Powered By Blogger

Jumat, 17 Februari 2012

ILMU JIWA

Anak Aktif Lebih Mudah Tidur


Apakah kita termasuk orangtua yang membiarkan anak untuk bebas beraktivitas? Jika iya, kita pasti tidak kesulitan menyuruh anak untuk tidur pada malam hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New Zealand, anak yang aktif tidak hanya cepat tidur, tetapi memiliki kualitas tidur yang baik.

Dr Ed A Mitchell, kepala penelitian yang dilakukan University of Auckland, bercerita bahwa ia tertarik meneliti kualitas tidur anak karena menemukan data bahwa 1 dari 6 orangtua melaporkan kesulitan untuk menyuruh anak-anak mereka tidur pada malam hari. Alhasil, Mitchell melibatkan 591 anak-anak yang berusia 7 tahun dalam penelitiannya.

Bersama timnya, Mitchell memantau tingkat aktivitas yang dilakukan anak-anak tersebut selama 24 jam. Caranya? Dengan menempelkan sebuah alat pengukur di pinggang mereka. Secara rata-rata, butuh waktu 26 menit bagi orangtua untuk membuat anak-anak mereka tidur pada malam hari. Namun, semakin aktif anak-anak mereka pada siang hari, maka waktu yang diperlukan untuk menyuruh anak-anak tidur semakin pendek.

“Hanya dengan satu jam melakukan aktivitas fisik, itu membuat anak akan 6 menit lebih cepat tidur,” ucap Mitchell seraya menyebutkan bahwa penelitiannya telah dipublikasikan pada Archives of Disease in Childhood. Mitchell menambahkan, jika dikonversikan, maka aktivitas fisik selama satu jam itu sama saja dengan meminta anak-anak untuk berlari. “Walaupun sebenarnya hanya beraktivitas fisik 43 menit, kebutuhan olahraga anak-anak sudah tercukupi.”

Selain membuat anak-anak cepat tidur, aktivitas fisik juga membentuk jantung dan berat badan yang sehat pada anak-anak. Mengenai kualitas tidur, anak-anak yang tidur lebih cepat akan memiliki waktu yang lebih lama untuk menikmati tidur.

Ketika tidur inilah hormon pertumbuhan anak bekerja lebih maksimal. Itulah mengapa kualitas tidur akan selalu berkaitan dengan status kesehatan anak secara menyeluruh. “Bahkan pada anak-anak mulai ditemukan bahwa kesulitan tidur membuat mereka berisiko mengalami obesitas,” ungkap Mitchell.







Gangguan Jiwa Adalah Posisi Kedua Setelah Penyakit Kardiovaskular

Gangguan jiwa mengakibatkan beban dana sosial untuk kesehatan masyarakat meningkat. Kini, posisinya di urutan kedua setelah penyakit kardiovaskular. Gangguan jiwa bisa berupa gangguan jiwa ringan seperti depresi sampai gangguan jiwa berat seperti skizofrenia.

”Pencapaian target Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s) kelima, yaitu meningkatkan kesehatan ibu, berperan penting untuk menekan dana sosial akibat gangguan jiwa,” kata Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor, dokter spesialis kesehatan jiwa Eka Viora,

Eka merintis pembentukan komunitas bagi keluarga penderita gangguan kejiwaan yang selama ini dirawat di rumah sakit itu. Sekitar 200 keluarga penderita gangguan kejiwaan, Sabtu, bertemu di Istana Negara Bogor, dilanjutkan dengan pertemuan dinamika kelompok di Kebun Raya Bogor.

Peran keluarga

Sejumlah anggota kelompok pemeduli kesehatan jiwa, yaitu Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS) dan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), turut hadir dalam pertemuan. Menurut Eka, pertemuan itu menekankan pentingnya pengetahuan dan peranan keluarga terhadap penanganan gangguan kejiwaan.

”Gangguan jiwa ringan seperti depresi bisa menurunkan produktivitas sehingga beban dana sosial untuk kesehatan meningkat,” kata Eka.
Saat ini sedikitnya 300 pasien (60 persen) yang ditangani rumah sakit itu dalam kategori membutuhkan jaminan kesehatan dari pemerintah, ujar Eka.

Menurut dia, ibu berperan penting dalam pemeliharaan keluarga. Ibu yang sehat dan cukup berpengetahuan akan mampu memastikan kesehatan anak. Setidaknya, mendeteksi dini gangguan jiwa agar segera diobati.
Data pada 2007 menunjukkan, angka kematian ibu masih 228 per 100.000 kelahiran hidup. Ini masih jauh dari target MDG’s pada tahun 2015, yakni angka kematian ibu 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Perhatian pemerintah

Ketua Umum PJS Yeni Rosa Damayanti mengatakan, sekarang saatnya menuntut pemerintah memberikan perhatian lebih kuat terhadap lapisan masyarakat yang menangani persoalan kesehatan jiwa. Produk legislasi agar diwujudkan untuk berpihak pada setiap upaya penanganan gangguan kejiwaan.

Bagus Utomo, Ketua Umum KPSI, menekankan pentingnya menghapus stigma negatif terhadap penderita gangguan jiwa. Stigma ”gila” terhadap penderita skizofrenia perlu dihapus karena penyakit itu dapat disembuhkan, setidaknya dapat dikendalikan, sehingga penderita dapat hidup sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.

Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor yang berdiri tahun 1882 merupakan rumah sakit jiwa pertama di Indonesia. Dalam perkembangannya, rumah sakit itu kini masih mengutamakan penanganan gangguan kejiwaan selain penanganan kedokteran umum.







Ikhlas Untuk Memaafkan

Ikhlas memaafkan kesalahan orang lain adalah suatu perbuatan yang tidak mudah, apalagi jika kesalahan yang dibuatnya adalah suatu kesengajaan untuk menyakiti hati kita. Tapi percayalah keikhlasan kita memaafkan orang yang berbuat salah pada kita akan membuat kita lebih tenang dalam menjalani kehidupan ini.

Sembilan tahun yang lalu aku adalah seorang ibu muda yang masih belajar untuk mengendalikan emosi dalam menjalani hidup berumah tangga. Aku dikaruniai seorang putri. Kami tinggal disalah satu kompleks perumahan yang rata2 dihuni oleh pasangan muda yang masing2 juga punya anak yang sebaya.

Mungkin ada saja orang yang selalu merasa lebih kaya, lebih alim, dan lebih pintar dari kita. Aku adalah orang yang bisa dibilang disepelekan oleh salah satu tetangga. Sering tahu2 diam dan nggak mau menyapa tanpa tahu aku salah apa, dan anakku selalu menangis jika bermain dan disitu ada anaknya dia.

Kubesarkan hati untuk selalu menyapanya, memberinya sesuatu untuk menghilangkan kebenciannya meski aku tak pernah tahu apa yang membuatnya marah atau membenciku, berdoa adalah kunci kekuatan hatiku, karena aku tahu Tuhan itu tidak pernah tidur, Tuhan maha melihat, juga maha mendengar.

Kadang aku bertanya pada diriku sendiri mungkinkah karena aku termasuk orang yang tidak mampu saat itu, tapi sudahlah kukubur semua prasangka burukku,karena aku nggak mau prasangkaku akan menjadi bumerang padaku dan keluargaku. Aku hanya yakin satu hal bahwa aku masih punya Tuhan yang tidak pernah meninggalkanku yang selalu akan mendengar doa2 setiap hambanya.

Waktu terus berlalu, dan Tuhan pun menjawab doaku. Suatu hari dia datang dan meminta maaf padaku. Meski aku tahu mungkin masih ada perasaan malu untuk mengakui kesalahannya. Aku rasanya berada di ujung langit yang begitu tinggi, karana aku telah menundukkannya dengan dia datang ke rumah dan mengucap kata maaf di depanku.

Semula susah sekali melupakan begitu saja kesalahan2 dan sikap2 nya yang selalu menyepelekanku apalagi terhadap anakku. Meski sampai sekarang aku tak pernah tahu apa yang membuatnya bersikap begitu. Apakah karena dia merasa lebih dan lebih di bandingkan aku, aku tak pernah menanyakannya. Dan bagiku itu tak perlu kutanyakan.
Kutanggapi permintaan maafnya dengan senyuman, meski dalam dadaku berkecamuk perasaan yang tidak karuan, antara ya dan tidak. Karena sembilan tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kita bersabar menghadapi kelakuannya padaku dan anakku.

Untuk memunculkan keikhlasan dalam diriku tidaklah mudah. Beberapa malam susah pejamkan mata, susah khusyuk dalam beribadah. Kusembunyikan p erasaan gundahku dari pandangan suamiku. Sampai suatu hari kusadari bahwa aku harus benar2 ikhlas memaafkannya, baru kurasakan ketenangan dalam hidup. Kuhilangkan perasaanku yang merasa menang atas permintaan maafnya padaku.

Aku yakin jika kita selalu ikhlas memaafkan kesalahan orang lain, kita akan selalu menemukan kemudahan, paling tidak untuk ketenangan batin kita, agar tidak selalu diselimuti oleh dendam.

Dan satu yang paling penting adalah kekuatan doa dan kesabaran adalah kunci dari keikhalasan untuk memaafkan setiap kesalahan






Jadilah Orang Yang Asertif

Secara sederhana, asertif adalah suatu ciri kepribadian interpersonal di mana orang yang memilikinya mampu menyatakan pendapatnya, idenya, kekritisannya, perasaannya dengan cara-cara yang tidak menyakiti hati orang lain. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan perbedaan antara perilaku yang agresif, asertif dan non asertif.

Agresif berarti Anda :
1. Mempertahankan hak Anda sendiri sehingga melanggar hak-hak orang lain.
2. Mengabaikan dan menolak kepercayaan, opini, perasaan, keinginan, emosi, sikap, data, informasi atau keterlibatan dari orang lain.
3. Mengekspresikan atau menuntut perhatian terhadap pendapat, kebutuhan atau perasaan Anda dengan cara yang tidak tepat.

Asertif berarti Anda :
1. Mempertahankan hak sendiri akan tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain.
2. Melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan mereka.
3. Mengekspresikan perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur dan tepat.
Non asertif berarti Anda :
1. Mengabaikan hak diri sendiri, gagal untuk mempertahankan diri sendiri, dan membiarkan orang lain mengabaikan hak diri sendiri.
2. Memaafkan atau `memadamkan` ide, perasaan, sikap, kepercayaan atau informasi diri sendiri.
3. Menghindar dari pengekspresian perasaan atau kebutuhan diri sendiri pada situasi di mana Anda justru diharapkan untuk itu.

Asertif yang efektif melibatkan apa yang disebut sebagai ‘I messages‘ yaitu Anda sendirilah yang harus bertanggung jawab terhadap perasaan Anda. Anda menyatakan reaksi Anda daripada apa yang dilakukan orang lain. Misalnya: daripada berkata, ‘Berani sekali Anda memotong pembicaraan saya…’, seorang yang asertif akan berkata, ‘Saya merasa terganggu bila Anda memotong pembicaraan saya…’

Konsekuensi positif:
1. Membuat Anda lebih mudah memberi dan menerima pujian. Hak Anda dihargai karena Anda juga menghargai hak orang lain.
2. Dapat menghindarkan diri dari orang yang menginginkan pertolongan yang tidak masuk akal dari Anda.
3. Dapat mengatasi gangguan yang kecil dan mencegahnya untuk menjadi konflik.
4. Menjadi seseorang yang independen yang berperan dalam perasan, waktu dan akal Anda sendiri.
5. Menjadi diri sendiri, percaya dalam menghadapi orang lain.

Konsekuensi negatif:
1. Kehidupan seseorang yang asertif tidak selalu berjalan mulus.
2. Seringkali dipandang sebagai orang yang kasar atau kurang sopan.
3. Bagaimana kita menyuarakan pendapat kita dapat dianggap mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu.







Mengenal & Membimbing Anak Hiperaktif


Apa sebenarnya yang disebut hiperaktif itu ? Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia medis. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.

Inatensi

Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.

Hiperaktif

Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.

Impulsif

Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.

Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif

• Problem di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa

• Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak.

• Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.

• Problem fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
Faktor neurologik

• Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif

• Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi

• Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan

Faktor toksik

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

Faktor genetik

Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.

Faktor psikososial dan lingkungan

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

• Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
• Kenali kelebihan dan bakat anak
• Membantu anak dalam bersosialisasi
• Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak
• Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya
• Menerima keterbatasan anak
• Membangkitkan rasa percaya diri anak
• Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya

Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya







Mengenal Persepsi, Ilusi, dan Halusinasi


Kita tentu sering sekali mendengar istilah persepsi, ilusi, maupun halusinasi. Pada ilmu kejiwaan, kata-kata tersebut sangat akrab bagi mereka yang berkecimpung di dalamnya. Tapi apa sebenarnya persepsi, ilusi, dan halusinasi ditinjau dari sisi kejiwaan ?

Persepsi adalah hasil interaksi antara dua faktor, yaitu faktor rangsangan sensorik yang tertuju kepada individu atau seseorang dan faktor pengaruh yang mengatur atau mengolah rangsangan itu secara intra-psikis. faktor-faktor pengaruh itu dapat bersifat biologis, sosial, dan psikologis. Karena adanya proses pengaruh-mempengaruhi antara kedua faktor tadi, di mana di dalamnya bergabung pula proses asosiasi, maka terjadilah suatu hasil interaksi tertentu yang bersifat “gambaran psikis“.

Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif.

Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).

Halusinasi adalah persepsi panca indera yang terjadi tanpa adanya rangsangan pada reseptor-reseptor panca indera. Dengan kata lain, halusinasi adalah persepsi tanpa obyek.

Halusinasi merupakan suatu gejala penyakit kejiwaan yang gawat (serius). Individu mendengar suara tanpa adanya rangsangan akustik. Individu melihat sesuatu tanpa adanya rangsangan visual, membau sesuatu tanpa adanya rangsangan dari indera penciuman.

Halusinasi sering dijumpai pada penderita Schizophrenia dan pencandu narkoba. Halusinasi juga dapat terjadi pada orang normal, yaitu halusinasi yang terjadi pada saat pergantian antara waktu tidur dan waktu bangun. Hal ini disebut halusinasi hypnagogik.

Bermacam-macan bentuk halusinasi

Halusinasi akustik (pendengaran)
Halusinasi ini sering berbentuk :
• Akoasma, yaitu suara-suara yang kacau balau yang tidak dapat dibedakan secara tegas
• Phonema, yaitu suara-suara yang berbentuk suara jelas seperti yang berasal dari manusia, sehingga penderita mendengar kata-kata atau kalimat kalimat tertentu

Halusinasi visual (penglihatan)
Penderita melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi visual sering menimbulkan ketakutan yang hebat pada penderita.

Halusinasi olfaktorik (pembauan)
Penderita membau sesuatu yang tidak dia sukai. Halusinasi ini merupakan gambaran dari perasaan bersalah penderitanya.

Halusinasi gustatorik (pengecap)
Halusinasi gustatorik murni jarang dijumpai, tetapi sering terjadi bersama-sama dengan halusinasi olfaktorik.

Halusinasi taktil (perabaan)
Halusinasi ini sering dijumpai pada pencandu narkotika dan obat terlarang.

Halusinasi haptik
Halusinasi ini merupakan suatu persepsi, di mana seolah-olah tubuh penderita bersentuhan secara fisik dengan manusia lain atau benda lain. Seringkali halusinasi haptik ini bercorak seksual, dan sangat sering dijumpai pada pencandu narkoba.

Halusinasi kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya, mengalami perubahan bentuk, dan bergerak sendiri. Hal ini sering terjadi pada penderita Schizophrenia dan pencandu narkoba.

Halusinasi autoskopi
Penderita seolah-olah melihat dirinya sendiri berdiri di hadapannya.

Penderita Schizophrenia sangat perlu dikasihani karena penderitaan yang dialaminya. Tetapi mengapa banyak orang memilih untuk mengubah hidupnya yang indah dan berharga dengan memakai narkoba dan mengalami berbagai macam gangguan kejiwaan yang serius ? Tak seorangpun yang tahu






Mengenal Autisme


Banyak sekali definisi yang beredar tentang apa itu Autisme. Tetapi secara garis besar, Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autisme Infantil.

Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri : berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.

Tetapi ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autisme pada penderita Schizophrenia dan penyandang autisme infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan.

Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang Ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autisme. ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autisme Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia. Kriteria tersebut adalah :
Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3).

(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :
• Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju
• Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
• Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain)
• Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik

(2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
• Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal
• Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
• Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
• Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru

(3) Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
• Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
• Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
• Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
• Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang (1) interaksi sosial, (2) bicara dan berbahasa, dan (3) cara bermain yang monoton, kurang variatif.

Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Kanak.

Namun kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autisme ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.

Autisme memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, di Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, di mana penyandang autisme ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhan lebih besar.







Menangislah supaya Anda Tidak Stress


Apakah Anda merupakan seseorang yang mudah menangis? Tidak hanya saat menghadapi kematian orang-orang terdekat, tetapi juga saat menonton film sedih, mendengar cerita teman yang sedang kesusahan, atau tertimpa masalah di kantor?

Tangisan sering kali dianggap sebagai suatu kelemahan. Dengan menangis, seseorang sering dianggap lemah, tidak tegar, dan lain sebagainya. Menangis dilihat sebagai pertanda jiwa seseorang yang rapuh atau mudah iba. Namun, ternyata menangis juga dapat dilihat dari sisi kesehatan.

“Menangis adalah hal yang indah. Ini merupakan tanda kekuatan dan kesejatian, bukan tanda kelemahan,” kata Judith Orloff, MD, asisten profesor klinis bidang psikiatri di UCLA dan penulis buku Emotional Freedom: Liberate Yourself From Negative Emotions and Transform Your Life. Ia tidak hanya mempelajari dampak emosional dari tangisan, tetapi juga manfaatnya bagi kesehatan fisik. “Hal ini merupakan fungsi penyembuhan yang alami.”

Artinya, dengan menangis, Anda justru bisa menjadi lebih sehat, demikian menurut Orloff. Apa saja manfaatnya dari segi kesehatan?

Air mata menjadi cara alami dari tubuh kita untuk mengolah stres. Secara fisik, air mata itu seperti air laut, cairan asin yang membantu melumasi mata dan mengusir gejolak hormon stres serta racun lainnya. Dalam berbagai studi, tangisan juga menyebabkan kita memproduksi endorfin, hormon yang memberikan rasa menyenangkan.

Namun, situasi seperti apa sih yang dapat menyebabkan suatu tangisan dianggap sebagai sesuatu yang sehat?

Kesedihan dan kehilangan, contohnya. Jika Anda kehilangan orang yang Anda cintai, menangis adalah satu-satunya cara untuk melepaskan suatu kesedihan. Jika Anda bertahan untuk tidak menangis dalam situasi seperti itu, hal itu justru akan menyebabkan Anda depresi.

Untuk mengetahui kapan Anda butuh menangis, Anda perlu mengidentifikasi lima penyebab utama stres dan frustrasi dalam hidup Anda. Anda dapat menuliskannya di secarik kertas. Lalu Anda harus mengaitkan emosi tersebut pada suatu peristiwa sehingga Anda dapat melihat pemicunya. Setelah memiliki kesadaran tersebut, Anda akan mampu mengelola emosi dengan lebih baik.

Namun, ada saatnya Anda merasa ingin menangis, tetapi sudah tak sanggup mengeluarkan air mata. Biasanya hal ini terjadi ketika belitan masalah sudah begitu pelik sehingga Anda seperti mati rasa. Bagaimana caranya untuk melegakan perasaan?

Bila Anda tergolong orang yang sulit menangis, sebenarnya bisa melatih diri sendiri untuk mampu menangis. Anda bisa mencoba “tangisan bahagia”. Cobalah untuk menonton film komedi, atau pikirkan sesuatu yang membuat Anda tertawa. Setelah Anda menguasai tangisan bahagia ini, akan lebih mudah bagi Anda untuk menangisi suatu kejadian yang traumatis.








Jenis-Jenis Masalah Yang Mempengaruhi Wanita


DEFINISI

Preeclampsia : preeclampsia adalah komplikasi pada kehamilan. Yang meliputi tekanan darah tinggi yang terjadi di dalam kehamilan akhir atau segera setelah melahirkan. Preeclampsia bisa membuat pelepasan prematur pada plasenta dari rahim (abruption plasenta) dan masalah-masalah pada bayi yang baru lahir.

Emboli cairan amniotic : sangat jarang, sejumlah cairan amniotic-cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim-masuk ke aliran darah wanita tersebut, biasanya terutama sekali selama persalinan yang sulit. Cairan tersebut mengalir menuju paru-paru wanita tersebut dan bisa menyebabkan penyempitan arteri pada paru-paru. Penyempitan ini bisa mengakibatkan detak jantung yang cepat, irama jantung yang tidak teratur, kolaps, shock, atau bahkan serangan jantung dan kematian. Gumpalan darah yang menyebar luas (pembekuan intravascular tersebar) adalah komplikasi umum, membutuhkan perawatan segera.

Pendarahan kandungan: Setelah bayi dilahirkan, pendarahan berlebihan (wasir postpartum) dari rahim adalah perlu diperhatikan. Biasanya, wanita kehilangan sekitar 0.568 liter darah setelah melahirkan. Darah hilang karena beberapa pembuluh darah terbuka ketika pelepasan plasenta dari rahim. Kontraksi pada rahim membantu menutup pembuluh darah ini sampai pembuluh tersebut bisa disembuhkan.

Kehilangan lebih dari 0.568 liter darah selama atau setelah tahap ketiga pada persalinan (ketika plasenta dilahirkan) dipertimbangkan sebagai hal yang berlebihan. Kehilangan darah yang hebat biasanya terjadi segera setelah melahirkan tetapi bisa terjadi bahkan paling lambat 1 bulan setelah itu.

Pendarahan berlebihan bisa terjadi ketika kontraksi pada rahim setelah melahirkan lemah. Kemudian, pembuluh darah yang terbuka ketika plasenta dilepas terus berdarah. Kontraksi bisa lemah jika rahim telah terlalu meregang-misalnya, oleh cairan amniotic yang terlalu banyak di dalam rahim, oleh beberapa janin, atau oleh janin yang sangat besar. Kontraksi bisa juga lemah ketika potongan plasenta menetap di dalam rahim setelah melahirkan, ketika persalinan terlalu lama atau tidak normal, ketika seorang wanita telah hamil beberapa kali, atau ketika anestesi perileks-otot digunakan selama persalinan dan melahirkan. Pendarahan yang berlebihan bisa terjadi jika vagina atau servik robek atau terpotong selama melahirkan atau kadar darah pada fibrinogen (yang membantu penggumpalan darah) rendah. Pendarahan berlebihan setelah satu kali melahirkan bisa meningkatkan resiko pendarahan berlebihan setelah melahirkan berikutnya.

Sebelum seorang wanita bersalin, dokter mengambil langkah untuk mencegah atau bersiap untuk pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Misalnya, mereka memastikan apakah wanita tersebut memiliki keadaan yang meningkatkan resiko pendarahan, seperti terlalu banyak cairan amniotic. Jika wanita tersebut memiliki jenis darah yang tidak umum, dokter memastikan persediaan jenis darahnya. Setelah melahirkan plasenta, wanita tersebut dipantau setidaknya 1 jam untuk memastikan bahwa rahim berkontraksi dan untuk memperkirakan pendarahan vagina.

Jika pendarahan hebat terjadi, bagian perut wanita tersebut diurut untuk membantu kontraksi rahim, dan dia diberikan oxytocin secara kontinyu melalui selang infus untuk membantu kontraksi rahim. Jika pendarahan berlanjut, prostaglandin bisa disuntikkan ke dalam otot kandungan untuk membantu kontraksi rahim. Wanita tersebut bisa memerlukan tranfusi darah.

Dokter mencari penyebab pendarahan berlebihan. Rahim kemungkinan diteliti untuk menyimpan bagian-bagian pada plasenta. Pembesaran dan kuret bisa dilakukan untuk mengangkat bagian-bagian ini. Pada prosedur ini, alat yang kecil, tajam (curet) dimasukkan melalui servik (yang biasanya masih terbuka dari melahirkan). Kuret digunakan untuk mengangkat bagian-bagian yang masih tertinggal. Prosedur ini membutuhkan anestesi. Servik dan vagina diteliti untuk segala robekan.

Jika rahim tidak bisa dirangsang untuk kontraksi dan pendarahan berlanjut, arteri yang mensuplai darah ke rahim bisa tertutup. Prosedur tersebut digunakan biasanya tidak memiliki efek sakit, seperti kemandulan atau menstruasi yang tidak normal. Pengangkatan pada rahim (hysterectomy) jarang diperlukan untuk menghentikan pendarahan.

Rahim membalik: Sangat jarang, rahim terbalik, sehingga menonjol lewat servik, ke dalam atau melalui vagina. Rahim terbalik adalah keadaan darurat medis yang harus diobati tepat pada waktunya. Dokter mengembalikan rahim ke posisi normal (membalikkan kembali) dengan tangan. Biasanya, wanita tersebut sembuh sepenuhnya setelah prosedur ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar