takut Tingkatkan Agresivitas Kanker Payudara.






Stres Bisa Bikin Orang Gatal-gatal


Terkadang seseorang bisa mengalami gatal-gatal tanpa adanya sebab yang jelas. Jika memang seperti itu ada kemungkinan stres yang dialami sebagai penyebabnya.
Segala sesuatu yang dipikirkan bisa berdampak terhadap tubuh termasuk stres. Stres dan kecemasan yang dialami bisa mengganggu metabolisme dan sistem kekebalan tubuh yang nantinya berujung pada timbulnya penyakit.

Gangguan yang terjadi akibat stres bisa mempengaruhi kulit, fungsi pencernaan, sirkulasi darah dan hormon. Gatal-gatal atau ruam pada kulit yang disebabkan oleh stres adalah salah satu hal yang umum terjadi.

Hingga saat ini memang belum diketahui dengan pasti bagaimana stres bisa membuat seseorang merasa gatal-gatal. Tapi ada kemungkinan hal ini berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun akibat stres, sehingga menyebabkan gatal-gatal atau dikenal dengan stress rashed, seperti dikutip dari Medicinenet.

Salah satu teori mengungkapkan stres bisa mengganggu metabolisme yang nantinya berujung pada melemahkan sistem kekebalan tubuh serta terganggunya produksi hormon di dalam tubuh. Gabungan ketiga kondisi ini akan menimbulkan masalah pada dermal atau kulit.

Jika sebagian besar hormon terganggu maka kelenjar sebasea akan menjadi lebih aktif dan ditambah dengan adanya keringat berlebih selama seseorang gelisah atau stres. Hal ini akan membuat kotoran dan bakteri terakumulasi yang menyebabkan pori-pori kulit terganggu.

Selain itu metabolisme yang lamban membuat tubuh tidak bisa mengekstrak nutrisi dari makanan dengan baik yang menyebabkan proses buang air besar menjadi bermasalah. Dengan begitu maka tubuh akan menumpuk racun di dalam darah yang akhirnya menimbulkan masalah pada kulit termasuk ruam.

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk meringankan gatal-gatal akibat stres yaitu dengan mencegah datangnya stres seperti belajar relaksasi, meditasi dan manajemen stres yang diikuti dengan menggunakan pakaian longgar, menghindari produksi keringat berlebih, serta hindari mandi air hangat.

Selain itu konsumsi air yang cukup, makanan yang kaya akan serat untuk membantu mengatur pergerakan usus serta mengonsumsi vitamin dan antioksidan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan racun dan infeksi dari dalam tubuh.







Tanda-tanda Lupa yang Patut Diwaspadai


Lupa adalah hal yang sering dianggap lumrah oleh banyak orang, apalagi jika terkait dengan pertambahan usia. Tapi ada beberapa jenis lupa yang patut diwaspadai yang mungkin itu adalah pertanda dari penyakit serius.
Lupa merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam memori otaknya. Seiring bertambahnya usia, kemampuan memori otak juga akan menurun.

Tapi jika masih muda sudah mengalami masalah lupa yang parah hendaknya hal itu jangan dianggap remeh. Memang terlalu banyak informasi yang diterima oleh otak juga kadang membuat orang tidak fokus dan akhirnya menjadi lupa.

Tapi lupa-lupa seperti di bawah ini menurut The American Academy of Family Physicians hendaknya patut diwaspadai karena kehilangan memori jenis tertentu dapat menunjukkan sesuatu yang jauh lebih serius seperti dilansir Epharmapedia .

1. Tiba-tiba melupakan hal-hal jauh lebih sering daripada yang pernah terjadi
2. Memiliki kesulitan mengingat hal-hal yang telah dilakukan berkali-kali
3. Memiliki kesulitan mempelajari hal-hal baru
4. Menceritakan cerita hal yang sama atau kalimat yang sama berulang kali dalam percakapan
5. Mengalami kesulitan dalam membuat keputusan
6. Memiliki kesulitan mengingat ulang kejadian sehari-hari.

Salah satu penyakit lupa yang paling ditakuti adalah alzheimer yang merupakan penyakit neurodegeneratif atau penurunan fungsi saraf otak. Meskipun penyakit ini kebanyakan diderita usia lanjut, tapi tidak menutup kemungkinan orang yang belum lanjut pun dapat mengalaminya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan memori dan mengurangi risiko mudah lupa, yaitu tetaplah aktif secara mental, sosial dan fisik, serta mengonsumsi makanan yang bisa menyehatkan otak seperti rendah lemak dan kolesterol tapi kaya akan sayuran berwarna gelap dan juga buah-buah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar