Farrah Gray, Jutawan Termuda Amerika
("Rellionaire" di Usia 14 Tahun)
Farrah Gray yang lahir 9 September 1984 adalah seorang pengusaha Amerika dan pengusaha sosial, filantropis, pengarang buku laris dan kolumnis, pembicara motivasi, dan CEO Farrah Gray Publishing. Dia sudah menjadi Jutawan saat berusia 14 tahun!!
Gray mulai kewirausahaan dan pengembangan pribadi pada usia enam tahun dengan menjual body lotion buatan sendiri dan batu yang dilukis dengan tangan dari pintu ke pintu. Saat berusia tujuh tahun, ia membawa kartu bisnis "CEO Abad 21". Pada usia delapan tahun, Gray menjadi salah satu pendiri Urban Neighborhood Enterprise Ekonomi Club (UNEEC) di South Side Chicago. U.N.E.E.C. adalah awal dari New Early Entrepreneur Wonders (NE2W) - Para Pengusaha Baru Luarbiasa, organisasi yang membuka jalannya ke Wall Street, tempat transaksi keuangan terbesar di Amerika. NE2W terdaftar dan mengambil risiko bersama para pemuda dengan menciptakan dan mengembangkan cara-cara legal bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Gray adalah orang termuda yang memiliki kantor di Wall Street saat itu.
Antara usia 12 dan 16 tahun, Gray mendirikan dan mengoperasikan usaha bisnis KIDZTEL (kartu telepon pra-bayar, One Stop Mail box & waralaba lainnya) dan The Teenscope "Pemuda AM / FM" talk show interaktif remaja. Gray juga Eksekutif Produser sebuah acara komedi di Las Vegas Strip dan pemilik Farr-Out Makanan, "Way-Out Makanan dengan sebuah Twist," yang ditujukan pada orang-orang muda dengan sirup produk pertama perusahaan Strawberry-Vanilla. Pengahsilan dari Farr-Out Makanan melebihi $ 1,5 juta atau setara 15 Milyar rupiah.
Sebagai pra-remaja, Gray mencapai 12 juta pendengar dan pemirsa setiap Sabtu malam sebagai co-host "Backstage Live," sebuah televisi dan radio sindikasi di Las Vegas. Gray memberi inspirasi, semangat dan kepribadian membumi. Ini memicu permintaan berbicara dari organisasi di seluruh negeri. Gray punya rasa tanggung jawab sosial dengan memotivasi dirinya untuk membuat organisasi nirlaba, Yayasan The Farrah Gray.
Yayasannya berfokus pada pendidikan kewirausahaan berbasis masyarakat dalam kota dan memberikan beasiswa & bantuan hibah untuk siswa dari latar belakang berisiko untuk belajar di HBCU's (Historically Black Colleges and Universities). Gray menyumbangkan honor dari ceramah dan hasil bukunya untuk yayasannya dalam apa yang dia sebut sebagai "pajak yang dikenakan sendiri". The Farrah Gray Foundation juga bekerjasama dengan Kauffman Foundation, meluncurkan program kewirausahaan di sekolah-sekolah dalam kota di seluruh negeri.
Gray kerja tidak tetap berada di bawah layar lama. Dia kemudian menjadi anggota termuda dari Dewan Penasehat untuk Las Vegas Chamber of Commerce. Dia juga diberi jangka tiga tahun di Dewan Direksi United Way of Southern Nevada pada usia 15 tahun. Gray melanjutkan menangani kerja filantropisnya sebagai juru bicara Koalisi Nasional untuk Tunawisma dan National Marrow Donor Program. Sebagai seorang konsultan pribadi, ia telah bekerja dengan JP Morgan Chase dan Departemen Perdagangan AS Minoritas Development Agency.
Buku terbaru Gray "Get Real, Get Rich" dan "Kebenaran Akan Membuat Anda Kaya" bercerita tentang kesuksesan dan cara mencapainya. Buku pertama "Reallionaire" dicalonkan oleh NBC & Publishers Weekly Quill Awards dalam kategori "Kesehatan / Self-Improvement." Bukunya muncul di Amazon dan Barnes & Noble's Best-seller daftar dua minggu sebelum rilis internasionalnya. "Reallionaire" juga disebut sebagai # 1 Best-Seller buku nonfiksi pada Agustus 2005 di Essence Magazine.
"Reallionaire" dikomentari oleh Mantan Presiden Bill Clinton, Pierre Sutton, Stedman Graham, Jack Canfield dan Mark Victor Hansen. Buku Gray dan perjalanannya untuk sukses melawan rintangan telah menjadi bacaan wajib dan bagian dari dari SD hingga departemen kewirausahaan di kampus perguruan tinggi dan universitas seperti Harvard University dan Princeton. Bukunya sudah diterjemahkan ke bahasa Rusia, Korea, bahasa Indonesia dan Vietnam dan terjual laris di Afrika, Australia, dan Eropa dan di Amerika Tengah dan negara-negara Selatan. Semoga Gray bisa menjadi contoh bagi kita semua untuk berbuat lebih baik bagi semua.
Kelemahan dan kelumpuhan fisik tidak harus selalu berujung pada pelumpuhan diri. Itulah pilihan yang diambil oleh seorang Habibie Afsyah. Penyakit muscular dystrophy yang kian hari membuat tubuhnya semakin mengecil dan nyaris lumpuh terbukti tidak mampu menciutkan keputusan dan nyali hidupnya untuk melejitkan diri. Tidak cukup itu, vonis dokter yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan hidup lebih dari usia 25 tahun justru memacunya menjadi entrepreneur muda sukses dan membahagiakan orang-orang yang dicintainya. Dahsyatnya, Habibie tetaplah manusia biasa. Ia pernah merasa kecewa, frustrasi, dan marah dengan keadaan dirinya. Ia mengalami pergulatan batin yang luar biasa sebelum akhirnya menerima kondisi dirinya dengan ikhlas. Rahasianya, ternyata ia punya ibu yang hebat, Endang Setyati namanya. :)
---o---
Ibu Habibie sangat sayang sama anaknya. Anaknya-buah cintanya dengan Bapak Nasori Sugiyanto, sejak lahir mengidap penyakit langka, yang menyerang otaknya hingga lumpuh permanen. "Sejak lahir, fungsi syarafnya terus menurun dan bahkan diperkirakan usianya tidak panjang," kisah Endang tentang anaknya.
Namun, menurut perempuan berjilbab ini, "Anak adalah amanah dari Sang Pencipta, karena itu, apa pun kondisi anak, saya berusaha memberikan yang terbaik."
Mendengar pernyataan itu, sang anak pun menimpali dengan ketulusan, "Terima kasih yang terdalam untuk Mama, yang dengan sabar dan kasih sayang merawat saya yang memiliki keterbatasan. Saya sangat bersyukur dilahirkan melalui rahim seorang Ibu, Endang Setyati."
Ibu Endang, Pak Nasori, dan Habibie
Yang istimewa dari cara Endang mendidik adalah perlakuannya pada Habibie. Meski memiliki keterbatasan fisik-bahkan kini hanya tinggal bisa menggerakkan satu jari-Endang menyekolahkanya di sekolah biasa, bukan sekolah luar biasa. Bahkan, beberapa temannya yang tumbuh normal masih sering main ke rumah Habibie untuk sekadar bercanda atau bermain game. "Habibie itu meski hanya main dengan satu jari, entah bagaimana kalau main game selalu menang dari teman-temannya," ungkap Endang.
"Selain hobi main game, ia juga hobi internet-an sedari SMP. Mungkin, karena keterbatasannya itu, ia awalnya menghabiskan banyak waktu hanya dengan main game dan internet."
Keprihatian Endang akan masa depan Habibie membuatnya berpikir, "Apa ya yang bisa dilakukan Habibie supaya besok dia tidak merepotkan orang lain dan bisa mandiri?"
Akhirnya Endang mulai menemukan titik terang sekitar pertengahan tahun 2006. "Saat itu ada penawaran pelatihan internet marketing. Saya pikir, itu mungkin tepat buat anak saya karena memang dia kan sudah sejak lama hobinya main internet," terang Endang.
salah satu web habibie (HabibieAfsyah.com), lainnya: rumah101.com & ponsel-quran.com
Maka, Endang pun memasukkan Habibie untuk ikut pelatihan internet marketing untuk belajar dari salah satu pakar internet marketing berbasis amazon.com, Mr Fabian Lim. Sayang, karena berbahasa Inggris-meski dibantu dengan penerjemah-Habibie pada awalnya belum terlalu tertarik dengan program tersebut. "Saya lantas bilang, kalau kamu dewasa nanti, kamu tak bisa mengandalkan orang lain terus. Kamu harus jadi orang yang bisa mama banggakan."
Demi masa depan anak, Endang tak ragu untuk sedikit memaksa Habibie. Justru karena punya kelemahan itulah, ia merasa Habibie harus didorong lebih keras. "Waktu itu, karena pelatihan pertama, hasilnya belum maksimal, karena memang yang diberikan hanya dasar-dasarnya. Saya menyuruh Habibie untuk ikut kelas lanjutannya. Mahal ndak apa-apa, yang penting ada ilmu yang bermanfaat. Sayang, kala itu Habibie sempat menolak," kisah Endang.
"Saya lantas tegaskan pada Habibie, kamu syaraf boleh melemah, tapi semangat tidak boleh lemah. Mama sudah pensiun sementara biaya internet kamu itu besar. Kamu harus ikut pelatihan lanjutan ini, jadi kamu main internet itu nggak sia-sia," ujar Endang.
Akhirnya, setelah dipaksa Endang, Habibie mengikuti Asia Internet Academy untuk memperdalam ilmu internet marketing-nya. Ternyata, feeling Endang tepat. Hobi Habibie akhirnya menghasilkan juga. "Setelah lebih memahami pelatihan dari Mr Lim, Habibie waktu praktik untuk pertama kali ia mendapat kiriman uang 120 dolar AS. Itu senangnya bukan main. Ternyata, apa yang dilakukannya selama ini ada hasilnya juga. Maka, sejak itu dia makin intens main di internet marketing. Akhirnya, di bulan Desember 2008, Habibie sudah bisa menghasilkan uang 5986 dolar AS. Itulah yang membuat kepercayaan dirinya makin tumbuh dan dia makin yakin bisa menghasilkan dari bisnis online itu," ungkap Endang sembari menunjukkan setumpuk print-out email yang menunjukkan penghasilan Habibie.
Dengan hasil yang diperolehnya, Endang terus mendorong agar Habibie makin menekuni bidang tersebut. Ia kemudian mengikutkan Habibie ke berbagai kursus lanjutan. "Salah satunya supaya lebih paham saya ikutkan dia ke kursus dari Pak Suwandi Chow. Ini pelatihan train for trainers." Selanjutnya, the rest is history, selebihnya adalah kisah sukses Habibie yang terus dibimbing oleh ibunya.
Mutiara yang tergolek lemah tertutup pasir di lautan itu kini mampu berkilap berkat sentuhan dan ketegasan seorang ibu terhadap anaknya yang punya kelemahan. Berkat kegigihan Endang menemukan "profesi" yang pas untuk putranya, kini kelemahan itu hanya tinggal menjadi predikat. Kerusakan syaraf yang diderita berkat dorongan Endang, kini berubah jadi semangat menggebu untuk meraih hasil maksimal.
"Puji syukur Allah telah mengabulkan permintaan saya dan memberikan kesempatan pada saya dan Habibie bisa menikmati jerih payah dan perjuangan yang tidak kenal menyerah. Indah akan datang pada saatnya jika Allah menghendaki. Dan, inilah saat-saat indah buat saya dan Habibie, yakni bahwa takdir Allah adalah yang terbaik untuk kami. Harapan saya semoga ibu-ibu termotivasi pada prestasi dan kondisi Habibie dan lebih menyayangi putra-putrinya dan ikhlas berjuang untuk sukses keluarganya." Semoga!Ance: Jutawan Ikan Bawal
Tak banyak anak muda, apalagi mahasiswa, yang meyakini masa depan perikanan. Para sarjana perikanan pun banyak yang menyerah dan memilih usaha lain.
Tetapi, Ance Trio Marta yang waktu itu mahasiswa—sekitar tiga tahun lalu—yakin bahwa perikanan itu ”seksi” dan potensial. Keyakinan itu membawanya sukses dan terpilih sebagai juara I Wirausaha Muda Mandiri 2010.
Sudah banyak kabar tersiar tentang pengusaha yang terpuruk di bisnis kolam ikan. Namun, Ance tak gentar. Hasilnya, ia juga berkali-kali gagal, tetapi dia tetap bersemangat.
Ketertarikan Ance di bisnis ikan dimulai dari ”kecelakaan”. ”Waktu itu, 18 September 2007, saya mengantar teman membeli tanah,” ujar Ance menceritakan perjalanan pertamanya ke Desa Cibuntu Kulon, Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
”Waktu itu, saya lihat ada bak sampah di bekas kolam yang tidak dipelihara. Kolam itu kemudian saya sewa Rp 300.000 per tahun. Luasnya sekitar 500 meter persegi,” tuturnya.
”Saya coba menebar ikan lele, tapi empat kali rugi. Saya pindah ke kolam lain dan berhasil. Ternyata, kolam pertama terlalu dingin, enggak cocok untuk lele,” kenangnya. Bekas kolam itu kini menjadi kolam pembibitan ikan bawal.
Ketika itu, Ance berhasil di bisnis lele, tetapi kemudian rugi Rp 120 juta. ”Padahal, itu uang investasi dari teman-teman. Saya bingung, mau lanjut kuliah atau kerja untuk melunasi utang,” ujarnya.
Ia memilih bertahan dengan beralih pada pembenihan ikan. Sempat putus asa karena tak punya modal, tahun 2008 dia membuat profil usaha di situs
”Saya sebutkan bahwa saya menjual segala jenis bibit ikan. Dari internet itu, ada yang mengontak saya, order bibit ikan,” kata Ance yang mencari bibit ikan ke berbagai daerah.
Dia telusuri asal-usul bibit ikan. ”Dari situlah saya tahu kebutuhan konsumsi ikan dan pasokan bibit. Saya menjadi tahu seluk-beluk pembibitan, pembesaran, dan pemasarannya,” katanya.
”Saya sempat menjadi calo bibit ikan selama tiga bulan. Dari usaha itu saya mendapat keuntungan. Uangnya saya pakai membeli indukan bawal,” katanya.
Tragisnya, indukan yang berharga itu dicuri. Dia sempat terguncang karena duit yang digunakan untuk membeli indukan itu merupakan tabungan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit.
”Uang saya ludes, tersisa Rp 300.000. Dari jumlah itu, yang Rp 200.000 saya berikan kepada pegawai, Pak Mantri namanya. Saya bilang kepada dia, itu uang hasil keuntungan bisnis kolam,” katanya.
”Kita untung Pak, tapi masalahnya saya tak punya modal karena indukan dicuri. Apa Bapak punya sertifikat tanah yang bisa digunakan untuk modal?” kata Ance, menirukan ucapannya ketika itu kepada Pak Mantri.
Pak Mantri pun merelakan sertifikat tanahnya dijadikan agunan bank. Tahun 2008 ia mendapat kredit Rp 10 juta untuk modal dasar membeli indukan ikan bawal.
”Saya membeli indukan 3 kuintal, sekitar 100 ekor. Saya berkonsentrasi pada penyediaan larva ikan bawal,” katanya. Hari demi hari ia lewati dengan target pertama mengembalikan utang.
Ance bercerita, ayahnya seorang kontraktor di Riau. Tetapi, karena suatu hal, sang ayah bangkrut dan asetnya dijual guna menutupi kebangkrutan. ”Kami pindah dari kota ke kampung. Saat itu saya kelas III SD.”
Di kampung, orangtuanya bertani untuk mempertahankan hidup. ”Orangtua saya petani biasa, menanam cabai, tomat, dan apa saja yang bisa ditanam di kebun,” katanya.
Maka, saat di kelas IV SD, Ance memulai usaha. ”Saya menjual apa pun, seperti gorengan di sekolah. Saya juga dagang sayuran, orangtua tak tahu-menahu soal ini. Duitnya saya gunakan membeli buku,” katanya.
Ance juga menjadi kondektur mobil angkutan. ”Ketika SMA, saya menjadi guru privat mengajar Bahasa Inggris untuk siswa SD. Nilai uangnya tak seberapa, tapi buat saya, semangat kerja itu yang penting,” katanya.
Walau sibuk, prestasi akademisnya tak mengecewakan. ”Di SMP saya juara umum, sewaktu SMA masuk lima besar,” katanya.
Kondisi ekonomi keluarga pun tak membuat langkah Ance surut untuk menikmati bangku kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). ”Baju dan sepatu ketika SMA saya bawa semua ke Bogor biar bisa berhemat,” katanya.
Sampai di Bogor, ia mulai memutar otak untuk membiayai kuliah. Ketika masih semester I di IPB tahun 2005, ia berdagang roti keliling ke tempat-tempat indekos. ”Satu roti harganya Rp 300, saya jual Rp 500,” tutur Ance yang saat itu juga berbisnis
Setahun setelah mendapat kredit bank, bisnis Ance mulai bangkit. ”Saya bisa membayar utang kepada teman-teman. Keuntungannya juga lumayan,” katanya.
Secara matematis, tiap induk menghasilkan 200.000 anakan. Anakan umur seminggu dijualnya seharga Rp 10 per ekor. Ance memiliki ratusan ekor induk, jadi bisa dihitung pendapatannya. Kunci dari keberhasilannya adalah membuat sistem bisnisnya lebih dulu.
”Saya cari dulu orang yang mau membeli ikan siap konsumsi. Lalu, saya cari petani yang mau membesarkan bibit ikan sehingga semua siklus bisa dipegang. Saya belajar sambil jalan,
Dari sisi keahlian, Ance bukan ahli pemijahan atau pembesaran ikan. Teknik itu ia pelajari dari petani setempat. Keunggulannya adalah menyatukan semua jaringan pada seluruh level bisnis ikan, mulai dari pembibitan, pembesaran, hingga pemasaran.
Ia menggunakan model inti plasma. Para petani sekitar diajaknya bekerja sama membesarkan larva dan bibit bawal. Ketika panen, Ance menangani pemasarannya.
Ia juga melebarkan sayap bisnis dengan pengolahan ikan dan bisnis restoran bermenu ikan. ”Saya juga membuat rumah pelatihan di areal wisata yang akan saya beli,” kata anak ketiga dari empat bersaudara ini.
Kini dia mempunyai plasma 12 orang dan petani larva 25 orang di sejumlah wilayah di Jawa Barat. Kisah Ance terasa manis dan mudah diikuti. Namun, sebelum mengikuti jejaknya, ingat bahwa dia pernah gagal berkali-kali.
Bisa jadi, Yang Huiyan (28 tahun) adalah calon penerus tahta Carlos Slim Helu (70 tahun), sebagai orang terkaya di dunia!
Huiyan, pemudi cantik rupawan ini, adalah pemilik sekaligus pemimpin Country Garden Holdings Co. - salah satu perusahaan pengembang properti paling top di China. Menurut Forbes (majalah keuangan asal AS) pada Maret 2010, total kekayaan Huiyan mencapai angka 3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 30 triliun. Kekayaannya meningkat dibandingkan tahun lalu (2,3 miliar dolar AS), kendati masih jauh di bawah hartanya pada 2007 (16,2 miliar dolar AS) ketika ia menjadi perempuan terkaya di China.
Masih menurut Forbes, kini Huiyan ada di urutan 277, dalam daftar 1.000 orang paling kaya di dunia.
**
Sedikit kilas balik, Huiyan lahir pada tahun 1981 di Provinsi Guangdong. Ayahnya bernama Yang Guoqiang. Semula, Yang adalah seorang buruh bangunan dan petani miskin. Kemudian, ia beralih menjadi pengusaha batu bata. Lalu, bersama beberapa rekan bisnisnya, membeli tanah dan membentuk perusahaan real estate pada 1997. Sedikit demi sedikit, perusahaan itu tumbuh besar.
Nah, Huiyan memang dipersiapkan untuk menjadi penerus bisnis properti sang ayah. Sejak remaja, ia sering diminta menjadi asisten sang ayah dalam rapat direksi. Selanjutnya, ia mengenyam pendidikan pemasaran dan logistik di Ohio State University, Amerika Serikat. Setelah lulus kuliah (2003), Huiyan segera pulang kampung dan langsung bergabung dalam perusahaan sang ayah. Ia diserahi tanggung jawab mengelola bisnis logistik dan mengembangkan perusahaan.
Pada tahun 2004, sang ayah jatuh sakit dan harus mendapatkan perawatan medis. Sejak saat itu, Huiyan mulai belajar mengontrol perusahaan.
Yang Huiyan, bergambar bersama orangtua dan suami pada hari pernikahannya.
Tak lama kemudian, Huiyan memperoleh hadiah transfer 58 persen saham Country Garden Holdings Co. dari sang ayah. Transfer berlangsung ketika perusahaan ayahnya melakukan penawaran saham perdana (IPO) di bursa saham Hong Kong. Nilai saham tersebut melejit hingga 35 persen dan akibatnya, dalam semalam nama Yang Huiyan tercatat sebagai salah satu perempuan paling kaya di China dan Asia. Namanya terkenal ke seluruh pelosok negara dan dunia.
Mendapat status "orang kaya" di usia muda, tidak membuat Huiyan malas. Ia malah semakin giat bekerja. Perusahaan dimintanya fokus pada pembangunan vila, ruko, dan apartemen-apartemen berukuran besar. Lokasi pembangunan tidak hanya di Guangdong, namun di provinsi lain, seperti Hubei. Tak hanya itu, Huiyan juga mendatangkan tim ahli dari Negara Paman Sam untuk keperluan bisnis dan belajar.
Huiyan sempat menelan "pil pahit" ketika krisis ekonomi merebak pada 2008. Nilai saham perusahaannya seperti terjun bebas. Namun, ia pantang menyerah dan segera bangkit dari keterpurukan.
Segala jerih payah Huiyan tidak sia-sia. Akhir bulan lalu, Country Garden Holdings Co. dengan bangga mengumumkan kenaikan laba bersih 51 persen menjadi 305 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,75 triliun! Sebelumnya (tahun lalu), Country Garden juga mengumumkan bahwa kontrak penjualan mereka telah meningkat 32 persen menjadi 23,2 miliar yuan atau Rp 30 triliun. Ini jauh melebihi target 19 miliar yuan. Luar biasa!!
Semoga semangat dan kegigihan Yang Huiyan bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya bagi kaum perempuan dan pengusaha muda.
Leanna Archer berasal dari Central Islip, Long Island - New York, Amerika Serikat. Rambutnya yang hitam panjang tumbuh amat indah berkat perawatan teratur krim dan minyak rambut tradisional buatan neneknya. Banyak orang memuji rambut Leana, baik keluarga, teman, guru, maupun orang asing.
Jiwa wiraswasta Leanna langsung tumbuh. Pada usia 8 tahun, ia meminta izin pada orangtuanya untuk memasarkan produk perawatan rambut sang nenek. Orangtuanya menolak. Alasannya, Leanna masih terlalu kecil. Bagaimana mungkin ia bisa membagi waktunya antara sekolah dan bisnis? Leanna dan keluarganya juga tidak punya pengetahuan yang cukup mengenai bisnis. "Tunggulah beberapa tahun lagi," begitu jawab kedua orangtua Leanna berulang-ulang.
Leanna patuh pada orangtuanya. Namun, keinginan dan semangatnya menjadi pengusaha tetap berkobar-kobar. Jika ada waktu luang, ia mencari informasi di internet mengenai kewirausahawan, pemasaran, pajak, dan lisensi. Jika neneknya sedang merawat rambutnya, ia mengambil sebagian krim/minyak untuk dimasukkan ke dalam botol kosong. Sampel krim atau minyak rambut itu kemudian ia berikan ke teman-teman sekolahnya dan orang-orang yang dikenalnya. Kemudian, ia meminta pendapat mereka. Ternyata, sebagian besar memuji krim/minyak rambut itu. Mereka bahkan menyatakan ingin memesan/membelinya.
Karena Leanna terus membicarakan mengenai ide dan keinginannya ini, serta terus berusaha tanpa kenal lelah, hati orangtuanya luluh. Mereka mengizinkan Leanna menjadi seorang pengusaha ketika ia berumur 10 tahun dan mendirikan sebuah perusahaan bernama "Leanna's Inc".
Pada Juni 2005, Leanna mulai menjual berbagai macam produk secara resmi melalui website (www.leannashair.com), toko, dan salon. Produk-produk yang dijualnya antara lain: hair dressing, hair dressing with shea butter, hair oil treatment, shampoo, conditioner, deep conditioner, moisturizing hair mist, pure shea butter for the skin, scented hand and body lotions, facial mask, french green clay mask, dan scented dead sea salts.
Prinsip Leanna adalah "kepuasan konsumen adalah prioritas dan motivasi terbesar bagiku". Mengenai kiat menghadapi krisis ekonomi, ia berkata, "Tetaplah menjadi orang yang positif dan optimis. Jika kamu tetap memiliki tekad yang kuat, terus maju, dan benar-benar bekerja keras, semuanya akan baik-baik saja!"
Untung bagi Leanna, hingga kini, ia tetap bisa membagi waktu antara sekolah dan bisnis. "Hal ini bisa terjadi karena orangtua dan kedua kakak laki-lakiku mau membantuku," kata Leanna. Di sekolah, Leanna bahkan menjadi siswa teladan.
Baru-baru ini, kesibukan Leanna bertambah. Ia menjadi pembicara khusus untuk membangkitkan motivasi dan inspirasi bagi anak-anak. Ia tampil di majalah, surat kabar, dan televisi. Ia juga beramal bagi anak-anak miskin di Haiti melalui yayasan Leanna Archer Foundation.
Suhas Gopinath: The Next Bill Gate dari India
Umur 14 tahun Bung Karno mulai merasakan getar-getar cinta dan untuk pertama kalinya mencium wanita. Umur 14 tahun termasuk periode rawan. Apalagi di era teknologi informasi ini, segala sesuatu bisa diperoleh dengan mudah. Infotainment, kehidupan artis remaja, kisah cintanya, dan sederet “gombal” lainnya. Televisi, Internet, Friendster, Facebook sudah mulai menjangkau pelosok-pelosok desa. Budaya konsumerisme dan pergaulan bebas bisa dengan cepat mempengaruhi remaja. Belum lagi budaya tawuran hanya karena gara-gara seorang blue-uniform girl.
Tidak demikian dengan Suhas Gopinath. Di sebuah cyber cafĂ©, dia sangat terpesona dengan sebuah web site. Karena penasaran dia berpikir keras memecahkan source code dari web site tersebut, meskipun dia sendiri tidak memiki pengetahuan luas soal internet. Dia belajar secara otodidak. Tiap hari dihabiskannya waktu untuk mempelajari source code tersebut. Dia mengatakan,”The Internet changed my life.” Orangtuanya sangat menguatirkan perkembangan Gopinath yang keranjingan internet. Prestasi sekolahnya pun makin melorot. Namun Gopinath telah memantapkan hatinya pada internet.
Dengan usaha keras dan cerdas, Gopinath akhirnya berhasil memecahkan source code tersebut. Segera setelah menemukan jawabannya dia meluncurkan website sendiri yaitu www.coolhindustan.com. Itu terjadi tahun 1998, ketika usianya 13 tahun. Situs coolhindustan.com merupakan portal berita yang memberi perkembangan info terbaru, laporan cuaca, voicemail, dan layanan lain bagi warga India yang berada di luar negeri.Hanya butuh waktu seminggu bagi coolhindustan.com untuk menarik minat pengguna internet dan sponsor.
Seminggu setelah situs diluncurkan, Gopinath diundang ke Amerika Serikat oleh Network Solutions Inc di Silicon Valley yang terkenal itu. Gopinath diminta mengurus situs web mereka termasuk membiayai sekolahnya. Dengan percaya diri, Gopinath menolak karena ingin berbisnis sendiri. Dia menyatakan, “Why should I do for another company what I could do for my own?”
Gopinath yang lahir 4 November 1986, pada tahun 2000 membangun Global Inc di San Jose, California. Perusahaan teknologi informasi ini melayani software solutions, mobile, dan e-commerce. BerbagI Hambatan menghadang di depan. Orang tuanya tetap memintanya menyelesaikan sekolahnya. Hukum India mengharuskan sesorang dengan umur minimal 18 tahun baru bisa memulai perusahaan Anda sendiri. Kecerdasan, ketekunan, pantang menyerah, membuat Gopinath terus bekerja untuk mewujudkan mimpinya. Pada akhirnya, semula dia hanya mempekerjakan enam orang karyawan, namun kini dia memiliki 600 karyawan yang kesemuanya berusia muda. Rentang usia mereka berkisar dari 17–22 tahun.
Pengagum Bill Gates ini, tidak seperti pemuda seusianya yang gemar bersenang-senang, mejeng di mal-mal, atau menggosip tentang artis remaja. Gopinath sangat bersahaja. Dia tetap ke kantor berjalan kaki. Dia juga masih tinggal bersama orang tuanya di rumah yang berukuran sedang, kendati bisa membeli rumah degan harga jutaan dolar. Dia mengendarai mobil kecil meskipun mampu membeli mobil termahal sekalipun. Dia juga tidak menggunakan ponsel yang trendi atau mengenakan pakaian dari perancang terkenal. Gopinath lebih suka bekerja keras.
Gopinath banyak kehilangan transaksi bisnisnya (proyek) akibat terlalu muda untuk melakukan transaksi bisnis. Misalnya, pada tahun 2003, e-Niaga Singapura membatalkan transaksi bisnis dengan Gopinath karena dia baru 17 tahun sebagai CEO Globals Inc., sehingga belum berhak menandatangani nota kesepahaman. Namun demikian Gopinath tidak menyerah dan terus berusaha. Kenekatannya mulai membuahkan hasil. Tahun 2007 Globals Inc. telah melayani lebih dari 200 klien di seluruh dunia melalui kehadiran di 11 negara, dengan sekitar 65 persen omset perusahaan datang dari Eropa. Karena prestasinya itu, Gopinath banyak mendapat penghargaan sebagai The World’s Youngest CEO oleh beberapa media, the Karnataka state’s Rajyotsava Award, Young Achiever Award oleh the European Parliament, “Young Global Leader” for 2008-2009 oleh the World Economic Forum, dan sederet penghargaan prestis lainnya.
Suhas Gopinath bekerja dengan sangat keras untuk mencapai impiannya itu. Sebagai vegetarian, dia makan sangat sedikit. Sebagai pekerja keras dia terbiasa berada di sofa mulai jam 4 pagi dengan laptop-nya, kemudian jam 8 pagi berangkat ke kantor dengan berjalan kaki. Ketika tengah hari Gopinath pulang lagi ke rumah yang hanya berjarak 5 menit dari kantor untuk makan siang. Bagaimana dengan remaja Indonesia?
Semoga banyak yang terinspirasi dengan Suhas Gopinath, the next Bill Gates.
Jessica Watson: Umur 16 Tahun Mengelilingi Dunia
Australia bergembira. Ribuan orang berkumpul di seputaran gedung Opera House di Sidney untuk menyambut kedatangan pahlawan mereka. Dia adalah gadis muda belia, baru 16 tahun umurnya, namun berhasil mengarungi lautan mengelilingi dunia sendirian.
Namanya Jessica Watson. Dia baru saja menyelesaiakan pelayaran selama tujuh bulan mengeleilingi dunia sejauh 23 ribu mil atau setara dengan 38 ribu kilometer. Bahkan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd memberi apresiasi yang sangat besar dengan menyambut kedatangan Jessica di panggung yang sudah disiapkan panitia.
Kekuatan Impian
Dalam sambutannya, Kevin Rudd menyebut Jessica sebagai seorang pahlawan terbaru dari Australia. Politisi dari kelompok buruh ini juga menyebutkan bahwa Jessica telah membuat Asutralia bangga. Dia merupakan teladan bagi banyak orang muda Australia dan wanita muda Australia.
Menanggapi pujian tersebut, Jessica menjawab dengan sangat bijak. Tidak terlihat bahwa ia gadis remaja berusia 16 tahun yang secara hukum masih berada dalam pengawasan orangtua. Jessica mengatakan bahwa dirinya bukanlah pahlawan. Ia hanyalah gadis biasa yang memiliki banyak impian. Dia menekankan lagi bahwa ia hanya gadis biasa yang mencoba mewujudkan mimpinya.
Impian indah yang dirancang Jessica sudah dimuali sejak dia belajar berlayar. Awalnya banyak orang menganggap impian itu terlalu mengada-ada. Karena ia masih muda dan seorang gadis. Mengarungi lautan sendirian, dengan segala bahaya yang tak pernah terduga datangnya, ditambah kondisi kapal yang belum tentu selalu bagus, membuat banyak orang beranggapan bahwa impian itu hanyalah khayalan kosong.
Jessica membuktikan bahwa impian itu bisa diwujudkan kalau seseorang bangun dari tidur dan mulai mewujudkan mimpi. Impian akan tetap menjadi mimpi kalau seseorang tetap tertidur. Impian itu penting dimiliki agar seseorang memiliki semangat. Hal yang lebih penting yang patut dimiliki adalah tekad dan semangat untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
Peran Orangtua
Salah satu pihak yang patut mendapat pujian adalah orangtua Jessica. Banyak orangtua kerap tidak rela melepaskan anaknya ke ‘alam bebas’. Ada banyak kekhawatiran yang kerap menggangu pikiran orangtua. Mereka khawatir anaknya akan mendapat celaka.
Maka hal luar biasa yang patut dicatat dari orangtua Jessica adalah, mereka berhasil mendampingi Jessica menjadi gadis yang kuat, yang berani menjadi diri sendiri, dan mengambil keputusan dengan baik. Mereka mempercayai Jessica sepenuhnya. Banyak orangtua tidak berani untuk sungguh memercayai kemampuan anaknya sendiri. Setiap orang yang melihat dan mendengar bagaimana Jessica berbicara, atau membaca blog yang ia tulis, pasti akan memberi penilaian bahwa ia jauh lebih dewasa dari umurnya.
Hal yang kerap tidak diberikan oleh orangtua kepada anak-anaknya adalah, memberi kesempatan kepada anak untuk bermimpi dan mewujudkan mimpi. Sebaliknya ada banyak orangtua berusaha menanamkan mimpi mereka sendiri kepada anak-anaknya. Mereka menjadikan anak sebagai sarana balas dendam akan kegagalan mereka di masa muda.
Ada juga banyak orangtua memaksakan kehendaknya kepada anak mereka, dengan dalih itu pilihan yang terbaik. Padahal belum tentu yang terbaik. Bisa jadi itu sangat menyiksa si anak. Akhirnya, anak tidak pernah tumbuh menjadi pribadi sendiri. Ia menjadi boneka buatan orangtuanya.
Penutup
Pepatah lama mengatakan, perjalanan 1000 kilometer selalu dimulai dari langkah pertama. Sebuah tindakan besar selalu dimulai dari impian yang besar pula. Sedikit saja orang yang berani bermimpi besar, apalagi berpikir untuk mewujudkan impiannya. Kritik dan tantangan selalu ada, dan itu hanya akan berhenti jika kita mulai melakukan sesuatu yang mampu meyakinkan mereka.
Jessica Watson telah memberi contoh, untuk berani bermimpi dan mewujudkan mimpinya. Ia telah membungkam para pengkritik dan orang-orang yang meragukannya dengan tindakan nyata. Mestinya, kitapun bisa membuat hal yang sepadan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar