PENDIDIKAN SEX UNTUK ANAK
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya memiliki dua orang anak perempuan usia 6 dan 9 tahun. Mengikuti berbagai berita pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di berbagai media, membuat kami over -protective terhadap anak kami. Apakah dalam Islam diajarkan atau dikenalkan pendidikan seksual pada anak? Bagaimana hal itu harus kami lakukan? Mohon kami diberi pencerahan. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Istiqamah-Pambudi , Tangerang
Jawab :
Wa’alaikum salam Wr. Wb
KITA semua patut kecewa atas perlakuan tidak senonoh terhadap anak di bawah umur. Anak-anak yang menjadi korban kelak akan putus harapan karena ulah orang dewasa yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya (sex deviance). Dan tindakan tersebut termasuk tindakan yang sangat tercela, baik di mata manusia, terlebih di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ibu Istiqamah dan bapak Pambudi yang dirahmati Allah, Islam telah mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan sex education. Mari kita perhatikan hal-hal berikut:
Memisahkan tempat tidur
Sabda Nabi saw.,
“Suruhlah anak-anak kalian untuk shalat jika sampai umur mereka 7 tahun dan pukullah mereka (jika tidak shalat) sedang umurnya sudah 10 tahun dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur kalian.” (HR. Abu Daud 1/185 no. 495; At-Tirmidzi no. 407)
Memisahkan tempat tidur anak dari orang tua intinya, memisahkan pergaulan antara anak putri dan putra, akan mulai terbangun dinding pembatas sedikit demi sedikit hingga kelak ketika baligh mereka tidak susah untuk menghindari diri dari pergaulan bebas. Pada umur sepuluh tahun, nampaknya anak sudah mengenal lawan jenis dan jangan dianggap tidak tahu apa-apa, sehingga tidur dalam satu pembaringan bisa berperan untuk merangsang seksual mereka. Karena dalam keadaan tidur mudah terlihat aurat masing-masing, yang mudah menyentil gairah, terutama anak laki-laki. Kami kira Anda berdua memahami dampak dari perintah ini.
Adab minta ijin
Firman Allah dala QS. An-Nur : 58 dan 59:
(58): "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari, dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu[1]. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu[2]. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
(59). "dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin[3]. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Maksud tiga macam waktu yang biasanya di waktu-waktu itu badan banyak terbuka. Oleh sebab itu Allah melarang budak-budak dan anak-anak di bawah umur untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa izin pada waktu-waktu tersebut.
Dua ayat tersebut mengandung pesan bahwa ada saat tertentu seorang anak harus minta izin terlebih dahulu ketika akan masuk ke kamar orangtuanya.
Pertama, sebelum shalat fajar, karena pada saat ini orang tua masih tidur. Kedua, waktu dhuhur, saat orangtua menanggalkan pakaian mereka setelah bekerja. Dan Ketiga, setelah shalat Isya, sebab kebanyakan orangtua tidur dan istirahat.
Maknanya adalah, agar anak-anak itu tidak melihat apa yang belum boleh mereka lihat. Yaitu aurat ibu atau ayahnya, terutama anak-anak usia belum baligh, maka pikiran mereka yang masih bersih bisa mencetak perilaku seks abnormal kelak ketika dewasa.
Membatasi pandangan
Firman Allah dalam QS. An-Nuur : 31
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan, dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
Ayat di atas menyebutkan, seorang muslimah harus mengenakan kerudung kecuali di depan beberapa orang tertentu, termasuk anak-anak yang belum mengerti aurat wanita.
Kalimat ini menyiratkan bahwa terhadap anak yang sudah mengerti aurat wanita berlaku pula syariah tutup aurat. Batasan kapan anak mengerti, memang berlainan tiap anak, tetapi pada umumnya menjelang masa pubertas mereka. Maka sebaiknya, pada mereka diajarkan adab memandang lawan jenisnya. Selain tidak boleh tidur bersama, mereka juga tidak juga boleh mandi bersama orang tuanya dalam keadaan telanjang.
Bapak dan Ibu
Berikan juga peringatan agar mereka tidak memasuki tempat-tempat berkumpulnya lawan jenis mereka. Katakan dengan sebenarnya, karena dalam mengajarkan anak hendaknya tidak menggunakan bahasa abstrak, namun katakanlah apa yang benar dan wajar sesuai dengan umur si anak, karena itu bukan suatu yang memalukan. Wallahu a’lam.
Istri Sering Ketiduran di Kamar Anak Sepupunya
Pertanyaan:
Saya laki-laki 27 tahun, baru menikah bulan kemarin. Untuk sementara saya masih menumpang di rumah mertua. Kebetulan di rumah ada 2 anak kecil; yaitu anak dari sepupu (cewe) istri yang ikut di rumah mertua. Orang tuanya sudah cerai dan sekarang sepupu kerja di luar negeri. Dalam kesehariannya anak tersebut sudah lengket sama istri. Hal itu sudah saya ketahui sebelum menikah.
Permasalahannya sampai sekarang, anak tersebut lebih lengket sama istri saya ketimbang sama ibunya sendiri. Bahkan kalau mau tidur minta ditemani oleh istri saya.
Pernah suatu hari istri saya menemani anak tersebut tidur, sampai istri saya ketiduran di kamar anak tersebut (kamar mertua saya). Bolehkah saya melarang istri untuk menemani tidur anak tersebut?
Wassalam
Abay
Jawaban Pengasuh:
Mas Andi yang dirahmati Allah. Saya bisa mengerti bagaimana perasaan Anda sebagai seorang suami yang barangkali setiap menjelang tidur sering ditinggal oleh istri untuk menemani anak-anak sepupunya tidur. Apalagi usia pernikahan Anda yang baru sebulan.
Boleh jadi kedua anak tersebut merasa nyaman bersama istri Anda, karena keduanya merasa mendapatkan kasih sayang dari istri Anda. Sementara perasaan keibuan istri Anda tidak tega untuk membiarkan kedua anak sepupunya tersebut kehilangan masa depannya, karena tidak memperoleh kasih sayang yang cukup pada usia-usia yang sangat menentukan.
Memang Anda lebih berhak untuk mendapatkan pelayanan dari istri Anda ketimbang kedua anak sepupu yang berada di rumah mertua Anda. Tetapi rasanya kurang bijak bila tiba-tiba Anda memutuskan begitu saja perasaan belas kasihan istri Anda dan perasaan disayangi kedua anak tersebut, dengan Anda melarang istri Aanda untuk menemaninya tidur.
Saya rasa akan lebih bijak jika Anda membicarakan bersama istri Anda masalah ini. Anda bersama istri dapat mulai melepaskan ketergantungan kedua anak tersebut secara bertahap; dengan cara membimbing, memberikan pengertian, serta melatihnya agar mampu tidur secara mandiri. Dengan begitu, mereka tidak akan merasa ada yang hilang dari dirinya, walaupun tanpa kehadiran istri Anda di setiap tidurnya.
Mas Andi yang dirahmati Allah. Saya percaya, Anda dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan membahasnya bersama istri Anda.
Dosakah jika seorang istri selingkuh?
Pertanyaan:
Saya mau bertanya sama ustadz, apakah dosa jika seorang istri selingkuh? Dan bagaimana caranya agar kita seorang istri bisa menjadi istri sholehah? Terima kasih ustad atas jawabannya.
Jawaban:
Mbak yang disayang Allah.
Semua perbuatan yang dilarang oleh Allah adalah perbuatan dosa. Seorang istri yang selingkuh, artinya menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain yang bukan makhramnya. Jelas ini merupakan tindakan dosa. Mengapa?
1. Karena seorang istri telah mengkhianati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, sekaligusmenghianati kepercayaan suaminya.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS. Al-Anfal [8]: 27)
2. Melanggar larangan Allah, yaitu menghampiri zina baik dilakukan dengan zina mata, zina hati. Lebih-lebih zina fisik merupakan salah satu diantara dosa besar.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ [17]: 32)
?????????????? ??????????? ???????????? ????????? (???? ????)
“Dua mata itu bisa berzina, dan zinanya mata adalah dengan melihat”. (HR. Bukhari)
3. Allah melarang dua orang dewasa berlawanan jenis menyepi tanpa ditemani oleh makhramnya.
???? ????? ???????? ????????? ??????????? ??????? ????? ??????????? ??????????? ?????? ??????? ??? ???????? ??????? ??????? ???????????? ???????????? (???? ????)
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah sekali-kali berduaan dengan wanita yang tidak disertai makhram, karena sesungguhnya yang ketika adalah syaithan”. (HR. Ahmad)
Apa yang mesti mbak lakukan? Berusaha untuk menjadi istri yang shalihah; karena istri yang shalihah merupakan sebaik-baik perhiasan bagi seorang suami.
????? ?????????? ???????? ??????? ???????? ??????? ?????????? ??????????? ???????????? (???? ????)
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR. Ahmad)
Bagaimana cirri-ciri istri yang shalihah itu?
Tentunya ia seorang istri yang melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dalam seluruh aspek kehidupannya. Tetapi dalam kaitannya dengan kewajiban terhadap suami, secara spesifik dijelaskan oleh Rasulullah didalam hadits beliau. Diantaranya adalah:
????? ?????????? ???????? ??? ???????? ????????? ??????????? ???????????? ????? ?????? ????????? ????????? ??????? ????????? ??????????? ??????? ????? ??????? ?????????? (???? ??? ????)
“Maukah aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik yang dimiliki oleh seseorang? Yaitu istri yang shalihah, jika dilihat menyenangkan, jika diperintah (kebaikan) ia mentaatinya, jika ditinggal maka ia memelihara (kehormatan) dirinya” . (HR. Abu Daud)
Demikian penjelasan saya, semoga mbak diberi Allah keistiqomahan untuk menyempurnakan diri sebagai istri yang shalihah.
Wassalam,
Wassalam
IBU YANG KUBENCI
Assalamu’alaikum
Ibu saya sangat2 mengecewakan.. Saya sangat tertekan menghadapi hidup ini, karenanya.. Intinya keburukan ibu saya baru terkuak beberapa waktu ini, walaupun sebelumnya saya sudah menyadari ada yg tidak beres dengannya, tetapi saya selalu tidak ambil pusing.. Ibu saya memiliki banyak sekali hutang dengan banyak pihak. Sangat memalukan, sampai ayah saya menjual harta bendanya hampir setengah milyar untuk melunasinya. Dan sekarang tenyata masih ada hutang-hutang lainnya yang jika ditotal hampir mencapai 200 juta, itu kata ayah saya. Tapi wujud apapun tidak pernah terlihat dari uang-uang yg dihabiskannya. Harta benda, emas, tas-tasan barang mahal lainnya di rumah telah habis dijual ibu saya. Sayapun bingung, kemana uang tersebut musnah dan untuk apa semua itu? Selain itu ibu saya adalah wanita yang suka menyeleweng. Entah bagaimana tepatnya, tetapi saya pernah beberapa kali mendengar percakapan di hp, serta membaca sms2 dari pria lain. Baru akhir-akhir ini ketahuan oleh ayah saya. Dan hal yg paling membuat saya membencinya adalah cerita dari ayah tentang kejadian beberapa tahun lalu ketika ayah saya keracunan ramuan jamu . Ternyata itu adalah usaha ibu saya untuk membunuh ayah saya yang akhirnya gagal. ibu saya sendiri menceritakannya kepada temannya, dan temannya mengaku kepada ayah saya.
Sungguh saya merasa ibu saya sebagai seorang yang sangat hina.
Tolong saya, bagaimana saya harus berbuat. Saya sangat membencinya, namun saya tidak pernah bisa menyatakan dan menanyakan hal-hal tersebut kepada ibu saya. Saya hanya bisa mendengar cerita ayah saya, dan saya sangat sedih namun nggak tahu mesti bagaimana?
Wassalam:
Hnfhwt
Jawaban Pengasuh:
Mbak Hnfwt yang dirahmati Allah
Saya bisa memahami jika anda merasa sedih sekaligus kecewa memiliki seorang ibu yang akhlaq yang buruk. Tentu anda tidak pernah berharap dilahirkan oleh seorang ibu yang berperangai buruk. Tetapi kehendak Allah tidak ada yang bisa menolaknya. Anda telah ditaqdirkan lahir dari rahim ibu anda, dan tubuh dengan darah serta air susunya. Keadaan yang memang diluar kemampuan anda terimalah sebagai sebuah ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala. Anda ikhlas dan ridha dengan keadaan tersebut. Ini sikap pertama yang harus anda miliki. Sikap tersebut tidak berarti anda menyetujui keburukan-keburukan yang dilakukan oleh ibu anda.
Selanjutnya, sebagai seorang anak yang dikandung, dilahirkan disusui serta dibesarkan oleh orang tua anda; maka anda memiliki kewajiban untuk bersikap dan berlaku yang baik kepada mereka. Walaupun ada diantara sikap dan perilakunya yang bertentangan dengan agama. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah didalam firman-Nya:
???????????? ??????????? ????????????? ?????????? ??????? ??????? ????? ?????? ??????????? ??? ????????? ???? ??????? ??? ??????????????? ??????? ?????????? ? ????:?? ?
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman [31]: 14)
Tetapi apabila orang tua anda (ibu) memerintahkan atau menganjurkan kepada anda untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari’at Islam, maka tidak ada kewajiban bagi anda untuk memenuhinya. Dan andapun tidak perlu meniru perbuatannya yang salah itu. Jika anda harus menolak, maka tolaklah dengan cara yang baik, sopan dan dengan penjelasan yang bisa diterima akal sehat.
????? ?????????? ???? ??? ???????? ??? ??? ?????? ???? ???? ?????? ????? ??????????? ?????????????? ??? ?????????? ?????????? ?????????? ??????? ???? ??????? ??????? ????? ??????? ???????????? ?????????????? ????? ??????? ??????????? ?????: ?? -???
”Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Luqman [31]: 15)
Bagaimana dengan perilakunya yang buruk, apakah anda harus membiarkannya? Tentu saja tidak. Sebagai seorang anak anda memiliki kewajiban untuk menyayangi dan menghormatinya. Adapun terhadap sikap dan perilakunya yang buruk, maka anda punya tanggungjawab untuk merubahnya. Bagaimana caranya?
Tumbuhkan sikap sayang serta rasa kasihan kepada ibu anda. Bantulah ia agar mampu merubah perilakunya yang negative tersebut. Binalah hubungan yang baik, kemudian berbicaralah dari hati ke hati tentang hal hal yang selama ini cukup mengusik perasaan anda. Katakan bahwa sebenarnya anda sangat menyayangi dan menghormatinya. Tetapi anda juga perlu berterus terang bahwa anda sangat bersedih dan tidak bisa menerima atas perilaku tidak terpuji yang dilakukannya. Sampaikanlah, harapan-harapan anda akan figure orang tua yang anda rindukan. Ajaklah ibu anda untuk menyadari kekeliruan-kekeliruannya, bertaubat kepada Allah serta merubah diri dengan sikap dan perilaku yang mulia. Jangan pernah lupa untuk selalu mendoakannya kepada Allah setiap kesempatan. Semoga Allah memberinya petunjuk ke jalan yang benar.
Wassalam:
Bagaimana agar bisa menjadi istri yang sabar?
Pengirim :
Normal 0 false false false /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} Assalamualaikum ustadz....
Ustad, saya mau bertanya bagaimana caranya agar selalu sabar menjadi istri dalam menghadapi suami? Dan tips apa saja supaya istri selalu membawa kebahagian serta suasana rumah tidak membosankan. Dan bagaimana caranya agar bisa menjadi istri yang ridho dipoligami? Boleh tidak minta cerai apabila suami berpoligami? Saya sangat membutuhkan jawabannya, terimakasih wassalam,,,,,,,,,
Wassalam:
Wdy
Jawaban pengasuh:
Ibu Wdy yang shalihah
Tentu tidak mudah menjadi istri yang sabar menghadapi suami, sebagaimana tidak mudahnya menjadi suami yang sabar menghadapi hal-hal yang tidak disukai dari istrinya. Saya kira sama-sama beratnya. Tidak jarang kita menemukan beberapa kekurangan yang tidak kita sukai dari pasangan kita, tetapi Allah memberikan kebaikan pada beberapa aspek yang lainnya. Saya kira tidak seorangpun yang akan memperoleh kepuasan yang sempurna dari dari pasangannya di dunia.
??????????????? ?????????????? ????? ???????????????? ??????? ??? ??????????? ??????? ?????????? ?????? ????? ??????? ????????
“…. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS. An-Nisa’ [4]: 19)
Allah menjanjikan ganti pahala yang besar bagi siapa saja dari hamba-Nya yang mampu bersabar. Oleh karenanya tidak ada cara lain selain kita harus terus meningkatkan kualitas diri dan belajar menjadi orang yang sabar.
Ibu Wdy yang shalihah
Menjadi istri yang selalu membahagiakan dan tidak membosankan suami, itu adalah salah satu ciri sebaik-baik wanita yang dijelaskan oleh Rasulullah Sallallahu alaihi wa sallam.
?????? ?????????? ????????? ????? ??????????? ??????????? ????? ????????? ?????????? ???????? ??? ????????? ????????? (???????? ?? ??? ???? ?? ????)
“Hal terbaik bagi seorang mukmin setelah ketaqwaan pada Allah SWT adalah (memiliki) seorang istri solehah, yaitu yang patuh jika disuruh, menyenangkan bila dipandang, membenarkan jika suami bersumpah atasnya, dan pandai menjaga diri dan harta jika suami tidak ada.”(H.R.Thabrani dari Abdullah bin Salam)
Sesungguhnya kunci utamanya adalah menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia. Karena akhlaq yang mulia inilah yang akan melahirkan sikap dan perilaku seorang istri menjadi indah. Dengan modal akhlaq ini pula anda bersedia untuk memberikan yang terbaik buat suaminya; dalam cara bersikap, bertutur kata serta berbagai bentuk pelayanan yang lain. Tanpa hiasan akhlaq, maka segala bentuk pelayan fisik hanya menjadi kepura-puraan belaka.
Adapun secara teknis anda mesti berusaha untuk mengetahui apa yang disukai dan dibenci suami. Maka anda harus berusaha untuk melakukan hal-hal yang disukainya, sebaliknya menghindarkan dari hal yang dibencinya. Ini bisa dilakukan dengan cara menanyakan kepada suami secara terbuka tentang hal-hal yang membuatnya senang dan bahagia, atau dapat pula dengan cara memperhatikan sikap dan ekpresi suami pada saat anda pelakukan sesuatu.
Tidak ada salahnya membuat hal-hal yang menjadikan suami merasa surprise, misalnya dalam menyajikan menu makanan, penataan kamar, sambutan dan senyuman yang manis, kata-kata pujian yang menggairahkan, fariasi dalam tempat dan pose hubungan dan sebagainya.
Ibu Wdy yang shalihah
Bagaimana agar ridha dipoligami? Ini memang bukan pekerjaan gampang. Tidak semua istri bisa menerimanya dengan ridha. Apalagi sangat sedikit diantara pelaku poligami yang menunjukkan contoh yang positif. Kecuali mereka yang betul-betul melakukannya karena Allah, dengan mengindahkan cara-cara yang telah disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kesuksesan keluarga yang berpoligami sangat ditentukan oleh sejauh mana tingkat pemahaman serta ketaatan masing masing keluarga (suami dan istri-istrinya) kepada ajaran Islam. Kurangnya pemahaman dan pengamalan ajaran Islam akan menjadi sumber pemicu dalam keretakan rumah tangga. Tetapi jika disandarkan kepada pemahaman yang benar serta komitmen untuk melaksanakannya, insya-Allah saling pengertian, saling berkasih sayang dan saling membantu diantara suami dan istri-istrinya akan dapat dibangun secara bersama-sama.
Fikirkanlah masak-masak sebelum memutuskannya; adakah dengan berpoligami itu memberi kebaikan bagi diri, keluarga anda dan calon madu anda, untuk kebaikan dunia dan akhirat anda? Jika anda yakin dan merasa mantap, maka mohonlah kepada Allah agar diberi kemudahan. Tetapi jika sebaliknya, mohonlah kepada Allah agar memberi jalan keluar yang lebih baik.
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala selalu menunjukkan kepada kita kejalan yang diridhai-Nya.
Wassalam:
Suami yang Berubah
Pengirim :
Assalamu’alaikum wr wb,
Yth Pak Ustadz, bagaimana caranya menyadarkan suami agar lebih memberi perhatian kepada keluarga? Suami saya pendiam, berwatak keras, cuek, mudah marah dan pendendam.
Dulu dia lebih baik, lebih ceria, suka bercanda. Tapi dia banyak berubah ke arah yang buruk sejak kami pindah ke luar negeri. Beban hidup/hutang rumah sangat berat, sementara pekerjaan dia belum “settled”. Dia merasa stress dan beban pikiran yang banyak; sehingga semakin sensitive dan menjauhi keluarga. Padahal sebagai istri saya sudah membantu dengan bekerja full time. Anak-anak juga bisa mengerti kondisi keuangan keluarga. Jadi sebenarnya kami terbiasa dan tidak keberatan dengan hidup hemat. Buat kami materi tidak terlalu masalah, anak-anakpun mengerti. Yang kami inginkan bersama anak-anak adalah kasih sayang & perhatian dari suami. Tetapi kalau diingatkan, dia marah. Walaupun dia mengakui kalau perilakunya memang berubah (ke arah yang buruk). Tetapi tetap saja tidak terima kalau dikatakan telah mengecewakan kami dengan sikapnya yang kurang perhatian & kasih sayang tersebut.
Saya katakan kepadanya, dengan bersikap begitu dia sudah melalaikan nafkah bathin untuk keluarga, sementara nafkah lahir juga tidak memuaskan, walaupun kami bisa mengerti & menerimanya.
Saya merasa cape lahir bathin, karena seringnya bertengkar. Kedua anak kami sudah tahu dan sering menyaksikan pertengkaran ini, karena sering dilakukan secara terbuka di depan anak-anak. Tidak jarang mereka menyaksikan kekerasan yang dilakukan suami kepada saya.
Saya sering menangis sambil berdo’a kepada Allah, mohon ampun dan pertolongan-Nya, karena saya yakin hanya dengan pertolongan Allah saya bisa mengatasi masalah ini. Sebenarnya saya juga takut berdosa dengan sikap-sikap saya pada suami. Tapi saya kan cuma minta disayang sama suami seperti yang dulu pernah saya rasakan. Itu kan hak saya, saya bukan minta emas atau berlian yang tidak mungkin diberikannya. Tetapi kenapa dia begitu susah memberikannya?
Saya katakan kalau sudah bosan kepada saya, saya tidak keberatan ditinggalkannya, saya mau yang pasti-pasti saja. Tidak seperti sekarang punya suami tapi rasanya tidak punya, karena kurang kasih sayang….. Kalau dia meninggalkan saya, tentu saya tidak akan berharap macam-macam lagi kepadanya, karena dia tidak punya kewajiban lagi kepada saya. Tapi dia bilang tidak mau meninggalkan keluarga.
Saya pikir seseorang harus berbicara kepadanya untuk menyadarkan-nya. Saya sudah mencoba mem-print artikel yang menunjang keinginan kami untuk dibacanya, sampai saya minta dikirimi majalah Hidayatulllah edisi “Gelorakan Kasih Sayang dalam keluarga” dari tanah air.
Mohon sarannya dan terima kasih banyak Ustadz.
Wassalamu’alaikum wr wb.
RH
Jawaban Pengasuh
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ibu RH yang dirahmati Allah
Saya dapat merasakan perasaan ibu, dan saya ikut merasa prihatin dengan keadaan yang menimpa keluarga ibu.
Ibu …..
Saya percaya, bahwa ibu sangat mencintai suami ibu. Yang ibu harapkan adalah bagaimana kehidupan keluarga ibu bersama suami dan anak-anak menjadi normal kembali, saling menyayangi dan mengasihi seperti yang pernah ibu rasakan sebelumnya. Bahkan lebih baik lagi tentunya. Dari apa yang telah ibu sampaikan, saya juga percaya bahwa sebenarnya suami ibu menginginkan hal yang sama.
Seperti yang ibu ceriterakan, bahwa sebenarnya dulu suami ibu tidak seperti itu perilakunya. Perubahan itu baru terjadi saat pindah ke luar negeri dengan tekanan ekonomi yang memberatkannya. Sehingga kini menjadi pemurung, pendiam, sangat sensitif, mudah marah dan sebagainya. Itu menunjukkan bahwa suami ibu sedang mengalami stress akibat tekanan hidup yang tidak mampu diatasinya. Ia tidak dapat mengontrol sikap dan tindakannya dengan tepat. Tekanan itu akan dirasakan semakin berat jika hubungan dalam keluarga tidak harmonis.
Ibu RH yang dirahmati Allah.
Suami ibu sebenarnya tengah membutuhkan bantuan dan pertolongan untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Memang benar, bahwa ibu dan anak-anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian suami. Tetapi juga harus ibu sadari bahwa suami ibu sendiri saat ini sedang membutuhkan perhatian, dorongan, dan kasih sayang dari orang-orang yang dicintainya, terutama istri. Ibarat orang yang sedang sakit, saat ini ia belum bisa memberikan apa yang ibu butuhkan secara wajar. Maka ibu dan anak-anaklah yang harus menyelamatkannya. Diperlukan pengorbanan ibu dan anak-anak untuk bisa memahami dan menerima kondisi ini dengan penuh kesabaran. Jika ia kembali pulih nanti, isya-Allah apa yang ibu butuhkan akan kembali ibu dapatkan.
Oleh karenanya berilah perhatian kepadanya, kasihi dan sayangilah suami ibu dengan sepenuh hati. Ikhlaskan diri untuk membantunya, terimalah dengan ridla apa yang terjadi pada suami ibu, termasuk perlakuannya kepada ibu. Itu akan memberikannya ketenangan dan kedamaian dalam menghadapi ujian ini.
Selanjutnya, berilah support motivasi dan keyakinan, bahwa apa yang kini tengah suami ibu hadapi dapat dilewati, apabila keluarga tetap saling mengasihi, menyayangi dan bantu membantu meringankan beban pendeitaan tersebut. Yakinkan bahwa insya-Allah badai akan berlalu. Karena Allah telah memberikan jaminannya:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (QS. Al-Insyirah [94]: 5-8)
Support itu akan menjadi energi bagi suami untuk bangkit dari keterpurukannya, dan menatap masa depan dengan optimisme, keceriaan serta kebahagian bersama dengan istri dan anak-anak yang mencintainya.
Apa yang telah ibu lakukan dengan meratap kepada Allah adalah langkah yang benar. Jangan berputus asa dan jangan ditingalkan. Akan lebih baik lagi jika ibu bisa mengajak suami dan anak-anak untuk bersama-sama lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat berjamaah bersama, shalat lail, baca al-Qur’an serta memperbanyak doa kepada Allah SWT. Jika tidak diberi oleh Allah persis seperti yang ibu minta, boleh jadi Allah akan mengganti dengan kebaikan yang lain. Jika Allah belum memberikannya hari ini, mungkin Allah akan memberikannya besok atau lusa. Yang pasti do’a yang kita lakukan dengan ikhlas, tidak ada yang ditolak oleh Allah.
Semoga Allah memberikan kepada ibu sekeluarga kesabaran untuk menjalani ujian kehidupan ini, serta diberi jalan kemudahan untuk menyelesaikannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pengasuh:
Ust. Ainur Rofiq
Ingin Bejilbab Dilarang Orangtua
Pengirim : Fitri
Assalamualaikum
Saya ingin mengajukan pertanyaan, saya ingin menggenakan jilbab tetapi orangtua saya melarangnya. Bagaimana cara saya menyakinkan orang tua saya? Sementara saya juga harus menjadi taat?
Jawab :
Waalaikum salam
Mbak Fitri yang dirahmati Allah. Alhamdulillah Allah telah membukakan hati anda untuk mulai menggunakan jilbab, untuk menyempurnakan diri anda sebagai seorang muslimah. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada anda
Setiap orang yang berkeinginan untuk menyempurnakan imannya, selalu dihadapkan dengan ujian-ujian. Kadang ujian itu muncul dari dalam diri kita, seperti nafsu kita yang merasa malu atau berat melakukannya dan bisikan syaithan yang selalu memandang ketaatan kepada Allah itu sebagai kesulitan. Ujian juga datang dari luar diri kita, seperti dari orang-orang yang ada di sekitar kita yang tidak menginginkannya; seperti misalnya: orang tua, suami, atasan atau teman-teman sejawat kita.
Adapun terhadap orang tua anda yang saat ini masih belum bisa menerima anda memakai jilbab, itu boleh jadi karena mereka belum memahami bahwa hal itu merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslimah. Islam mengajarkan agar anda tetap mempergauli kedua orang tua anda dengan cara yang baik.
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Luqman [31]: 15)
Oleh karenanya, berusahalah untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada kedua orang tua dengan cara yang hikmah. Berikan alasan-alasan tentang manfaat berbusana muslimah bagi diri anda, yang mudah diterima oleh orang tua anda.
Disamping perubahan berpakaian lahiriyah anda, yang tidak kalah pentingnya adalah anda juga harus lebih memperbaiki pakaian batiniyah; yaitu akhlaq anda. Dan jangan lupa do’akan selalu kepada Allah, agar kedua orang tua anda dibukakan pintu hatinya untuk dapat menerima kebenaran Islam.
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada anda untuk terus menyempurnakan diri menuju ridha-Nya.
Wassamau’alaikum Wr. Wb

Tidak ada komentar:
Posting Komentar