Powered By Blogger

Jumat, 13 Januari 2012

MOTIVASI ALA PAK MARIO

20 Cara Membahagiakan Istri


Rumahku Surgaku. Itulah harapan sebuah pernikahan. Memang, tidak mudah untuk mewujudkan harapan tersebut, bisa-bisa rumahku menjadi nerakaku. Dibutuhkan kerjasama yang harmonis diantara suami dan istri ketika mengarungi bahtera pernikahan. Selain itu, dibutuhkan pemahaman mengenai cara memelihara pernikahan agar tetap harmonis dan tahan terhadap badai ujian. Berikut penjelasan praktis dan padat karya Syekh Umar Bakri Muhammad “Nasihat Indah Untuk Suami Istri” yang diterbitkan oleh Cakrawala Publishing.

Rasulullah SAW bersabda :

“ Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik (perlakuannya) terhadap istri-istrinya dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap istri-istriku.”

Rasullullah SAW juga bersabda :

“ Tidak ada yang memuliakan wanita dengan sejati kecuali laki-laki yang pemurah (dermawan) dan tak seorangpun yang menghina mereka (wanita) kecuali laki-laki yang kasar.”

Tugas-tugas seorang suami kepada istrinya :

1. Hendaklah Anda selalu memperlihatkanlah wajah yang enyenangkan ketika masuk ke rumah, ucapkan salam Islam “assalaamu’alaikum” dengan senyuman yang manis, raih tangannya dan peluklah istri Anda dengan mesra.

2. Ketika berbicara, untaikan kalimat yang manis serta memikat istri Anda. Usahakan istri Anda merasa benar-benar diperhatikan dan menjadikannya wanita paling khusus untuk Anda. Untaian kalimat yang disampaikan kepadanya hendaknya jelas (ulangi jika perlu) dan panggillah istri Anda dengan sebutan yang dia sukai seperti ; manisku, sayangku, cintaku dan lain sebagainya.

3. Meskipun Anda mempunyai beban kerja yang banyak, luangkanlah waktu untuk beramah tamah dan bercengkerama dengan istri Anda. Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah SAW dimana beliau juga beramah tamah dan menghabiskan waktu bersama para istri beliau, meskipun pada saat itu beliau juga penuh dengan pekerjaan serta beban tanggung jawab yang sangat besar.

4. Mainkanlah suatu permainan ataupun selingan yang menggembirakan bersama istri Anda. Hal ini dinyatakan dalam suatu hadist bahwa Rasullah SAW bersabda :

“ Semua hal yang di dalamnya tidak menyebut nama Allah SWT, adalah suatu kesia-siaan, kecuali dalam empat hal : seorang laki-laki yang sedang bermain dengan istrinya, melatih kuda, membidik di antara dua sasaran, serta mengajarkan berenang.”

5. Membantu pekerjaan sehari-hari rumah tangga. Usahakan Anda membantu dan menolong istri Anda dengan tugas-tugas keseharian rumah tangga Anda, seperti membeli makanan, mempersiapkan makanan, membersihkan serta mengatur rumah, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti ini akan membawa kebahagiaan tersendiri pada diri istri Anda dan tentu saja akan semakin memperkuat cinta Anda dan hubungan Anda bersama sang Istri.

6. Usahakan musyawarah selalu menghiasi rumah tangga Anda. Bermusyawarahlah dengan istri Anda, dalam setiap permasalahan. Pendapat yang di sampaikan Ummu Salamah kepada Rasulullah SAW pada saat perjanjian Hudaibiyyah adalah suatu kejadian yang sangat terkenal. Hal ini merupakan cara yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk bermusyawarah dengan para istri dan para sahabat beliau.

7. Ketika Istri Anda sedang berkunjung ke tempat saudaranya, teman-temannya, serta orang-orang saleh, maka temanilah istri Anda.

8. Tata cara melakukan perjalanan dan meninggalkan istri di rumah. Jika Anda tidak bisa membawa serta istri Anda dalam perjalanan, maka ucapkanlah selamat tinggal dengan penuh rasa sayang, bekalilah istri Anda dengan persediaan kebutuhan sehari-hari dan uang secukupnya, mintalah istri Anda untuk mendo’akan Anda, sering-seringlah untuk menghubungi istri Anda. Jangan lupa untuk meminta pertolongan kepada orang yang Anda percayai untuk menjaga keluarga Anda selama Anda bepergian. Persingkat perjalanan Anda jika dirasa sudah tidak penting lagi dan pulanglah dengan membawa oleh-oleh. Hindari untuk pulang pada malam hari atau pada saat-saat yang tidak diharapkan.

9. Dukungan keuangan. Tumbuhkanlah sikap dermawan pada diri Anda (tidak pelit) dalam urusan pengeluaran rumah tangga Anda, tentunya harus sesuai dengan kemampuan keuangan Anda. Dukungan keuangan yang baik (tidak boros tentunya) akan sangat berguna untuk memelihara kestabilan perkawinan Anda.

10. Buatlah diri Anda agar selalu berbau harum dan perindah penampilan Anda . Allah SWT itu indah dan Dia menyukai keindahan. Maka selalu bersihlah Anda, rapi, dan pakailah parfum. Ibnu Abbas r.a. berkata :

“ saya menyukai keindahan diri saya sendiri untuk istri saya, seperti halnya saya menyukai keindahan istri saya untuk saya.”

11. Tentang hubungan seksual. Merupakan tugas dari suami untuk mencukupi kebutuhan serta hasrat seksual sang istri. Bisa jadi sekali waktu istri Anda sedang berada dalam masa yang sangat prima berkenaan dengan kesehatan fisik dan psikologisnya.

12.Penuh perhatian. Seorang suami muslim harus sangat perhatian dan penuh perasaan terhadap istrinya. Istri Anda pasti mengalami dan melewati bermacam-macam perubahan baik secara fisik dan psikologis. Pada saat-saat seperti itu, istri Anda sangat memerlukan suatu perlakuan yang mesra dan penuh perhatian, agar istri Anda bisa menghapus kesusahan dan kesedihan yang sedang dialaminya, serta menenangkan perasaannya yang mudah tersentuh.

13. Jagalah kerahasiaan perkawinan Anda. Diriwayatkan dalam sebuah hadist oleh Abu Sa’id Al-Khudry bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“ Sungguh di antara orang yang paling buruk di hadapan Allah SWT pada saat hari kebangkitan adalah laki-laki yang mendatangi istrinya untuk melakukan hubungan badan, dan dia membeberkan rahasia itu (tentang hubungan badan) kepada yang lain.”

14. Bekerja sama dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT, sholat berjama’ah dan selalu tingkatkan aktifitas Anda dalam beribadah kepada Allah SWT, seperti bersedekah, dzikir (mengingat Allah SWT), dan sholat pada malam hari (qiyamul lail). Rasulullah SAW bersabda :

“ Semoga rahmat Allah SWT dilimpahkan kepada laki-laki yang bangun pada malam hari dan membangunkan istrinya untuk sholat bersamanya, dan jika dia menolak maka percikkan air ke wajahnya”.

15. Selalu menunjukkan rasa hormat kepada keluarga dan teman istri Anda.

16. Usahakan untuk mendidik istri Anda tentang islam dan berilah istri Anda nasehat-nasehat.

17. Cemburu yang sewajarnya.

18. Bersabar dan berlaku lembutlah kepada istri Anda. Kendalikan amarah Anda dan buatlah sang istri untuk menghilangkan keragu-raguannya terhadap Anda, dan nasehatilah dia ketika melakukan suatu kesalahan.

19. Jadilah pema’af dan tegurlah istri Anda dengan cara yang baik dan sampaikan pada saat yang benar-benar tepat.

20. Jadilah seorang suami muslim yang sejati, dan terapkan semua yang pernah dibaca dan dipahami tentang Islam, dengan arif dan bijaksana.








Mario Teguh Golden Ways 23 Agutus 2009: Dusta Putih

Sahabat indonesia yang baik hatinya, dan yang sedang membangun kepantasan untuk ber-reaksi baik. Pada hari ke tiga bulan ramadhan ini, ijinkan kami untuk kembali menyampaikan point-point penting dari acara Mario Teguh Golden Ways MetroTV edisi 23 Agustus 2009. Tema yang dibawakan kali ini adalah ‘Dusta Putih’. Semoga di bulan yang penuh berkah ini kualitas pribadi kita bisa menjadi lebih baik lagi, dan menjadi jalan kebaikan bagi orang lain. Tanpa panjang lebar lagi, berikut adalah resume yang bisa kami catat:

dustaputih1

Kejujuran adalah sebuah kesaktian yang modern, sehingga orang-orang yang jujur hidunya lebih mudah berhasil. Tetapi ada dusta yang hitam yang sering dilakukan oleh orang yang gemar berdusta. Tetapi ada saat dimana orang-orang jujur harus berdusta, dan itu yang kita sebut Dusta Putih.

Tidak berarti tidak luka hatinya dalam dusta, karena semua dusta itu melukai. Yang jujur ketika harus berdusta, pasti terlukai hatinya, dan bisa melukai orang yang didustai serta orang yang melihat kita berdusta.

Kita harus tidak hanya menjadi pribadi profesioal, tetapi juga menjadi pribadi spiritual.Yang profesionalismenya berjalan sangat ajaib,ada banyak sekali ha-hal yang bisa dicapai oleh orang muda, tetapi tidak bisa dicapai oleh orang berpengalaman. Karena ada hal-hal yang bisa menepatkan orang-orang yang jujur.

Banyak orang ingin melakukan sesuatu yang jujur dalam kehidupannya, tetapi tidak tahu sejujurnya apa yang bisa dilakukannya.

Semua strategi pemikiran kita mengenai harus apa hidup ini, mungkin akan selesai apabila kita itu berfolus pada guna. Kalau kita belajar gunanya untuk apa?, kalau kita bekerja gunanya untuk apa?,

Bisa kita simpulkan dengan mudah sebagian dari kita bekerjanya hanya untuk cari uang, tanpa tujuan menjadi berguna untuk sesuatu.

Lalu bagaimana kita bisa mencapai keadaan dimana kita tahu sekali untuk apa kehidupan kita, kalau bekerjanya bukan untuk beguna, tetapi hanya untuk cari uang. Tidak-kah anda tahu bahwa cari uang bisa sama lemahnya dengan nemu uang?, Karena banyak orang yang nemu uang bisa lebih besar, daripada yang mencari bertahun-tahun.

Jadi kalau orang mau hidup dalam kejujuran, dia harus betul-betul ikhlas pada kegunaan yang bisa disampaikannya. Tetapi banyak orang, selalu bertanya dulu, ‘apakah ada uangnya?’,di tempat dimana dia berguna. Dan jawabannya pasti selalu ‘Ya’, karena itu dijamin oleh Tuhan, bahwa yang berguna akan dimuliakan.

Tetapi kita ragu dan kita dusta kepada diri sendiri. Dan tidak ada yang bisa menolong orang yang mendustai dirinya sendiri.

Beratnya untuk bohong itu hanya terasa bagi orang yang berupaya jujur. Kalau orang yang tidak jujur, sangat mudah berbohong. Kejujuran adalah sebuah kesaktian, yang tidak akan menetap lama di pribadi yang tidak kuat.

Seperti semua ilmu kebathinan itu yang tidak tahan itu bukan ilmunya, tetapi orangnya. Sama halnya dengan kejujuran, untuk percaya bahwa kejujuran itu hal yang baik dan membaikkan, tidak semua orang, bahkan pada orang yang sudah mengumumkan dirinya beriman, tetap jujur.

Bukan mereka tidak mau jujur, tetapi karena mereka tidak tahu, bahwa itu tidak boleh dilakukannya. Jadi kejujuran itu adalah ilmu yang tidak bisa menetap pada pribadi yang tidak kuat.

Seorang pemimpin itu tidak pernah bisa bohong, karena banyak yang dipimpinnya lebih pandai dari dia. Sehingga seorang pemimpin yang berbohong sedang jujur tentang kebodohannya.

Kesaktian kita adalah kejujuran, karena disamping memberikan kekuatan, kejujuran itu sendiri adalah ketepatan. Orang yang jujur, bahkan menyelesaikan masalah yang belum terjadi.

Orang yang jujur menerima pendapatan, melaksanakan tugasnya tidak akan menemui masalah dengan fitnah mengenai uang dan jabatan.

Hanya orang yang tidak lurus yang akan kena fitnah dan masalah itu. Itu sebabnya kejujuran itu adalah kesaktian, kejujuran itu juga ketepatan.

Kejujuran itu, kalau dilihat oleh yang tidak jujur, itu sesuatu yang menyakitkan. Tetapi kejujuran itu hanya akan menyakitakan orang yang tidak jujur. Yang jujur malah ingin kita jujur kepadanya.

Orang jujur itu tidak diajarkan untuk kasar, untuk tidak sopan, dan merendahkan orang lain. Karena orang jujur itu harus juga santun. Karena orang tidak baik itu adalah orang baik yang tersiksa.

Jadi orang tidak jujur termasuk yang sedang menyimak program ini, adalah orang yang sedang minta tolong. “Bantu aku, untuk lebih kuat dari kecenderungan ku untuk berlaku tidak jujur”. “Karena aku orang baik yang tersiksa, oleh pemuka agama yang palsu,oleh pejabat yang korup, oleh orang tua yang juga palsu, oleh adik-adik yang meghianatiku”. Karena orang baik yang tersiksa akan jadi buruk.

Seorang ulama yang suci akan terpaksa minum air yang kotor kalau kehausan. Berkasih sayanglah, percayalah kalau kita bantu orang berpihak kepada yang baik, bahkan penjahatpun akan merindukan kebaikan.

Kalau anda berada dalam sebuah sungai, jangan berusaha mengubah arus, karena lingkungan anda lebih kuat dari anda. Ikutilah arusnya, pelajari kenapa orang berlaku tidak jujur atau terpaksa tidak jujur. Mudah-mudahan tidak jauh dalam perjalanan anda hanyut, anda menjadi pribadi yang kakinya kokoh masuk kedalam dasar sungai. Setelah itu anda bisa mencegahnya dengan tegas.

Kita yang jujur dan sakit hati karena lingkungan kita tidak jujur, karena tidak cukup kuat untuk mengharuskan kepada yang benar. Tumbuhlah, lalu setelah kuat, haruskan.

Kalau terjadi sesuatu yang baik, apakah tujuannnya menjadi pribadi yang mulia?, jawabannya ‘Ya’. Apakah kebaikan itu cobaan? “Ya’ bagi yang masih perlu dicoba, sementara bagi yang sudah baik, itu hadiah.

Kalau orang yang mendapat keburukan, apakah tujuannya masih tetap untuk kemuliaan kita? ‘Ya’, karena Tuhan itu Maha Penyayang, tidak ada niat-Nya kecuali memuliakan kita. Maka yang baik dan yang buruk itu terjadi tujuannya sama, supaya kita tetap mulia.

Jadi keburukan yang terjadi kepada kita, yang kemudian menjadikan kita baik, ini sama dengan kebaikan. Itu cara ikhlas menerima yang buruk terjadi. Karena kalau keburukan itu membaikkan, bersyuurlah karena ini adalah kebaikan.

Apabila kita mendengar seseoarang, dia berdusta atau tidak, selalu tanya ke diri anda, “orang ini mau saya lakukan apa?”, inilah cara menguji, kalau yang diinginkan orang itu kita melakukan sesuatu yang buruk, dia mungkin berbohong atau tidak, tapi yang dikatakannya salah.

Sekalipun orang itu berbicaranya ngawur tidak karuan, tetapi kalau kita memutuskan harus melakukan yang baik, orang ini pantas didengarkan.

Ciri orang munafik itu. Jika berbicara berbohong, Jika berjanji tidak ditepati, dan kalau diamanahkan khianat. Yang jelas orang munafik ini tidak bisa dijadikan sandaran.

Kalau ada orang berbohong kepada and, tergantung berapa berwenangnya anda terhadap orang itu. Pernah ada orang yang sangat powerfull mendengar anak buahnya yang juga pangkatnya tinggi berbohong, lalu dia melihat tanpa senyum, serta berbicara dengan tegas “oke ada lagi yang mau anda katakan, yang bukan sebenarnya?”. Kalau terjadi kepada kita kira-kira rasanya seperti apa.

Kalau semua uang yang didapat oleh perusahaan karena kebohongan, dan anda gajian dari situ, itu ujian dari keimanan anda. Apakah anda berani mengajukan surat pengunduran diri walaupun tidak ada pekerjaan lain?. Karena satu rupiah saja yang termakan oleh kita dari harta yang tidak halal, itu akan mengalir menjadi darah, jadi daging, serta membentuk pertumbuhan syaraf kita menjadi tidak baik. Bahkan ada yang berani memberikan makan keluarganya dengan harta haram. Itu sebanya orang-orang yang tidak jujur disiksa oleh kualitas anak-anaknya.

Jadilah pribadi yang mengundang kerinduan orang untuk berlaku baik. Karena banyak orang telah lama bernegosiasi dengan kebaikan dan selalu kalah. Kalau sudah letih menjadi orang tidak baik ada saatnya untuk kangen akan kebaikan.

Jadikanlah kejujuran itu indah dan cantik. Ada banyak orang tua tidak mendidikan disiplin ke anaknya, berapa banyak orang tua yang kalau bicara tidak baik didengar anaknya. Dari kecil anaknya dilatih untuk tidak menghormati kata-katanya, sudah dilarangpun masih dilakukan. Lalu kalau mau menurut anaknya harus dibohongi terbih dahulu.

Perlu diingat orang itu tidak bisa berbohong lama, sehingga anaknya belajar untuk tidak menurut dan tidak mempercayai kata-kata orang tuanya.

Membesarkan anak seperti apakah kita, kalau kata-kata kita tidak didengarkan dan yang didengarkan adalah bohongnya.

Kesalahan itu yang dilupakan adalah lukanya, tetapi yang harus diingat adalah pelajarannya. Jadi tidak mungkin ada orang melupakan kesalahannya karena didalam kesalahan itu ada kekuatan, yaitu pelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Karena tanda bahwa seseorang itu tidak cerdas, dia dari tahun ke tahun melakukan kesalahan yang sama. Tandanya ia marah tentang hal yang sama.

Bahwa kejujuran itu spontan, hanya kebohongan yang disiapkan. Jadi mengulangi dusta apapun putihnya, adalah latihan untuk menjadi orang berbohong.

Jika seseorang sadar sudah melakukan dusta berkelanjutan sekalipun itu putih, jalan terbaiknya adalah berhenti. Orang yang sudah masuk lubang, harus berhenti menggali.

Jika anda menemui orang yang suka berbohong, apapun yang dibicarakannya itu pasti banyak kebohongan,
- Tanyakan kepada diri anda “apakah orang ini penting?”, kalau tidak penting, tinggalkan.
- Sebetulnya teman anda itu banyak atau tidak?, so, kalau ada orang yang mengeluhkan tentang satu orang temannya, berarti dia mempunyai sedikit teman.

Jika anda mempunyai seorang teman yang tidak jujur, termasuk dalam berorganisasi, tinggakan-lah atau pecat. Tidak boleh ada satu orangpun di organisasi anda yang tidak mewakili kesetiaan anda kepada yang benar.

Tidak harus ketidak jujuran itu kuat, tetapi dari semua hal yang mebuat kita kecanduan, kebohongan adalah yang paling kuat.

Orang yang mulai berbohong, mengahruskan dia berbohong lagi untuk menutupi kebohongan pertama supaya kelihatan jujur. Bisa dibayangkan kalau kebohongan itu dilakukan bertahun-tahun, maka orang akan kebingungan membedakan mana yang jujur dan mana yang tidak.

Orang yang jujur hidupnya lebih mudah, karena tidak harus mengingat-ingat apa yang telah dikatakan dan dilakukannya, karena yang dikatakannya asli.

Kebohongan itu mencandui seseorang, sampai dia akan berupaya bohong kepada Tuhan. Kalau orang sudah berlaku seperti ini, dia sudah kehilangan fitrahnya, dia sudah lupa bagaimana dia dilahirkan.

Sebetulnya banyak dari kita sedang berupaya mengurangi kebohongan, dan mulai menemukan kenikmatan didalam kejujuran.

Tidak ada orang yang mengumumkan kepada dirinya, dan mengumumkan kepada alam bahwa dirinya baru,yang tidak diuji keterlepasannya dari kualitas-kualitas lamanya.

Setiap kali anda mengungkapkan anda baru, orang lain akan menguji apakah anda betul-betul baru, dengan melihat apakah anda menggunakan reaksi lama anda, untuk penghinaan baru.Apakah anda menggunakan cara-cara anda untuk kesempatan tidak jujur yang baru.

Seseorang yang mengatakan baru akan diuji dengan sesuatu yang baru, untuk membedakan apakah dia betul-betul baru atau masih lama. Dan untuk orang-orang yang masih mengalami hal yang sama dengan yang telah dialaminya, berarti dia telah selalu gagal membuktikan bahwa dirinya baru.

Setialah pada yang jujur, yang baru walaupun sulit. Lalu perhatikan setelah itu kehidupan kita membaik.
Setialah pada yang jujur, yang baru walaupun sulit. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

Demikian resume dari acara Mario Teguh Golden Ways dengan Topik “Dusta Putih”. Jika sekiranya didapati kekurangan, suatu kebahagiaan bagi kami, apabila sahabat sekalian berkenan mengoreksi serta menyempurnakannya.







Menggapai Cinta dengan Puasa


Ternyata bukan hanya umat Muhammad yang berpuasa. Sejarah mencatat, sebelum kedatangan Muhammad, umat Nabi yang lain diwajibkan berpuasa. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, sejak Nabi Nuh hingga Nabi Isa puasa wajib dilakukan tiga hari setiap bulannya. Bahkan, nabi Adam alaihissalam diperintahkan untuk tidak memakan buah khuldi, yang ditafsirkan sebagai bentuk puasa pada masa itu. “Janganlah kamu mendekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim”. (Al-Baqarah: 35).

Begitu pula nabi Musa bersama kaumnya berpuasa empat puluh hari. Nabi Isa pun berpuasa. Dalam Surah Maryam dinyatakan Nabi Zakaria dan Maryam sering mengamalkan puasa. Nabi Daud alaihissalam sehari berpuasa dan sehari berbuka pada tiap tahunnya. Nabi Muhammad saw. Sendiri sebelum diangkat menjadi Rasul telah mengamalkan puasa tiga hari setiap bulan dan turut mengamalkan puasa Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram bersama masyarakat Quraisy yang lain. Malah masyarakat Yahudi yang tinggal di Madinah pada masa itu turut mengamalkan puasa Asyura.

Begitu pula, binatang dan tumbuh-tumbuhan melakukan puasa demi kelangsungan hidupnya. Selama mengerami telur, ayam harus berpuasa. Demikian pula ular, berpuasa baginya untuk menjaga struktur kulitnya agar tetap keras terlindung dari sengatan matahari dan duri hingga ia tetap mampu melata di bumi. Ulat-ulat pemakan daun pun berpuasa, jika tidak ia tak kan lagi menjadi kupu-kupu dan menyerbuk bunga-bunga.

Jika berpuasa merupakan sunnah thobi’iyyah (sunnah kehidupan) sebagai langkah untuk tetap survive, mengapa manusia tidak? Terlebih lagi jika kewajiban puasa diembankan kepada umat Islam, tentu saja memikili makna filosofis dan hikmah tersendiri. Karena, ternyata puasa bukan hanya menahan dari segala sesuatu yang merugikan diri sendiri atau orang lain, melainkan merefleksikan diri untuk turut hidup berdampingan dengan orang lain secara harmonis, memusnahkan kecemburuan sosial serta melibatkan diri dengan sikap tepa selira dengan menjalin hidup dalam kebersamaan, serta melatih diri untuk selalu peka terhadap lingkungan. Rahasia-rahasia tersebut ternyata ada pada kalimat terakhir yang teramat singkat pada ayat 183 surah al-Baqarah. Allah swt memerintahkan: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 183).

Allah swt mengakhiri ayat tersebut dengan “agar kalian bertakwa”. Syekh Musthafa Shodiq al-Rafi’ie mentakwil kata “takwa” dengan ittiqa, yakni memproteksi diri dari segala bentuk nafsu kebinatangan yang menganggap perut besar sebagai agama, dan menjaga humanisme dan kodrat manusia dari perilaku layaknya binatang. Dengan puasa, manusia dapat menghindari diri dari bentuk yang merugikan diri sendiri dan orang lain, sekarang atau nanti. Generasi kini atau esok.

Mazhab sosialisme yang mengalami masa kolapnya di Eropa, tak mampu mengubah, menambah dan mengurangi jatah perut pengikutnya. Mereka, para sosialisme yang dianggap sebagai “mazhab buku” tak pelak lagi memandang puasa sebagai “satu-satunya sistem sosialis yang paling unik dan justeru paling benar”! Bagaimana tidak, puasa adalah kefakiran secara ‘paksa’ yang ditentukan oleh syariat agama kepada seluruh umat (Islam) tanpa pandang bulu. Islam memandang sama derajat manusia, terutama soal “perut”. Mereka yang memiliki dolar, atau yang mempunyai sedikit rupiah, atau orang yang tak memiliki sepeserpun, tetap merasakan hal yang sama: lapar dan haus. Jika sholat mampu menghapus citra arogansi individual manusia diwajibkan bagi insan muslim, haji dapat mengikis perbedaan status sosial dan derajat umat manusia diwajibkan bagi yang mampu, maka puasa adalah kefakiran total insan bertakwa yang bertujuan mengetuk sensitifitas manusia dengan metode amaliah (praktis), bahwasanya kehidupan yang benar berada di balik kehidupan itu sendiri. Dan kehidupan itu mencapai suatu tahap paripurna manakala manusia memiliki kesamaan rasa, atau manusia “turut merasakan” bersama, bukan sebaliknya. Manusia mencapai derajat kesempurnaan (insan kamil) tatkala turut merasakan sensitifitas satu rasa sakit, bukan turut berebut melampiaskan segala macam hawa nafsu.

Ada sejenis kaidah jiwa, bahwasanya “cinta” timbul dari rasa sakit. Di sinilah letak rahasia besar sosial dari hikmah berpuasa. Dengan jelas dan akurat, Islam melarang keras segala bentuk makanan, minuman, aktivitas seks, penyakit hati dan ucapan merasuki perut dan jiwa orang yang berpuasa. Dari lapar dan dahaga, betapa kita dapat merasakan mereka yang berada di garis kemiskinan, manusia papa yang berada di kolong jembatan, atau kaum tunawisma yang kerap berselimutkan dingin di malam hari atau terbakar terik matahari di siang hari. Ini adalah suatu sistem, cara praktis melatih kasih sayang jiwa dan nurani manusia. Adakah cara yang paling efektif untuk melatih cinta? Bukankah kita tahu bahwa selalu ada dua sistem yang saling terkait: yang melihat dan yang buta, yang cendikia dan yang awam, serta yang teratur dan yang mengejutkan.

Jika cinta antara orang kaya yang lapar terhadap orang miskin yang lapar tercipta, maka untaian hikmah kemanusiaan di dalam diri menemukan kekuasaannya sebagai “sang mesias”, juru selamat. Orang yang berpunya dan hatinya selalu diasah dengan puasa, maka telinga jiwanya mendengar suara sang fakir yang merintih. Ia tidak serta merta mendengar itu sebagai suara mohon pengharapan, melainkan permohonan akan sesuatu hal yang tidak ada jalan lain untuk disambut, direngkuh dan direspon akan makna tangisannya itu. Orang berpunya akan memaknai itu semua atas pengabdian yang tulus, iimaanan wa ihtisaaban. Semua karena Allah, karena hanya Dia Sang pemilik segala hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar