Powered By Blogger

Senin, 20 Februari 2012

ILMU JIWA

Pikiran Mengembara Bikin Tak Bahagia


Sebuah studi teranyar menunjukkan, ketika pikiran seseorang mengembara atau
tidak fokus pada aktivitas yang sedang dikerjakan, mereka menjadi tidak bahagia dibandingkan
jika mereka menaruh perhatian penuh.

Pikiran manusia secara unik mampu mengembara ke banyak hal. Sebenarnya kemampuan ini
memiliki manfaat positif, seperti membantu kita merenungkan apa yang sudah terjadi atau
mengantisipasi apa yang akan terjadi dan membuat rencana. Menurut Matthew Killingstowrth,
kandidat doktoral psikologi dari Harvard University, kemampuan tersebut memberi ciri pada
manusia sebagai makhluk hidup.

Akan tetapi pikiran yang bercabang itu bisa menjadi bumerang, terutama ketika kita memikirkan
sesuatu lebih daripada yang sedang dikerjakan. Akibatnya adalah muncul perasaan tidak bahagia.

Dalam sebuah studi terhadap 2.250 partisipan, terungkap ketika diminta mengerjakan 22
aktivitas, seperti berjalan, makan, belanja, bekerja, atau menonton televisi, 47 persen partisipan
mengatakan pikiran mereka sering mengembara ke banyak hal.

Namun ada satu kegiatan yang bisa dilakukan secara fokus, yakni saat bercinta. Hanya 10 persen
responden yang manjawab mereka juga memikirkan hal lain sambil bercinta.

Secara umum, mayoritas juga menjawab paling merasa bahagia ketika berhubungan seksual,
diikuti dengan berolahraga. Sementara itu aktivitas yang sering membuat tidak bahagia adalah
bekerja, beristirahat, serta menggunakan komputer.

Ketika ditanya hal yang sering dipikirkan, 42 persen mengatakan mereka memikirkan hal-hal
yang menyenangkan dan 26 persen menjawab memikirkan hal-hal tidak menyenangkan.

Killingsworth mengatakan, secara tidak langsung hasil penelitian ini membuktikan bahwa
berada “di sini” dan “saat ini” sangat penting agar kita merasa bahagia.









7 Trik Menciptakan Keluarga Bebas Stres


Adakah keluarga yang stres? Ada, mungkin Anda akan menjawab, keluarga yang selalu diliputi rasa curiga, cemburu dengan perhatian orangtua yang berat sebelah pada saudara kandung, pekerjaan rumah yang melelahkan, orangtua yang kelewat mengekang, dan lain sebagainya.

Kini Anda telah memiliki keluarga kecil sendiri, dan tentunya berharap masa kecil Anda yang penuh keributan terulang lagi. Ketika para peneliti mengamati kehidupan 32 keluarga selama empat hari berturut-turut, mereka menemukan apa yang membuat sebuah keluarga stres. Dengan sendirinya, ditemukan juga apa yang bisa membuat kehidupan sebuah keluarga berjalan lebih santai dan menyenangkan. Anda bisa membacanya di bawah ini.

1. Tidak membagi-bagi pekerjaan rumah tangga
“Ternyata, ini bukan persoalan betapa adilnya pasangan berbagi tugas,” kata peneliti Tami Kremer-Sadlik, PhD, direktur penelitian di Center on the Everyday Lives of Families di UCLA. Penelitiannya mendapati bahwa suami-istri akan lebih bahagia ketika keduanya merasa sedang berusaha mencapai tujuan yang sama, tanpa memandang siapa yang bekerja lebih keras (perempuan biasanya merasa demikian). Mengetahui apa misi Anda berdua untuk keluarga bisa menyingkirkan jauh-jauh konflik akibat pembagian tugas ini.

2. Memiliki momen kebersamaan
“Mungkin banyak dari kita yang memikirkan bahwa kita perlu menciptakan suasana kebersamaan yang heboh, tapi sedikit sekali keluarga yang memiliki kesempatan untuk berhubungan sepanjang hari,” kata Kremer-Sadlik.

Ia ingat suatu kejadian dimana ibu dan anak perempuannya sedang melipat baju-baju yang sudah kering. Anak perempuan itu lalu memasang kaus kaki di kakinya, lalu meminta ibunya menebak dimana kakinya di antara tumpukan pakaian tersebut. “Itu momen yang menyenangkan sekali, tertawa dan bermain di sela-sela kegiatan sehari-hari.”

3. Orangtua menjadi role model, bukan teman si anak
Banyak orangtua yang bercita-cita menempatkan diri sebagai teman untuk anaknya, agar tidak ada jarak di antara mereka. Ini bagus, tapi jangan sampai kebablasan. Menghargai pasangan bukan hanya baik untuk hubungan perkawinan, tetapi juga mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan.

“Ketika pasangan menunjukkan kesabaran dan dukungan, dan bukannya tidak sabaran, sinis, atau senang mengkritik, anak-anak akan lebih menghargai orangtuanya, dan makin luweslah kehidupan rumah tangga tersebut,” tutur Kremer-Sadlik lagi. “Tujuan mereka hari itu, seperti makan malam atau menyelesaikan pekerjaan rumah, akan berjalan lebih lancar dan menyenangkan.”

4. Ibu memasak bersama anak
Menurut Margaret Beck, peneliti yang juga seorang ibu berusia 39 tahun, memanfaatkan makanan kemasan untuk makan seluruh keluarga tidak berarti akan menghemat waktu. “Rata-rata keluarga akan membutuhkan 1 jam untuk menyiapkan makan, entah itu dengan makanan kemasan atau bahan-bahan yang segar,” ujarnya. Jika Anda ingin anak selalu memakan apa yang disediakan, ajaklah mereka memasak bersama. Anak yang membantu ibunya menyiapkan makanan selalu menghabiskan apa yang diberikan.

5. Ibu memiliki “me-time” selama 5 menit
Ada trik untuk menikmati waktu bersama keluarga setelah seharian bekerja di kantor. “Penemuan kami memperlihatkan, bahwa ketika perempuan tidak diganggu selama 5-10 menit, itu akan membawa pengaruh positif sepanjang hari yang tersisa,” ungkap peneliti Shu-wen Wang, yang membantu menganalisa rekaman penelitian berdurasi 1.540 jam.

6. Nonton TV bareng
Tak usah merasa bersalah jika anak-anak selalu terlihat asyik menonton televisi, ketimbang melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat. Temani saja mereka nonton. “Keluarga yang menonton TV bersama menunjukkan banyak perilaku keterikatan,” ujar Campos. Jadi, bila suatu ketika Anda sudah kehabisan energi untuk mengajak anak-anak jalan-jalan, nonton film bersama di rumah juga baik untuk keharmonisan keluarga. Jangan lupa, pilih film berkualitas yang bisa ditonton seluruh keluarga.

7. Melakukan ritual harian secara rutin
Wang mengatakan, ia yakin bahwa spontanitas dan kegembiraan bisa merekatkan hubungan keluarga. Tetapi untuk membentuk fondasi yang kuat, yang lebih penting kedua hal tersebut dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. “Entah pasangan menyisihkan waktu untuk duduk santai sambil minum kopi, atau orangtua membacakan dongeng untuk anak-anak sebelum tidur, momen-momen kecil ini membuat kehidupan keluarga sangat nyaman dan makin dekat,” katanya








10 Hal yang Membuat Pria Bahagia

Pasangan yang bahagia bersamanya menempati posisi ketiga dari peringkat kebahagiaan seorang pria.

KOMPAS.com – Semua manusia pasti ingin bahagia, tetapi yang jadi masalah adalah, kita sering gagal mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Seandainya ada resep kebahagiaan, semua orang pasti sudah antre membeli. Sementara para ahli mencari resep itu, kita intip yuk, 10 hal yang membuat seorang pria bahagia dari kacamata dr Nick Powdthavee, pengarang The Happinness Equation: The Surprising Economics of Our Most Valuable Asset.

10. Menjadi yang terutama
“I I wanna be a billionaire so fricking bad/ Buy all of the things I never had/ Uh, I wanna be on the cover of Forbes magazine/ Smiling next to Oprah and the Queen,” begitu lirik lagu Billionaire yang dinyanyikan Travie McCoy bersama Bruno Mars. Jelas sudah, menjadi orang kaya adalah keinginan semua orang. Bukan berlaku tidak bersyukur, tetapi melalui penelitian, hal itu benar terlihat dan wajar. Menurut Robert Frank, profesor ekonomi di universitas Cornell, pria lebih peduli terhadap penghasilan orang lain ketimbang penghasilannya sendiri. Menurut pengamatannya, kenaikan gaji hanya memberi sedikit kebahagiaan jika ranking urutan pemasukan masih sama seperti sebelumnya, yakni di bawah teman-teman yang lain. Dengan kata lain, pria akan lebih bahagia jika ia menjadi ikan terbesar dalam kolam kecil.

9. Seks
Sudah tidak mengejutkan lagi. Dua orang ekonom asal Inggris, David Blanchflower dan Andrew Oswald, melakukan studi statistik hubungan antara kebahagiaan seseorang dengan aktivitas seksual mereka di Amerika Serikat. Ditemukan, orang yang melakukan hubungan seks secara rutin dalam seminggu, misal 4 kali dalam seminggu menempati daftar orang-orang yang bahagia. Pria juga menikmati seks lebih baik ketimbang wanita. Secara keseluruhan, hasil penelitian itu mengisyaratkan, seks membuat seseorang lebih bahagia. Entah seks membuat seseorang bahagia atau orang bahagia membuat orang lebih banyak berhubungan seksual. Kedua pernyataan itu cukup valid.

8. Menjadi muda atau tua
Menurut Powdthavee, ada bukti yang menunjukkan bahwa kebahagiaan berbentuk seperti huruf U. Umumnya, kebahagiaan seorang pria bermula ketika ia muda, kemudian terus menurun saat kita makin menua, mencapai level paling rendah ketika kita mencapai usia 40-an, lalu naik kembali. Sama halnya dengan depresi, yang mencapai puncaknya ketika berusia 40-an. Umumnya, karena hal inilah terjadi krisis paruh baya.

7. Tinggal dekat kantor
Penelitian ini justru ditemukan ketika mencari hal-hal yang membuat seorang pria merana. Menurut para ekonom di Swiss, Bruno Frey dan Alois Stutzer, waktu yang kita habiskan menuju dan dari kantor ke tempat tinggal menyebabkan stres yang sangat tinggi. Bahkan beban jarak itu sulit terkompensasi dengan kenaikan gaji sekali pun. Apalagi jika ternyata biaya ongkos dari dan menuju kantor dan rumah itu memakan sebagian besar gajinya, belum ditambah dengan pengorbanan waktu untuk berjauhan dari anggota keluarganya dalam waktu lama.

6. Pernikahan
Menurut statistik, pernikahan ternyata baik untuk kesehatan seorang pria. Pria yang menikah mengalami penurunan risiko kematian sebanyak 9 persen ketimbang pria yang tidak menikah. Pria yang sudah menikah juga secara signifikan lebih bahagia ketimbang tidak menikah, tinggal bersama, berpisah, duda, atau melajang.

5. Menjadi relawan
Kemampuan membantu orang lain ternyata mampu membuat seorang pria merasa lebih bahagia. Hal ini ditemukan oleh ekonom Stephen Meier dan Alois Stutzer. Menurut mereka, para relawan merasa lebih puas dengan hidupnya ketimbang mereka yang bukan relawan.

4. Memiliki pekerjaan yang disukai, berapapun gajinya
Ternyata, bisa melakukan pekerjaan yang disukai, seberapa pun gajinya bisa dibilang salah satu komponen penting dalam mencapai hidup bahagia. Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog, mengatakan, melakukan pekerjaan yang disukai bisa memproduksi sebuah bentuk konsentrasi yang sangat fokus dan penyerapan yang sangat tinggi. Saat mencapai hal ini, kita akan merasa sangat kuat, bersemangat, tak merasa sulit untuk mengendalikan diri, dan sangat puas akan diri sendiri. Hal-hal ini tidak bisa dibeli dengan uang.

3. Pasangan yang bahagia
Salah satu kunci pernikahan yang bahagia adalah pasangan yang bahagia. Ternyata, kebahagiaan bisa menular kepada pasangan. Secara rata-rata, kita 8 persen akan merasa lebih bahagia dengan hidup kita jika pasangan kita merasa bahagia akan hidupnya. Itu adalah salah satu alasan kita mencoba menjaga pasangan kita tetap sehat dan bahagia.

2. Kesehatan yang baik
Salah satu faktor kebahagiaan di segala data, adalah kesehatan. Memiliki pikiran dan tubuh yang sehat mengkontribusikan kebahagiaan yang cukup besar, dan kesehatan yang buruk bisa menyebabkan sedih yang luar biasa. Namun, apa yang tak banyak diketahui adalah, persepsi mengenai sehat atau tidaknya kita sebagian tergantung pada jumlah orang yang bisa kita bagi mengenai masalah kesehatan kita. Ternyata, kita tak akan terlalu merasa sedih atau “down” jika banyak teman kita yang juga mengalami masalah kesehatan yang sama.

1. Teman-teman
Bisa menghabiskan waktu dengan teman-teman terdekatnya ternyata menempati posisi terutama dari kebahagiaan seorang pria. Waktu yang bisa ia habiskan bersama temannya adalah aktivitas yang memproduksi serotonin yang konstan dan banyak, satu dari 1 hormon yang bertanggung jawab dalam membuat seseorang merasa bahagia.








7 cara cerdaskan otak anak

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Salah satu faktor untuk mewujudkannya adalah pengaruh lingkungan atau pola asuh orang tua.

Sering muncul pertanyaan, apakah mungkin untuk mengasah kecerdasan anak pada tahap awal agar kelak saat ia dewasa menjadi seorang yang jenius? Kabar baiknya adalah Ya! Semua yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan otak bayi terletak pada orang tuanya.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda mulai untuk mengasah kecerdasan otak si buah hati, terutama pada dua tahun pertama kehidupannya.

Mulai sejak dini

Mulailah sejak dini bahkan sebelum ia dilahirkan. Caranya dengan memastikan calon ibu memiliki kesehatan yang baik dan cukup gizi. Hindari zat berbahaya seperti alkohol, obat-obatan, rokok, dan merkuri yang diketahui berbahaya bagi perkembangan otak bayi Anda. Penuhi kebutuhan gizi khusus untuk perkembangan otak bayi, seperti asam folat dan minyak ikan. Banyak obat yang tidak dianjurkan selama kehamilan. Jadi konsultasikan dulu dengan dokter Anda sebelum mengambil obat-obatan tertentu.

* Pemberian ASI

ASI mengandung nutrisi tak terhitung yang penting untuk pertumbuhan bayi. Salah satu unsur terpenting itu adalah asam docosahexaenoic (DHA), yang merupakan asam lemak esensial yang baik untuk perkembangan otak. Banyak perusahaan pemasaran makanan telah mencoba untuk meniru bahan ini di laboratorium dan menambahkannya ke makanan bayi. Tapi belum ada yang bisa menyamai DHA alami seperti yang terdapat dalam ASI.

* Membacakan cerita

Meski bayi mungkin belum memahami isi cerita yang Anda bacakan, namun membaca terus-menerus akan membantu bayi untuk mendengar, mengenali kata-kata dan artinya. Proses ini penting dalam membantu cara bicara dan membangun kosa kata bayi.

* Berikan mainan cerdas

Mainan memainkan peran penting dalam perkembangan otak bayi Anda. Kuncinya, memilih mainan dan kegiatan yang tepat harus sesuai dengan tahap perkembangan biologi anak. Pilih mainan sederhana yang tidak membuat bayi frustasi. Belikan mainan buka tutup untuk menggasah imajinasi serta membantu membangun koordinasi antara mata dan tangan.





* Bermain tanda

Ajaklah bayi Anda mempelajari tanda-tanda ketika menginjak usia 4 (empat) bulan. Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan bahasa isyarat mengarah ke peningkatan dalam bahasa lisan serta IQ yang lebih tinggi.

* Kenalkan bahasa asing

Pada usia yang tepat, perkenalkan anak Anda untuk mendengar suara dan kosakata dari bahasa asing. Memutar DVD bahasa asing, bisa meningkatkan kosakata anak Anda. Beberapa penelitian menunjukkan pengenalan bahasa asing sebaiknya dimulai setelah anak lancar berbahasa ibu.

* Kontak fisik

Belaian dan sentuhan Anda kepada bayi sangat penting untuk pertumbuhan emosionalnya. Membelai rambut, tungkai dan tubuh juga membantu membuat koneksi neurologis yang penting untuk perkembangan otak. Ini juga akan membantu memperkuat ikatan Anda dengan bayi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar