Powered By Blogger

Rabu, 29 Juni 2011

IPTEK


MENIKAHLAH , BIAR CEPAT SEMBUH DARI KANKER



Menikah merupakan salah satu momen terindah dalam hidup. Meski begitu, banyak para pengidap kanker yang bertahan hidup itu takut untuk menikah karena mereka takut menyia-nyiakan waktunya dan hal itu akan mengganggu hubungan yang lain.

Faktanya, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di AS, para pasien kanker akan meningkatkan kesempatan sembuh dari sel ganas itu dari tubuh mereka dengan menikah.

Seperti dikutip dari Daily Mail, penelitian yang dilakukan oleh Penn State College of Medicine dan Brigham Young University, Inggris mengungkapkan bahwa pasien kanker yang menikah memiliki 14 pernsen lebih rendah akan resiko kematiannya. Hal ini terjadi baik pada pria maupun wanita.

Penelitian itu juga menunjukkan bahwa kondisi pasien dapat didiagnosis lebih awal. Dan ada juga memiliki keinginan lebih agresif untuk menjalani perawatan seperti kemoterapi.

Meski begitu, para peneliti belum paham bagaimana institusi perkawinan dapat menolong para pasien kanker untuk bertahan. Mereka berspekulasi, rekannya dapat menjaga dan mendorong semangat guna mengatasi penyakit itu.

Menurut Sven Wilson, wakil pimpinan dan professor Brigham Young University, kunci yang paling penting dari proses penyembuhan adalah dengan mengendalikan tahap dimana penyakit kanker itu terdeteksi. Hal inilah yang mendasari ke tahap selanjutnya setelah diagnosis.

"Dengan seorang rekan, pasien akan terbantu dalam menentukan jenis dari masalahnya,sehingga mereka akan dengan cepat bisa mengambil tindakan," Ujarnya.

Tapi sayangnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Epidemologi tak menguji perbandingan kesehatan dari orang yang mengidap kanker yang sudah menikah dan belum menikah.






TERTAWA BAIK UNTUK OTAK



-Ketika kita menemukan sesuatu yang lucu, otak kita serta merta berseri-seri alias cemerlang layaknya wajah kita. Semakin lucu lelucon maka makin banyak aktivitas di reward center yakni pusat pengendalian atau neuron tertentu yang membuat perasaan menjadi senang dan puas.

Para ahli percaya tertawa bisa membantu menentukan apakah pasien dalam keadaan emosi positif yang alami. Untuk itu, tim ilmuwan menscan otak relawan untuk membandingkan apa yang terjadi ketika mereka mendengar kalimat biasa dan lelucon, Rabu (29/06/2011), sebagaimana dikutip DailyMail.

Dan hasilnya reward center 'menyala' lebih banyak dalam menanggapi humor. Kekuatan respon tersebut juga tergantung pada seberapa lucu lelucon itu menurut penilaian 12 pasien.

Peneliti Dr Matt Davis, dari Kognisi MRC dan Unit Ilmu Otak di Cambridge, mengatakan: "Kami menemukan sebuah pola karakteristik dari aktivitas otak ketika lelucon menggunakan permainan kata-kata.

Permainan kata ini akan melibatkan area otak untuk memproses bahasa lebih banyak dibandingkan lelucon yang tidak melibatkan permainan kata.

Pemetaan juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana otak memproses lelucon dan bagaimana bahasa memberikan kontribusi untuk kesenangan mendengarkan lelucon. "Kita dapat menggunakan ini sebagai patokan untuk memahami bagaimana orang yang tidak dapat berkomunikasi secara normal bereaksi terhadap lelucon".

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, dapat membantu dokter menjangkau pasien cedera otak. Hal ini juga bisa membantu orang dengan masalah emosional.

Hanya saja, dalam Islam banyak tertawa juga berakibat kurang baik. Islam memerintahkan untuk banyak tersenyum, dan melarang untuk banyak tertawa, karena segala sesuatu yang kebanyakan dan melampaui batas akan membuat hati menjadi mati.

Dalam sebuah hadits di mana Aisyah berkata: "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” (HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497). *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar