Powered By Blogger

Rabu, 11 Januari 2012

MOTIVASI ALA PAK MARIO

Tantangan Kehidupan

Alkisah, sebuah desa di atas bukit dilanda musim kemarau enam tahun beturut-turut. Suasana desa terasa sedih, putus asa, dan merana. Di tepi desa, tinggal seorang lelaki setengah baya yang punya tiga anak pria dewasa. Namun semuanya pemalas, tak pernah mau mencari pekerjaan. Alasannya, di mana-mana susah, karena musim kemarau itu. Semua nasihat sang ayah hilang begitu saja. Mereka lebih suka melamun dan tidur.

Di belakang bukit yang mengelilingi desa itu, ada sebuah desa sangat subur. Di tengahnya mengalir sungai yang tak pernah kering. Andai kata ada yang mampu memindahkan gunung, dan mengubah aliran sungai, desa itu bakal memiliki air cukup, dan tak akan lagi kekeringan. Namun di desa itu tak ada seorang pun yang berani berpikir untuk memindahkan sang gunung. Sesuatu yang tak mungkin.

Uniknya, lelaki setengah baya yang tinggal di tepi desa tadi akhirnya terpanggil untuk menyelesaikan tantangan yang tidak mungkin itu. Suatu hari, setelah fajar, sang lelaki membulatkan tekadnya. Ia mengambil cangkul dan mulai berjalan ke gunung. Ia bekerja dari subuh hingga matahari tenggelam, tak kenal lelah. Mencangkul dan mencangkul.

Setelah seminggu ia bekerja, akhirnya anak-anaknya pun mulai memperhatikan ulah sang ayah. Ketika diceritakan bahwa sang ayah ingin memindahkan gunung, ketiga anaknya terbahak-bahak. Mereka menganggap ayahnya gila, dan mau melakukan hal yang tak mungkin. Sang ayah terdiam saja. Ia terus melanjutkan pekerjaannya dari hari ke hari. Sebulan kemudian, cerita ini menyebar ke seluruh desa. Sang lelaki itu kini malah dijuluki gila oleh semua warga desa.

Ketiga anak lelaki itu lama-lama malu dengan olokan warga desa. Hingga suatu hari mereka memutuskan membantu ayahnya. Sejak itu, keempat lelaki itu selalu berangkat subuh, dan mencangkul gunung hingga matahari tenggelam. Setelah beberapa bulan mereka bekerja, warga desa mulai melihat sebuah lubang besar di gunung. Tak lama kemudian, seluruh desa ikut bergabung. Setahun lebih, gunung itu bolong. Air mengalir melalui sebuah terowongan. Desa itu tak pernah lagi kekeringan.

“Nothing is impossible.” Tidak ada yang tidak mungkin. Jangan pernah menganggap remeh sebuah cita-cita atau angan-angan. Rahasianya, bagaimana mengubah cita-cita itu menjadi sebuah tantangan nyata. Kalau sudah menjadi tantangan, pasti bisa dikerjakan dan pasti memberikan hasil.

Cita-cita dan angan-angan hanya akan menjadi lamunan kosong kalau tidak kita wujudkan menjadi tantangan kehidupan. Tantangan adalah sebuah “road map“, peta yang melukiskan hal-hal yang harus kita kerjakan untuk mencapai sebuah prestasi besar.

Cita-cita dan angan-angan adalah roh. Tantangan adalah tubuh tempat roh bersemayam. Tanpa tantangan, roh itu hanya akan melayang-layang dan kehilangan wujudnya. Kalau Anda punya visi, cita-cita, dan angan-angan, jangan lupa menerjemahkannya menjadi tantangan yang bisa memotivasi keikutsertaan orang-orang terdekat Anda.








Mario Teguh Golden Ways 18 Oktober 2009 : Reaksi Pengubah Hidup

resume dari acara Mario Teguh Golden Ways MetroTV, edisi 18 Oktober 2009, dengan Topik “Reaksi Pengubah Hidup”. Bereaksi yang membahagiakan kita adalah dengan bereaksi seperti dengan cara-cara orang yang berbahagia. Orang bahagia itu akan selalu senyum, bersyukur, dan damai. Karena definisi kebahagiaan adalah kegembiraan dalam perasaan damai yang penuh kesyukuran. Berikut resume lengkap yang bisa kami catat:

Banyak diantara kita yang hanya menjadi pribadi yang mensyaratkan kejadian yang baik untuk dia, dan merasa berbahagia. Hal ini tidak salah karena kehidupan ini isinya kejadian. Sebagian kejadian kita harapkan baik dan sebagian tidak. Tetapi yang menjadikan kehidupan ini besar, kuat dan berbahagia, bukan karena tepatnya pilihan kejadian. Tetapi apapun yang terjadi, kita menggunakannya sebagai alat untuk memperkuat, memperbesar dan membahagiakan hidup kita.

Itu sebabnya kita berbicara mengenai ‘Reaksi Pengubah Hidup’. Bukan kejadian yang merendahkan kualitas hidup, tetapi bagaimana kita berekasi dan menjadikannya sebagai penguat kehidupan kita.

Kejadian yang terjadi kepada kita, lebih banyak yang tidak kita pilih. Hujan, gempa, banjir terkadang fitnah, ujian, nemu uang adalah contoh beberapa kejadian yang tidak bisa kita pilih. Semua yang teradi ini mungkin bukan pilihan, tetapi reaksi kita terhadapnya itu masalah keputusan kita.

Orang2 yang bereaksi baik, akan mendapatkan reaksi baik dari orang lain. Apabila sesuatu yang buruk teradi kepada saya, dan saya bereaksi buruk, maka kualitas rekasi saya memantaskan saya bagi reaksi buruk berikutnya.

Jadi apapun yang terjadi kepada kita, itu mungkin bukan pilihan kita, tetapi bagaimana kita menjadi pribadi setelah itu, sepenuhnya dalam tanggung jawab kita.

Kehidupan ini tidak mengijinkan perjalanan yang datar, yang langsam, dan yang lapang. Kehidupan hanya mengijinkan dua arah perjalanan. Kalau anda sedang tidak naik, berarti anda sedang turun.

Karena ingat setiap dari kita ini, menua, melemah, melupa, dan melamban. Sehingga peluang mendapatkan pendapatan yang sama, itu menjadi tidak sama karena kita menjadi pribadi yang lebih lemah. Sehingga apabila kita menginginkan hasil kita yang lebih besar, maka kemampuan kita untuk mempengaruhi kita dan orang lain, harus lebih kuat daripada proses pelemahan diri kita.

Orang yang paling harus lebih berhati-hati adalah orang yang hidupnya merasa ‘Begini-begini saja’. Banyak orang yang hidupnya merasa ‘begini-begini saja’, sebenarnya tidak demikian, melainkan hidupnya melemah. Karena kalau gaji kita naik 10% bukan suatu kenaikan, kalau harga kebutuhan kenaikannya lebih dari itu.

Jadi berhati-hatilah jika hidup anda merasa ‘begini-begini saja’, berarti anda tidak lebih mampu daripada keharusan-keharusan anda. Kita semua harus belanja, harus membiayai anak sekolah, harus membangun rumah yang sehat, harus memiliki kendaraan yang baik. Ini semua keharusan, dan orang yang merasa hidupnya datar adalah orang yang sedang turun tetapi dia sedang diberi tahu, bahwa dia harus memperbaiki hidupnya dengan perasaan hampir tidak berdaya itu.

Kalau kita melihat sesuatu yang harus diperbaiki, reaksi orang yang beirman adalah memberikan dirinya sendiri melakukan sesuatu dengan bertindak. Kalau tidak bisa melakukannya dengan otot sendiri, ia akan datang untuk menyampaikan nasihat, mengundang orang untuk membantu. Kalau hal ini tidak bisa, maka kita mendo’akannya. Hal terakhir ini juga termasuk keimanan, walaupun dikategorikan lemah.

Apapun yang terjadi adalah pemberitahuan agar kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Kejadian yang baru2 ini terjadi kepada saudara kita di Padang, adalah pemberitahuan bahwa kita masih ada semangat untuk bergotong royong.

Meskipun tidak kita lihat dalam keseharian kita, tetapi yang terjadi sudah menggambarkan bagaimana cepatnya orang menghadirkan dirinya sendiri, untuk berada disamping saudara2 kita yang membutuhkan bantuan. Dan orang yang menitipkan sebagian rejekinya untuk saudara yang terkena bencana, adalah sama baiknya, karena mereka juga membutuhkan dana untuk memperbaiki kehidupan.

Marilah kita menjadikan diri kita untuk menjadi pribadi yang memudahkan untuk membantu, karena itu yang menjadikan kita menjadikan pribadi yang baik. Kita tidak bisa dilebihkan, kalau kita tidak mau memberi.

Kita sebagai manusia, bukan mahluk yang tidak akan menua, merapuh, melapuk dengan berjalannya waktu. Karena kita akan menua, merapuh dan melapuk, maka kewajiban kita adalah memperbaiki diri. Jadi pribadi yang aktif mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan hidup yang baik.

Orang yang mengatakan motivasi itu tidak penting, karena dia merasakan setelah bersemangat, maka semangatnya akan hilang. Orang ini yang tidak perlu mandi, karena setelah mandi akan kotor lagi.

Kita dilahirkan dengan bakat2 kebaikan kita, tetapi pada saat yang sama, kalau kita tahu yang baik, maka tahu yang tidak baik. Masalahnya kita sering memelihara dan membesarkan hal yang tidak baik.

Kita bereaksi cepat pada perlakuan tidak baik orang lain. Sehingga secara hukumnya yang kita perhatikan tumbuh, maka orang yang memperhatikan yang negatif, negatif dalam dirinya tumbuh. Maka berfokuslah pada yang positif.

Takdir itu tidak merampas apapun dan dari siapapun, karena takdir itu sesuatu yang harus dibuktikan. Orang yang tidak tahu takdirnya, sebagaimana kita semua tidak satupun yang mengetahui takdinya, mengetahui tanggung jawabnya untuk menjadi sebaik-baiknya pribadi, agar pantas bagi sebaik-baiknya takdir.

Bereaksi yang membahagiakan kita adalah dengan bereaksi seperti dengan cara2 orang yang berbahagia. Orang bahagia itu akan selalu senyum, bersyukur dan damai. Karena definisi kebahagiaan adalah kegembiraan dalam perasaan damai yang penuh kesyukuran. Maka ia akan bereaksi sangat santun kepada orang, tidak marah berlebihan kalau haknya diambil, karena itu juga kemauan Tuhan.

Jika kejadian burukpun terjadi kepadanya, dia juga tidak akan macam2, karena dia sadar tengah berada dalam pengamatan Tuhan. Karena yang dikasihinya adalah jiwa kecil yang lemah, yang diberi penderitaan tetapi tetap ber-Tuhan.

Ada orang yang syarafnya Paranormal, bahkan ketika sesuatu belum terjadipun sudah mengeluh. Panjangkanlah perkiraan baik kita, orang sudah berekasi baik saat dia tidak bergerak, menjadi pribadi yang tidak baik jika ada yang tidak baik terjadi.

Karena kita tidak tahu takdir, mengapa kita sibuk mengkait-kaitkan kehidupan ini dengan hal yang tidak kita ketahui.

Berfokuslah pada yang kita ketahui, seperti pentingnya kejujuran, memegang amanah, menghargai orang lain, juga berbicara baik – apapun takdirnya. Karena kalau ada orang yang sangat baik, tidak mungkin Tuhan Yang Maha Pengasih menjadikan orang ini untuk disusahkan. Seandainya ada rencana penyiksaan orang, maka Tuhan akan mengubah rencana ini, karena orang ini sudah berubah menjadi lebih baik.

Apapun yang terjadi, jadikanlah diri Anda penolong dan kekuatan yang mengangkatnya. Orang itu kalau berdo’a untuk dua hal, satu untuk pertolongan, dan dua untuk kekuatan. Jadi orang yang menolong orang lain, adalah orang yang diijinkan meneruskan kebaikan dari Tuhan. Lalu kalau kita membantu menggunakan tenaga, pikiran, dan semangat, kita telah menjadi kekuatan yang datang dari sisi Tuhan.

Tidak ada keinginan diatas kemampuan kita nanti. Yang ada itu keinginan diatas kemampuan kita sekarang. Kemamapuan kita itu tumbuh, jadi jangan kecilkan keinginan. Lebih baik gagal mengupayakan sesuatu yang besar, daripada berhasil mengupayakan sesuatu yang kecil. Jadi kalau begitu jangan batasi keinginan, tapi upayakan pertumbuhan kemampauan.

Orang yang melewati sebuah pintu dan tidak berlama-lama melihat pintu, adalah orang yang segera ingin sampai. Tapi banyak orang yang ketika melewati pintu, malah mengamati pintu itu dalam waktu yang lama. Orang2 tipe kedua ini hidupnya akan lambat, karena dia menganalisa kejadian dan memprotes kejadian, padahal semua kejadian adalah pemberitahuan agar kita memperbaharui kehidupan. Jadi, apapun yang terjadi melangkahlah.

Ilustrasinya ada sebuah kampung yang terbakar. Penduduk kampung tersebut terbagi menjadi 2 kelompok, kelompok A memutuskan pindah ke kampung lain, dan memulai hidup baru. Sementara kelompok B memilih tetap tinggal dan hanya menuntut penggantian kepada orang yang mengakibatkan kampungnya terbakar. Sudah dipastikan 12 bulan kemudian yang lebih berhasil adalah kelompok A, karena kelompok ini meminta bantuan dari Tuhan, sementara kelompok lainnya hanya meminta bantuan dari orang lain.

Kebiasaan adalah sesuatu yang kecil, yang dilakukan berulang-ulang. Dan kita itu dinamai sesuai dengan kebiasaan kita. Jadi orang yang ingin mengubah namanya harus mengubah kebiasaannya. Dan cara mengubah kebiasaan itu adalah dengan memperbaiki hal-hal kecil yang diulanginya.

Jadi orang yang mau bereaksi baik dalam kehidupan adalah melatih yang kecil-kecil. Kebahagiaan akan mudah datang karena kita mendahulukan kebiasaan2 baru yang baik, sehingga namanya-pun akan baik.

Ada suatu pribahasa: orang yang penakut dikalahkan oleh orang yang berani, orang yang berani dikalahkan oleh orang yang nekad, orang yang nekad dikalahkan oleh orang yang gila. Tetapi semua kelompok ini akan dikalahkan oleh orang yang ‘BERUNTUNG’ karena dia berada dalam perawatan Tuhan langsung.

Jadi kalau anda merasa kurang pandai, semakin dekatlah dengan Tuhan. Sehingga keberanian itu kalau tidak kita miliki, bisa kita ganti dengan keberserahan kepada Tuhan Yang Maha Berani.

Semua yang kita inginkan, tidak berada di tempat kita sekarang. Itu sebabnya kita sulit mensyukuri apa yang sudah kita miliki. Jadi orang yang mau menemukan keberhasilan yang telah dimilikinya, harus belajar mensyukuri yang telah dimilikinya.

Kita itu menginginkan yang belum kita miliki, padahal kebahagiaan itu dibangun dari menginginkan yang sudah kita miliki.

Yang menaruh keinginan di hati kita adalah Tuhan. Dan Tuhan itu Maha Pengasih, Beliau tidak mungkin menaruh keinginan di hati kita tanpa kewenangan untuk mencapainya. Kalau kita bergaul pada lingkungan2 yang baik, maka kita akan dibantu untuk menemukan kemampuan itu.

Bersyukur itu harus, dan lebih bersyukur itu hak. Jangan berhenti menginginkan lebih, karena dengan menginginkan lebih, lalu kita bekerja keras, kita mensyukuri dalam kelas2 yang lebih tinggi.

Tuhan mengutus pribadi2 mulia dan menurunkan kitab suci, supaya kita menjadi pribadi yang berpihak kepada yang baik, melakukan yang baik, dan supaya kita hidupnya baik.

Terkadang kita merasa kecil hati melihat bagaimana kita berlaku dalam sulitnya kehidupan. Kita terkadang sedih melihat kelakuan orang lain, tetapi sebenarnya yang lebih menyedihkan adalah memperhatikan kehidupan kita sendiri.

Semua kita akan mengalami kejadian, bisa baik dan bisa tidak baik, tetapi yang menjadikan kita pribadi yang kuat, mulia dan bahagia adalah kualitas dari reaksi kita terhadap kejadian.

Dan kita tidak bisa disebut orang kecil kalau kita bereaksi anggun terhadap yang terjadi. Menangislah sebentar, tetapi meangislah seperti orang besar. Marahlah sebentar, seperti marahnya orang bijak. Tapi segera setelah itu berlakulah baik dan katakanlah yang baik.

Karena apabila yang kita pikirkan baik, yang kita katakan baik, dan yang kita lakukan baik, kita tidak mungkin salah.

Maka,

Pilihlah reaksi yang memuliakan kehidupan, pilihlah reaksi yang memuliakan orang lain. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

Demikian resume dari acara Mario Teguh Golden Ways dengan Topik “Reaksi Pengubah Hidup”. Jika sekiranya didapati kekurangan – suatu kebahagiaan bagi kami, apabila sahabat sekalian berkenan mengoreksi serta menyempurnakannya.







Jangan Remehkan Kekuatan Sebuah Doa


Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan.

John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya. “Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang.”

John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. “Anda tidak mempunyai kartu kredit, Anda tidak mempunyai garansi,” alasannya.

Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata: “Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini.”

Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, “Tidak perlu,Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis.”

“Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja?”

“Ya, Pak. Ini,” katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.

“Letakkanlah daftar belanja Anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan Anda sesuai dengan berat timbangan tersebut.”

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat kebawah. Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, “Aku tidak percaya pada yang aku lihat.”

Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain.
Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan sipemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si Ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek: “Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam
tanganMu.”

Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya.

Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa. Maka, Jangan remehkan kekuatan sebuah doa. Sehingga tidak salah apa yang digaransikan Tuhan “Berdoalah kamu kepadaKu niscaya Aku perkenankan doa permohonan kamu” (QS: Al-Mukmin:60)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar