Powered By Blogger

Jumat, 10 Februari 2012

ILMU JIWA

Kepribadian Anda Sesuai Golongan Darah


Percaya atau tidak, golongan darah juga dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Meski Anda yang gemar berselancar di internet mungkin sudah pernah membacanya, tetap tak ada ruginya bagi kita untuk berbagi info soal golongan darah yang boleh dipercaya boleh pula tidak kepada khalayak yang lebih luas.

Golongan darah A
Biasanya orang yang bergolongan darah A berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya. Berkarakter tegas, bisa diandalkan dan dipercaya meski keras kepala. Sebelum melakukan sesuatu dipikirkan terlebih dulu dan direncanakan dengan matang.

Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan konsisten, berusaha membuat diri sewajar mungkin. Mereka bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang. Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya jadi terlihat tegar kendati sebenarnya punya sisi yang lembek seperti gugup dan lain-lain sebagainya. Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tak sependapat sehingga cenderung berada di sekitar orang-orang yang ber’temperamen’ sama.

Golongan darah B
Orang bergolongan darah B cenderung penasaran dan tertarik pada segalanya. Mereka juga cenderung punya terlalu banyak kegemaran dan hobi. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu tapi cepat juga bosan. Namun mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang dikerjakannya. Mereka cenderung ingin jadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang hanya dianggap rata-rata. Tapi biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain, mereka tak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.

Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada dalam diri mereka. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tak ingin bergaul dengan banyak orang.

Golongan darah O
Orang yang bergolongan darah O biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup selain menciptakan keharmonisan di antara para anggota grup tersebut. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksanakan sesuatu dengan tenang.

Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga kelihatan selalu riang, damai dan tak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu).

Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan dan tak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain. Mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia punya pendapatnya sendiri tentang berbagai hal. Di lain pihak, mereka sangat fleksibel dan mudah menerima hal-hal baru.

Mereka cenderung mudah dipengaruhi oleh orang lain, begitu juga yang mereka lihat dari TV. Terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi sering tergelincir dan membuat kesalahan besar karena kurang hati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini dicintai.

Golongan darah AB
Orang bergolongan darah AB ini punya perasaan sensitif dan lembut. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta hati-hati.

Di samping itu mereka keras dengan diri sendiri, dan dengan orang-orang yang dekat dengannya. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian, sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.

Mereka punya banyak teman, tapi mereka butuh waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.






Anak Laki-laki Belajar Bersikap dari Ayahnya

Bagaimana seorang laki-laki memperlakukan perempuan, hingga cara ia mengontrol emosinya, ayah memiliki peran di balik hal-hal tersebut. Anak laki-laki belajar bersikap dari ayahnya. Dengan demikian, pengasuhan ayah penting bagi pertumbuhan anak laki-laki, termasuk dalam pembentukan kepribadiannya.

“Seorang ibu bisa membantu anak laki-lakinya tumbuh menjadi pria dewasa sejati. Namun, ayah memiliki pengaruh besar karena bisa mencontohkan anak laki-laki bagaimana menjadi pria,”

* Mendampingi anak
Tugas pendampingan anak terkesan mudah dan sederhana. Namun, jangan pernah menyepelekannya. Ayah yang selalu menyempatkan waktu untuk anak laki-lakinya akan memberikan pengalaman yang berarti bagi anak. Anak laki-laki mendapatkan kesan mendalam dan pengalaman berharga ketika ayahnya banyak menghabiskan waktu dengannya. Anak laki-laki menangkap pesan di balik sikap ini bahwa ayahnya mencintainya, menyukai kegiatannya, dan selalu ada di sampingnya.

Sikap seperti ini membuat anak merasa aman dan nyaman, dan menjadi pembelajaran dalam diri anak mengenai karakter ayah yang baik.

* Memperlakukan perempuan dengan baik
Anak laki-laki belajar cara memperlakukan perempuan. Salah satunya dengan memerhatikan perilaku ayahnya. Ayah perlu menjadi contoh baik bagi anak laki-lakinya, dengan memperlakukan perempuan, terutama istri, dengan baik.

Ketika ayah berinteraksi dengan perempuan, khususnya dengan istrinya, ia harus mengakui kesalahan yang dibuatnya. Jika memang perlu minta maaf, maka lakukan. Berbicara dan bersikaplah dengan penuh penghargaan terhadap perempuan, terutama saat sedang bersilang pendapat.

* Berikan sentuhan fisik
Studi menunjukkan bahwa permainan adu fisik yang dilakukan ayah dengan anak laki-lakinya berdampak positif. Anak laki-laki belajar cara mengontrol reaksi fisik dan mengatur emosi. Namun, ayah juga perlu memberikan sentuhan fisik seperti pelukan dan ciuman kepada anak laki-lakinya, sebagai bentuk penegasan atas rasa kasih sayang.







5 Cara Meredakan Rasa Khawatir

Ada orang yang cepat merasa khawatir akan sesuatu dan sulit melupakannya. Misalnya, “Tadi pintu sudah saya kunci belum, ya?” Atau, “Bagaimana kalau nanti saya terkena kanker?”

Padahal, kekhawatiran semacam ini bisa memengaruhi kinerja dan mood Anda sepanjang hari. Anda jadi sulit berkonsentrasi sehingga pekerjaan pun terbengkalai. Jika tak segera diperiksa kembali atau diselesaikan, kekhawatiran bisa menjadi tak terkontrol. Pada saat itu, tubuh Anda bisa terpengaruh dan menampakkan gejala-gejala fisik, seperti mulut kering, jantung berdebar, mual, bahkan serangan panik.

Agar kekhawatiran Anda tidak berbalik mengendalikan Anda, cobalah mengubah cara Anda menghadapi situasi. Berikut adalah beberapa cara yang disarankan pakar untuk mencegah, mengelola, dan menghentikan kekhawatiran.

1. Spa. Bila Anda biasa melakukan full day treatment di spa saat “me time“, kenapa tak mengunjungi spa untuk melenyapkan stres Anda? Jika tak cukup punya waktu, lakukan saja spa ala Anda sendiri. Berendamlah di bathtub, lalu pasang musik yang mampu mendorong relaksasi pikiran Anda. Anda punya CD berisi tuturan meditasi dari instruktur yoga? Suara yang menenangkan dari si instruktur juga bisa membuat pikiran Anda terasa lebih nyaman.

2. Makan mangga. Para peneliti Jepang berpikir bahwa mangga tak cuma enak dibikin rujak. Aktivitas mengupas, memotong, dan mengunyah mangga yang mengandung senyawa bernama linalool ternyata mampu membuat Anda santai lebih cepat. Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh The Journal of Agricultural and Food Chemistry disebutkan bahwa hanya dengan menghirup aroma makanan yang kaya linalool (termasuk daun kemangi dan lemon) akan membantu tubuh mengatasi stres. Aneh, ya? Tapi tak ada salahnya dicoba, kan?

3. Menulis jurnal. John Mayer dikenal suka berkeluh-kesah mengenai kehidupan cintanya melalui lirik-lirik lagunya. Anda pun bisa mencoba cara ini sesuai kemampuan Anda. Menurut Carol Kryder, PhD, psikolog klinis dan pakar kesehatan mental untuk JustAnswer.com, menulis jurnal atau blog bisa menjadi cara untuk melumpuhkan emosi negatif. Ia menyarankan agar kita tidak hanya menuliskan keprihatinan kita, tetapi juga skenario terburuk dari apa yang kita khawatirkan.

“Membuat jurnal itu tujuannya untuk mengontrol pikiran. Jika Anda mengkhawatirkan sesuatu yang mungkin akan terjadi, coba tuliskan apa situasi terburuk yang bisa terjadi. Kemudian tuliskan apa yang bisa Anda lakukan jika hal ini terjadi, dan akhirnya, tulis juga bagaimana Anda bisa melewati peristiwa itu.”

4. Bicara pada atasan. Banyak dari kita yang tak punya hubungan baik dengan atasan, dalam arti, selalu khawatir tugas apa lagi yang akan diberikan oleh atasan. Berhentilah untuk menjalani siklus kerja yang selalu dipenuhi rasa khawatir ini dengan bersikap proaktif, dan bukannya reaktif. Tetaplah berpegang pada tanggung jawab Anda, dan pastikan Anda tahu apa yang diharapkan dari Anda. Bila memungkinkan, bekerjalah lebih ekstra untuk sebuah proyek Anda, demikian saran Lynn Taylor, penulis buku berjudul Tame Your Terrible Office Tyrant.

“Tidak ada resep lebih baik agar lebih percaya diri di kantor daripada mengerjakan proyek Anda sebaik-baiknya dan mendapat ucapan selamat dari atasan,” katanya.
Cara lain untuk mengelola relasi yang baik dengan atasan adalah menjadikannya role model—tentu dari sisi positifnya.

5. Diam sejenak. Ketika Anda merasa khawatir, biasanya hal itu disebabkan oleh sesuatu yang sudah terjadi (misalnya, Anda mengucapkan sesuatu yang kurang tepat pada rekan kerja), atau mungkin akan terjadi (misalnya, Anda ditugaskan ke divisi yang tidak Anda kuasai). Hentikan siklus kekhawatiran ini dengan menggunakan trik yang dilakukan Lisa Pedersen, psikoterapis asal California.

Jika nanti Anda merasa khawatir, perhatikan sekeliling Anda, lalu fokuslah pada apa yang Anda lihat. “Mulai menyebutkan obyek-obyek tersebut dan warna-warnanya,” kata Pedersen. Contohnya, saya melihat sofa berwarna krem. Saya melihat tirai berwarna biru. Saya melihat bunga berwarna ungu. Ikuti dengan pernyataan berulang yang membuat Anda nyaman, seperti jokes favorit Anda, gaya khas ayah Anda berbicara, atau ungkapan yang menguatkan Anda, seperti “What doesn’t kill you makes you stronger“.






4 Gejala Stres yang Tak Terduga

Banyak orang tidak suka Senin karena pada hari ini kesibukan yang padat dimulai. Karena itu, para ahli menilai wajar jika banyak orang merasa stres pada hari Senin. “Namun, apabila kita merasa stres nyaris setiap hari, mungkin kita punya masalah kejiwaan yang lebih serius,”

Umumnya, gejalanya seperti empat contoh berikut. Apabila mengalami satu di antaranya, sebaiknya ajukan cuti sejenak dari pekerjaan.

1. Sering sakit kepala tanpa sebab. Senin sampai Jumat kita bekerja dalam jadwal yang padat. Pada akhir pekan, kita kerap memanfaatkan waktu untuk beristirahat, bersantai, atau berelaksasi. Kesenjangan aktivitas ini ternyata bisa memicu timbulnya migren. Supaya dampaknya tak kian hebat, kita harus punya waktu tidur yang cukup plus makan secara teratur setiap hari.

2. Nyeri haid tak tertahankan. Hasil riset terbaru dari Harvard School of Public Health mengungkapkan, wanita yang stres akan mengalami nyeri haid dua kali lipat lebih kuat ketimbang mereka yang lebih rileks. Para peneliti yakin, ketidakseimbangan hormon adalah pemicunya. Solusinya: lakukan latihan fisik secara rutin. Selain meredakan kram perut, aktivitas ini juga bisa mengenyahkan stres.

3. Sering sakit gigi. Kadang, tanpa sadar, kita menggemeretakkan gigi saat tidur. Atau gigi atas dan gigi bawah beradu dengan kuat. Esok harinya, rahang terasa ngilu. “Namun, rasa sakit ini bisa kian parah apabila kita sedang banyak pikiran atau di bawah tekanan,” ujar Matthew Messina, DDS, penasihat konsumen dari American Dental Association. Mintalah bantuan dokter untuk mengatasi kebiasaan menggemeretakkan gigi pada malam hari.

4. Tidur tak nyenyak. Bermimpi seharusnya membuat kita bangun dengan perasaan nyaman dan riang pada pagi hari. Namun, apabila kita sering terbangun di tengah malam, proses bermimpi pun terganggu sehingga kita bangun pagi dengan perasaan lelah. Hal ini dikatakan Rosalind Cartwright, PhD, profesor bidang psikologi di Rush University Medical Center. Sebaiknya bentuk pola tidur yang sehat dengan membiarkan diri terlelap selama 7-8 jam setiap malam.






Pria Tidak Lebih Tangguh dari Wanita Saat Menghadapi Stres

Ada ungkapan bahwa pria tak akan menangis meski hatinya berdarah, seolah pria begitu tangguh dalam menghadapi stres. Padahal menurut penelitian, kemampuan pria sama saja dengan wanita ketika berhadapan dengan kondisi stres atau depresi.

Bukan untuk urusan sepele saja, bahkan ketika berada di medan pertempuran pria dan wanita sama-sama akan menghadapi kondisi yang bisa memicu stres. Dampaknya akan dirasakan setelah perang berakhir, atau habis masa tugasnya lalu dipulangkan.

Sebagian besar prajurit, baik pria maupun wanita akan mengalami kondisi yang disebut Gangguan Stres Pasca Trauma atau Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Gejalanya bervariasi, namun yang paling banyak dilaporkan adalah gelisah (anxious) sepanjang waktu.

Selama ini, PTSD diyakini memberi dampak lebih besar pada mantan prajurit wanita dibandingkan pria. Karena itu seperti dikutip dari Healthday, Rabu (8/6/2011), prajurit wanita jarang dilibatkan dalam baku tembak secara langsung dan lebih banyak melakukan tugas-tugas lain di markas.

Padahal menurut penelitian di Boston University, pemicu stres yang dihadapi prajurit wanita di markas tidak kalah banyak dibanding pria di lapangan. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari proses adaptasi dengan lingkungan baru hingga pelecehan seksual dari sesama prajurit.

Ketika membandingkan kondisi para prajurit Amerika Serikat sebelum dan sesudah ditugaskan ke Irak dan Afghanistan, para peneliti menyimpulkan bahwa prajurit pria maupun wanita menghadapi level stres yang relatif sama. Level stres pada prajurit wanita sedikit lebih rendah, namun tidak signifikan.

Namun ketika disesuaikan dengan berbagai faktor, level stres pada prajurit pria maupun wanita tidak mempengaruhi lamanya waktu untuk memulihkan kondisi mentalnya. Secara umum, mantan prajurit pria tidak lebih cepat dari wanita untuk bangkit dari stres.





Kenapa perempuan lebih mudah tersingung?

Perempuan dikenal sebagai mahluk yang paling mudah tersinggung, susah menahan marah atau moody. Konon katanya perempuan memang di takdirkan seperti itu. Tetapi hal ini terpatahkan karena ada juga perempuan yang sangant rasional dan tidak gampang moody. Apa sebabnya perempuan lebih mudah tersinggung atau moody??????

Kondisi ini ternyata di pengaruhi oleh otak perempuan yang memungkinkan ia lebih mudah mengalami depresi, stress dan perubahan suasana hati. Perempuan memang lebih mungkin untuk mengalami depresi atau setidaknya lebih mudah stress di bandingkan laki-laki. Studi menemukan sekitar 1 dari 4 perempuan yang di laporkan mengalami depresi sedangkan laki-laki sekitar 1 dari 10 orng.

Para ilmuan dari University of Montreal mengungkapkan bahwa otak perempuan menghasilkan hormon serotonim (hormon bahagia) yang lebih sedikit di bandingkan laki-laki. Diketahui otak laki-laki memproduksi serotonim 52 persen lebih banyak di bandingkan perempuan.

Kondisi ini terkait dengan adanya perbedaan pada hormon seks laki-laki dan perempuan. Pada perempuan hormon estrogen dan progestron telah lama di kenal bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Estrogen memilki efek yang lebih besar pada perempuan karena tingkat fluktuatif hormonnya

Estrogen bisa meransang reseptor serotonin di otak. Ketika kadar hormon berfluktuasi. Maka sensitifitas serotonim di otak juga mengalami perubahan sehingga jumlah hormon yang di perlukan bisa jadi tidak mencukupi . kondisi ini pula yang membuat perempuan moody saat menjelang masa menstruasinya.

Seiring waktu kondisi ini bisa mempengaruhi kemapuan otak dan kelenjar adrenal untuk mengatur suasana hati dan seksualitas. Serta perempuan memang diketahui lebih mudah mengalami stress dan trauma selam hidupnya

Beberapa hal lain juga bisa di duga menguras jumlah serotonim yang ada di otak seperti stress, pola makan yang buruk kurang olah raga serta kurang terkena sinar matahari

Jenis makanan tertentu diketahui bisa meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik seperti mengkonsumsi protein tinggi triptofan (asam amino yang berfungsi memproduksi serotonim) seperti keju atau kalkin serta tidak mengurangi asupan kalori

Selain itu bisa juga dengan cara mengkonsumsi karbohidrat yang merangsang pelepasan insulin sehingga memungkinkan lebih banyak tritofan masuk ke dalam otak. Beberapa ahli merekomendasikan konsumsi kentang penggang polos sebelum tidur








Hiperseks akan Masuk Kategori Gangguan Mental

Hiperseksual dianggap sebagai penyimpangan seksual yang ditandai dengan tingginya keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Tak lama lagi penyimpangan seksual ini akan masuk dalam kategori gangguan mental.

Cukup banyak orang yang mengalami hiperseksual, tak terkecuali tokoh yang dikenal dunia seperti Tiger Wood, Arnold Schwarzenegger dan Bill Clinton. Penyimpangan seksual ini berpotensi menghancurkan keluarga, karir dan status sosial.

“Setiap tahun, ribuan laki-laki dan perempuan dari semua lapisan masyarakat mencari bantuan psikiatris untuk gangguan perilaku seksual,” ujar dokter yang berkumpul pekan lalu pada pertemuan tahunan American Psychiatric Association (APA).

Makin banyaknya orang yang mengalami masalah perilaku seksual telah mendorong psikiater untuk mempertimbangkan membuat gangguan mental jenis baru, yaitu gangguan hiperseksual yang dicirikan dengan perilaku seksual berisiko dan berlebihan.

Gangguan hiperseksual ini sedang dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi selanjutnya yang disebut DSM-5, yang akan diluncurkan pada tahun 2013.

Menurut laporan peneliti pada pertemuan APA, penelitian menunjukkan adanya kesamaan dari pengalaman masa kecil dari pecandu seks. Sebagian besar dari mereka mengalami beberapa jenis kekerasan mental, fisik atau seksual pada saat masih kanak-kanak.

Penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang mengalami hiperseksual sering tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain sejak awal kehidupan.

Menurut studi yang disajikan oleh peneliti Swedia, 92 persen laki-laki dengan gangguan hiperseksual setidaknya memiliki gejala depresi ringan. Baik laki-laki dan perempuan dengan hiperseksual, memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah dibandingkan dengan orang tanpa gangguan hiperseksual.

Perempuan dengan gangguan hiperseksual dilaporkan menjadi lebih emosional dan tertekan dibandingkan dengan pasien laki-laki.

“Perhatian untuk masalah ini tumbuh dan datang pada waktu yang tepat. Ketersediaan pornografi di internet dapat menciptakan orang dengan gangguan perilaku seksual. Saya melihat sekarang banyak pasien di usia 20-an tahun yang mulai melakukan perilaku seksual internet sejak duduk di kelas lima,” jelas Patrick Carnes.

Menurut Carnes, paparan pornografi atau aktivitas seksual pada usia muda dapat membuat otak menciptakan kebutuhan rangsangan seksual yang berlebih di kemudian hari.

“Penelitian menunjukkan paparan zat lebih awal (di usia muda) dapat meningkatkan risiko kecanduan nantinya. Hal yang sama juga berlaku untuk kecanduan seks,” lanjut Carnes.e








Cuti Tiap 2 Bulan Sekali Paling Ideal untuk Hindari Stres

Tingkat stres yang tinggi sering dialami para pekerja kantoran yang sepanjang hari waktunya habis di depan komputer. Agar tidak stres dan kehilangan motivasi bekerja, idealnya jatah libur diambil tiap 2 bulan untuk pergi berlibur.

Sekalipun seseorang sangat menikmati pekerjaannya, tubuh dan pikiran membutuhkan waktu untuk istirahat secara total tiap periode tertentu. Bekerja dengan rutinitas yang tetap selama lebih dari 2 bulan disebut-sebut kurang ideal bagi seorang pekerja kantoran.

Menurut sebuah survei, terlalu lama menjalankan aktivitas dengan jadwal yang itu-itu saja bisa membuat karyawan jadi lebih gelisah, agresif dan bahkan sakit-sakitan. Akibatnya performa kerja menurun, bahkan tak jarang kehilangan semangat kerja alias burnout.

Survei yang dilakukan oleh Post Office Travel Insurance tersebut mengungkap, hanya 20 persen pekerja kantoran di Inggris yang rutin memanfaatkan cuti tiap 2 atau 3 bulan. Selebihnya, sekitar 44 persen hanya mengambil cuti tiap 1,5 tahun atau lebih.

Liburan ekstra selama 1-2 hari tiap 2 bulan terbukti paling efektif memulihkan semangat kerja para karyawan sehingga kinerjanya kembali optimal. Namun dalam penelitian tersebut, liburan ekstra yang terlalu lama yakni lebih dari 2 pekan tidak akan memberikan manfaat ekstra.

“Karyawan yang jarang mengambil jatah cuti cenderung lebih sering mengalami kegelisahan, agresif dan akhirnya mengundurkan diri. Dampak lainnya adalah mudah sakit dan susah tidur,” ungkap Prof Cary Cooper, psikolog dari Lancester University seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (31/5/2011).

Fakta lain yang terungkap dalam survei tersebut adalah, karyawan laki-laki lebih mudah memutuskan untuk mengambil cuti dibandingkan perempuan. Selain itu, karyawan laki-laki cenderung mengambil cuti berlibur dengan durasi lebih panjang dari perempuan.







Manfaat Stres untuk Kinerja Anda

Tahukan anda ternyata stress juga bisa medorong Anda untuk lebih kreatif ????
Pada sebagian besar manusia menganggap stress itu akan berdampak negative pada diri Anda, padahal kenyataan stress juga bisa bermanfaat bagi kenerja kerja dan tubuh Anda.
Kenapa begitu anda bisa baca artikel di bawah ini.
Terlalu banyak stres memang bisa memberikan pengaruh kesehatan yang negatif, seperti penambahan berat badan, atau depresi. Namun, kita terlalu sering berfokus pada cara mengatasi stres dalam pekerjaan, hubungan dengan pasangan, atau dalam keluarga, sehingga akhirnya stres itu rasanya normal saja. Selama kita hidup, kita harus menghadapi stres tersebut.
Namun, bila Anda memandang stres dengan cara berbeda, hal itu sebenarnya akan membuat kita lebih sehat, lebih bahagia, dan mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Ingin tahu sebabnya? Coba kita simak penjelasan dari beberapa pakar berikut ini.

1. Lebih kreatif. Anda pernah mendengar orang-orang yang merasa bisa bekerja lebih baik ketika berada di bawah tekanan? Umumnya mereka adalah orang-orang yang bekerja di bidang kreatif. Menurut Larina Kase, PhD

“Jika pikiran kita benar-benar tenang dan rileks, tidak ada alasan untuk memandang hal-hal secara berbeda. Kita cenderung merasa ada peningkatan stres ketika kita melalui jalan yang baru, karena perubahan sering dikaitkan dengan tekanan yang baru. Output Anda secara kreatif terasa menakutkan karena berbeda untuk Anda, dan Anda tidak tahu bagaimana respons orang lain,” katanya.

2. Baik untuk sistem kekebalan. Penelitian menunjukkan bahwa stres akan menguntungkan sistem kekebalan, karena menimbulkan mekanisme perlawanan kita.

“Stres yang datangnya tiba-tiba bisa membantu sistem kekebalan,”

Ketika kortisol (hormon stres) dilepaskan, hal itu meningkatkan kekebalan dalam tubuh. Namun meskipun stres membuat tubuh kuat, bersemangat, dan bahkan menyehatkan, terlalu banyak stres juga bisa membuat kortisol berlebihan. Kelebihan hormon stres bisa menyebabkan obesitas pada perut. “Obesitas di bagian tengah ini sering dihubungkan dengan pengembangan penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2, dan penyakit otak,”

3. Bikin tubuh prima. Angkat beban, lari, atau bersepeda statis selama 45 menit adalah bentuk stres pada tubuh. Namun, jenis stres yang baik.

“Stres yang dihasilkan dari olahraga tingkat sedang cukup sehat, dan memberikan beberapa efek positif,” katanya. “Dari perspektif fisiologis, tuntutan yang dibebankan pada tubuh selama latihan membantunya menjadi lebih efisien dalam menyelesaikan aktivitas harian.”

Latihan teratur juga mampu mengurangi tingkat hormon stres dalam tubuh, dan secara bersamaan meningkatkan tingkat endorfin, sehingga menciptakan sensasi yang nyaman. Penelitian juga membuktikan bahwa latihan itu sendiri bisa membuat kita tahan terhadap stres.

4. Mampu memecahkan masalah. Ketika dihadapkan pada dilema, atau harus membuat keputusan besar, stres berperan menerangi nilai-nilai kita. Dr Kase menyarankan untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh stres itu pada kita.

“Penelitian menunjukkan bahwa kita cenderung paling bahagian ketika menggunakan keberanian kita,” katanya. Namun khawatir secara berlebihan kadang-kadang bisa menjadi senjata makan tuan. “Akan sulit mendengar intuisi Anda ketika Anda berada dalam siklus kekhawatiran dan stres, jadi beri waktu untuk berpikir. Jalan-jalan dulu, tidur yang nyenyak, atau makan bareng.”

5. Membuat anak merasa aman. Menurut para ahli, ibu yang merasa stres cenderung akan lebih melindungi anaknya. Misalnya, ketika sedang ramai berita penculikan anak, tentu Anda akan memberikan pengawasan lebih untuk anak Anda, bukan?

Penelitian dari Johns Hopkins University menyatakan bahwa anak-anak dari ibu yang menunjukkan peningkatan hormon kortisol selama kehamilan akan lebih berkembang dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak begitu tertekan. Namun, tentu saja, ibu yang terlalu stres juga tidak akan memberikan pengaruh baik untuk anaknya. Sedikit stres tentu normal dan alami.

“Bila stres bisa meningkatkan kewaspadaan Anda, itu lebih baik,” ungkap Dr Goulston. Tetapi, hati-hati juga jangan sampai Anda terlalu waspada, karena bisa menyebabkan Anda rapuh dan kaku. Hal ini disebut-sebut bisa menyebabkan perilaku impulsif.

6. Kenaikan gaji. Tekanan terlalu berat dalam pekerjaan tentu tidak sehat. Namun jenis stres yang membuat Anda tegar dalam lingkungan profesional bisa memberikan pengaruh baik bagi karier Anda.

“Tingkat stres dan kegelisahan akan membuat Anda tetap berenergi, fokus, dan termotivasi,” ujar Dr Kase. “Tanpa stres yang cukup, Anda mungkin tak akan memberikan upaya maksimal, dan Anda cenderung membuat kesalahan. Ketika Anda terlalu nyaman, hal itu akan menjadi tanda bahwa Anda tidak mendorong diri Anda keluar dari zona nyaman, dan mengambil risiko yang diperlukan untuk mengembangkan karier Anda, seperti melakukan marketing atas diri Anda, atau meminta promosi.”

Sekali lagi, terlalu stres juga tidak akan baik. Anda bisa mengurangi kemampuan untuk melihat solusi yang inovatif, dan menguras energi dan efisiensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar