Powered By Blogger

Selasa, 01 Juni 2010

KANOPI SUCI


Para nabi kekasih Allah mengajarkan bagaimana hidup penuh mkna menuju kesuksesan dunia akhirat.Hidup bukan asal hidup sebagaimana nalar kaum kafir.Tapi ,hidup dg kompas agama untuk menorehkan rahmat bagi semesta alam.Disitrotul almuntaha,Nabi muhammad tidak tenggelam dalam asyik -masyuk kerinduan dg Allah.Beliau dalam mi'rojnya,langsung kembali kebumi untuk mencerahkan bangsanya dan seluruh umat manusia dari kejahiliyahan.

Padahal dipuncak tertinggi singgasana itu,Nabi akhir zaman boleh saja menumpahkan seluruh energi rohaniahnya untuk memperoleh mahabbah Tuhan secara langsung, sebagaimana impian religiositas para sufi. Keberagaman atau religiosiatas keislaman memang bukan potensi rohaniah yg bersifat laten.Artinya,ukuran orang yang baik atau saleh dalam islam bukan sekedar berhenti pada keanggunan spritual didalam dirinya sendiri.Apalagi, sekedar pesona luar laksana kesalehan atau religiositas kembang api,yg elok dipandang mata dari jauh,tetapi tidak membuahkan amalan yg nyata yg mengubah keadaan.

Risalah agama,apapun itu,dituntut hadir didunia nyata,bukan dunia maya.Muhammad SAW,ketika menjelang kerosulannya,memang ber-tahannuts(berkontemplasi digua hira)sebagaiman tradisi bangsa arab.Namun dalam tahannutsnya itu,putra kinasih Abdullah bin Abdul Mnthalib itu justru menerima wahyu Allah untuk mengemban risalah islam.Disitulah perintah iqra,ayat alqur'an pertama kali diturunkan(QS al alaq 15).Ayat yg begitu penuh inspiratif dan dinamis sebagai pesan utama membangun peradaban yg berwawasan rahmatan lil alamin. Risalah para Nabiyullah sejak Adam hingga Isa AS kemudian dipungkaskan oleh Nabi akhir zaman ,Muhammad SAW,dg risalah wamama arsalnaaka illa rahmatan lil alamin ,Dan tidaklah kami mengutus kamu(MUHAMMAD)melainkan untuk mrnjadi rahmat bagi semesta alam(QS Al anbiya 107).Muhammad membawa misi islam yg paling luas,sempurna dan menjangkau seluruh ranah kehidupan umat manusia.Muhammad tidak hanya mengajarkan akidah ,tetapi juga akidah,akhlak, dan muamalat duniawiyah.
  • KEBERAGAMAN MANIFES "Ketika anda berdzikir,berdoa,beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan,Tuhan pun memerintahkan umatnya untuk hadir ditengah2 kehidupan.Shalat sebagai ibadah paling fundamental dalam islam,selain wahan dzikir untuk mendekatkan ato bertaqarrub pada Allah(QS Thaha 14),juga harus membawa manfaat untuk mencegahj perbuatan jahat dan munkar(QS Al ankabut 45).Begitu pula ibadah2 lainnya dalam islam yg selalu berdimensi vertikal(ilahiah) sekaligus horisontal(insaniyah dan amaliyah).Tak ada ibadah yg steril dari fungsi manifes(aktual,nyata,mewujud)bagi kehidupan.Iman pun sebagai ranah terdalam dan paling substantif dalam islam,bahkan selalu dikaitkan dengn denyut kehidupan..Berpuluh2 kata iman dalam alqur'an banyak dinisbahkan ata dikatkan dg amal shaleh,juga dg ilmu dan realitas hidup.Hadist nabi yg muktabar bahkan menyatakan ,"Tidak dikatakan beriman seseorang hingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri"(HR Bukhari Muslim).Allah bahkan akan membela para hambaNya yg suka membela sesamanya(HR Bukhari muslim).Betapa ajaran islam menghunjam,bukan sekedar agama spritual,tetapi menjadi agama kehidupan. Ibadah,zikir,doa dan keberagamaan yg ada pada ruang publik sudah saatnya dihadirkan dalam bentuk religiositas yg manifes.Agama, keberagamaan,dan bentuk2 spritualitas yg melahirkan perubahan ,kemajuan ,kemaslahatan,dan pencerahan bagi kehidupan disekitar.


  • Semakin marak produksi doa,ibadah,dan keberagaman yg berdimensi rohaniah,aka harus meluas peran2 atau fungsi2kerisalahannya untuk kemaslahatan orang banyak.Kerisalahan agama haruslah manifes,terwujud dalam dunia nyata.Kesalehan ,kebaikan,dan hal2 mulia dalm keberagaman atau religiositas keislaman haruslah membuahkan pencerahan hidup.Pencerahan bagi diri sendiri,bagi keluarga,bahkan bagi masyarakat dan kehidupan semesta yg lebih luas.Apalah artinya berasyik masyuk dalam lautan dzikir,doa,simbol2 islam yg memesona manakala tidak membuahkan transformasi kerisalahan agama bagi semesta kehidupan disekitar.Masuk surga jangan sendirian atau dg kaumnya sendiri.Bawalah sebanyak mungkin orang,kendati pintu surga dan neraka itu hak Allah semata.


  • RELIGIOSITAS KEMBANG API Dizaman budaya massa diproduksi dalam sistem pasar modern,maka jangankan benda2 ekonomi,agama pun jadi komoditas baru.Ketika ekonomi bersenyawaw dg politik ,komoditas agama pun berlangsung secara masif tanpa terasa.Agama bukan lagi sekadar menjadi kanopi suci ,sebagai kanal dari kegalauan hidup yg serba- chaos.Agama dg berbagai simbol ajarnnya,eperti zikir dan doa,dapat dihadirkan keruang publik sbg entertainment yg penuh pesona simbolik.Benar religiositas apapun,sejauh agama tetap menjadi bingkai utama tanpa kehilangan subtansimya ,hal itu baik adanya.Apalagi ketika semakin banyak orang haus agama sebagai kanopi suci ditengah hidup yg penuh kegalauan,religiositas atau keberagamaan apapun bentuk aktualisasinya tetap posiif bagi kehidupan.Tak ada yg salh dg keberagaman yg dikemas dalam berbagai pertunjukan diruang publik,apalagi niatnya untuk ssyiar.Persis ketika keberagamaan dipersentuhkan dg politik.Mengaji dan kegiatan agama manapun baik2 saja dibawa keranah politik sejauh dapat menjadi bingkai moral shg melahirkan politik yg brkeadaban.Tetapi keika agama ,sekadar menjadi ornamen yg tidak mengubah perilaku politik,sulit dibantah akan munculnya pandangan ttg politisasi agama.Padahal sejatinya,ketika agama menjadi asas politik,dunia politik menjadi brmoral dan beradab,jauh dari kamuflase dan dusta serta menghalalkan segala cara demi nafsu kuasa.Dalam pemikiran subtanstif,agama dan aktualisasinya pada beragam religiositas tentu tidak cukup berhenti dibatas minimalis.Agama bukan sekadar rukun syariat,tetapi harus masuk keranah hakikat.Keberagaman pun tidak cukup berhenti dikesemarakan luar,namun harus membawa pencerahan bagi kehidupan dimuka bumi ini.Padsa suatu masa awal modernisme dibarat,agama dan Tuhan pernah dinisbikan.KARL MARK memvonis agama sbg opium.FEURBACH menuding Tuhan tidak lebih dari konstruksi manusia.Bahkan NIETZSCHE seolah menjadi filosof algojo ketika menyatakan Tuhan telah mati.Kala itu agama dan keberagamaan memang tampil begitu onolitik dan kehilangan otentisitasnya sbg kekuatan humanisasi ketika sekularisme telah menjadi agama baru yg menepikan peran agama..Karena itu belajarlah pada sejarah.Tampilkan agama secara otentik sbg risalah Tuhan yg benar dan membawa rahmat bagi semesta kehidupan.Agama dan keberadaan yg jujur,tulus,dan tetap berada pada relnya yg hanif.Sekali agama menjadi wahana komodifikasi dan politisasi,juga simbolisasi yg semu,boleh jadi agnotisme agama subur kembali.Orang menjasdi ragu kembali akan fungsi kerisalahan yg fitri.Ragu akan ketulusan ,kejujuran dan keotentikan dalam beragama.Ketka agama berhenti diranah simbolik,yg hadir ialah keberagamaan ato religiositas kembang api yg elok dipandang mata,tetapi kehilangan risalahnya didunia nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar