Powered By Blogger

Sabtu, 30 Oktober 2010

renungan




PANDANGAN MALAM DAN DIMENSINYA"


MALAM
Bagaimana Mata Terpejam

Malam..., Keindahan, kesepian, kedinginan, kesyaduanmu meyimpan segala rahasia yang telah berlaku di zaman silam.
Gelapnya kadang-kala jadi penyejuk ibadat para abid yang merindukan Allah.
Tapi adakalanya kesempatan bagi pendosa yang menyangka malam dapat melindungi ia dari penglihatan Tuhan-Nya.
Kesunyian ditunggu oleh sepasang kekasih memadu kasih. Cumbu rayu menjadi bisikan yang gemersik menyuburkan kasih. Dan malam datang menjanjikan saat itu.Saat si abid berdiri, duduk dan baring menyebut nama Allah yang satu.
Seorang hamba merintih di waktu malam: “Ya Robbi, bintang-bintang telah menghilang di balik awan. Mata insan telah tidur lelap. Pintu-pintu istana para maharaja telah terkunci. Lalu setiap kekasih telah berdua-duaan dengan kekasihnya. Dan inilah aku tampil mengadap-Mu...”
***
Dan malam juga adalah detik hamba yang berdosa rujuk pada keampunanNya.
Lalu dalam derai air matanya yang gugur di dada malam, meluncurlah kata-kata penyesalan atas keterlanjuran dan kesalahan. Seolah-olah terdengarlah di telinganya makna sebuah firman,
“Demi malam apabila telah sunyi, Robbmu tiada meninggalkan kamu dan tidak pula membenci kamu.” (Ad-Dhuha.)
Malam..., Kalau ia dipenuhi ribut petir yang dasyat, kenangilah azab Allah.
Kalau ia dihiasi bulan dan bintang, haraplah rahmat-Nya. Keindahannya biar menerangi hati, kegelapannya usah menghitamkan amal.
Uwais Al-Qarni meyambut kedatangan malam dengan katanya, “Ini malam rukuk,” lalu beliau pun sembahyang dengan rukuknya panjang-panjang hingga menjelang fajar.
Di malam yang lain ia berkata, “Inilah malam sujud.” Lalu sujudlah beliau sepanjang malam sampai fajar tiba sebagai pamitan malam beransur hilang. Itulah malam pada Uwais Al-Qarni.
Kedatangan malam mungkin seiring dengan saat kematian. Tidur... mungkin untuk selama-lamanya. Kegelapan malam mungkin bersambung ke alam kubur.
Amir bin Abdullah memberikan iangatan lain: “Tidak ada aku lihat sesuatu yang dinamakan syurga, di mana pencarinya asyik tidur.
Dan tidak pernah pula aku lihat sesuatu yang dinamakan neraka, di mana orang yang hendak menghindarinya asyik tidur saja.”



Jangan Bermimpi Ketenangan Hidup Tanpa Islam

Janganlah bermimpi dapat hidup dengan tenang dan bahagia tanpa memiliki ilmu yang benar untuk mengarungi dunia yang penuh dengan jebakan, rintangan dan ancaman berbahaya ini. Bagi tarzan; semua hal yang menyulitkan dan menyengsarakan, mudah saja bagi sang tarzan. Karena ia memiliki ilmu seluk beluk hutan.
Hidup didunia seperti orang yang masuk ke hutan. Tanpa tahu seluk beluk hutan, tidak tahu cara menembusnya dan bagaimana menundukan binatang buas yang berkeliaran, niscaya dirinya akan dicekam perasaan tidak tentram, cemas, was-was, dan serba takut, walaupun berbekal ransel penuh dengan makanan, minuman, pakaian tahan dingin, dompet penuh uang serta senjata lengkap, tetapi karena tidak berbekal ilmu maka tetap saja kecemasan mendatangi hatinya.
Semua rahasia kehidupan dunia dan akhirat dibeberkan dengan sempurna dan cermat di dalam AlQuran, sehingga tidak ada satupun urusan, kecuali mesti ada rahasia jalan keluarnya.
Dalam sebuah hadits dinyatakan, pada suatu ketika datanglah seseorang kepada Ibnu Ma’ud r.a, sahabat Rasulullah saw, untuk meminta nasehat. Wahai Ibnu Mas’ud, “ujarnya“ "berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang dilanda kecemasan dan kegelisahan. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram.Jiwaku gelisah dan pikiran pun serasa kusut, makan tak enak, tidur pun tidak nyenyak.”
Mendengar hal itu, Ibnu Mas’ud kemudian menasehatinya “Kalau penyakit seperti itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ke tempat orang membaca Al Qur’an, kau baca Al Qur’an atau dengarkanlah baik-baik orang yang membacanya; atau pergilah ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau carilah waktu dan tempat yang sunyi, kemudian berkhalwatlah untuk menyembah-Nya, misalnya di tengah malam buta, ketika orang-orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, memohon ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati kepada-Nya. Seandainya jiwamu belum terobati dengan cara ini, maka mintalah kepada Allah agar diberi hati yang lain karena hati yang kau pakai itu bukanlah hatimu.




Tenang, Bilang Saya KALAU ADA APA-APA

Perasaan akan tenang dan adem, ketika ada seseorang yang lebih kuat dari kita, bilang : "kalau ada apa-apa bilang saya!" Bagaimana bila yang lebih kuat itu adalah Yang Maha Kuat di semesta alam, Allah Subhanahu wa Ta'ala? Hati akan menjadi semakin tenang..
jauh lebih tenang.
Memang seringkali syetan membisikkan pada hati, untuk cepat dan mudah mengeluh, sehingga sering keluh kesah keluar dari bibir. Padahal apabila sedikit bersabar.. menunggu datangnya malam.. atau ketika waktu sholat tiba.. bisa mengadu padaNya.. memohon petunjukNya.. dan Insya Allah ketakutan, kegundahan sirna seiring airmata taubat padaNya.. hati jadi rela, tenang, dan dapat memandang permasalahan dengan lebih jernih.
***
Benar kadang kala, Allah hilangkan sekejap surya. Kemudian diturunkanNya guruh dan kilat. Puas kita menangis mencari surya kembali. Namun, rupa-rupanya Allah hendak hadiahkan pelangi yang cantik.Kadang kala lama baru ketemu lagi dengan surya itu, setelah melalui musim yang panjang.Riang kicauan burung di pagi hari tak bermaksud petangnya kita masih mampu mendengar kicauan itu. Mungkin petangnya kita hanya mampu memandang burung-burung terbang berkawan pergi meninggalkan kita yang hanya mampu memandang.Mana bisa bulan itu berbicara, jika awan menutupi wajahnya. Mana bisa bintang itu menyinar, jika rintik hujan masih turun, dan kita membenamkan wajah kita di balik bantal nan empuk.Malam akan tetap tampak indah dan menawan walau dalam kegelapan. Tidak perlu menghiasi malam dengan remang berwarna ungu senja. Tidak perlu dipakai celak pada malam yang memang gelap. Tidak perlu disuluh malam dengan cahaya rembulan.
***
Hidup berjalan, berganti, dan tak berulang. Saat berhadapan, bersyukur, sabar, tabah dan rela menerima. Saat tak bersesuaian dengan kehendak, kesulitan, kepahitan hidup, ujian, cobaan.. tetap dengan ketenangan. “Dan jika hambaku bertanya kepadamu sesungguhnya Aku sangat dekat” Kalau ada apa apa segera datang kepada Allah.






Hendaklah Engkau Memberi Maaf

Maaf adalah menggugurkan hak dan melepaskannya dari orang yang menuntut hak tersebut. Memberi maaf terjadi apabila seseorang tidak membalas dendam terhadap orang lain, walaupun secara dasarnya ia mampu.
"Hendaklah engkau memberi maaf dan menyuruh mengerjakan yang baik dan berpalinglah dari orang-orang yang jahil." (al-Araf : 199)
Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah membalas dendam terhadap orang lain. Baginda senantiasa memberi maaf kepada siapa saja yang menganiaya baginda, selagi ia tidak diharamkan oleh Allah.
Dari ummul mukminin Aisyah RA yang mafhumnya : Sekali-kali tidak pernah aku melihat Rasulullah SAW membela diri dari kezaliman yang
dilakukan oleh orang ke atas diri baginda, selagi ianya tidak melanggar apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Apabila melanggar sesuatu yang
dilarang oleh Allah, niscaya Rasulullah marah pada yang demikian. Rasulullah tiada memilih di antara 2 perkara, melainkan baginda memilih
yang lebih mudah di antara kedua perkara tersebut, selagi ianya tidak mendatangkan dosa (HR at-Tarmizi)
Seseorang yang mau memaafkan kesalahan atau kezaliman orang lain terhadap dirinya merupakan satu sifat yang dikasihi oleh Allah SWT.
"........dan hendaklah mereka suka memaafkan dan berlapang dada, tiadakah kamu suka (jika) Allah akan memberi keampunan kepada kamu? Allah adalah Maha Pengampn dan Maha Penyayang." (an-Nur:22)
Memberi maaf adalah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan secara lisan, tetapi agak sukar untuk dilaksanakan dari hati. Kita sepatutnya mampu memberi maaf bukan sekadar terucap di bibir tetapi hati juga sama-sama memberi maaf. Maaf dari dalam hati bisa hadir jika kita ikhlas dalam memberi kemaafan.
Sesungguhnya suka memberi maaf adalah salah satu faktor yang membentuk diri seseorang menjadi insan yang bertaqwa.
"dan kalau kamu memaafkan, maka maaf itu adalah lebih dekat dengan taqwa." (al-Baqarah:237)






Bukan Mencari Dunia Tetapi Pemilik Dunia

Tiba-tiba datang seseorang menjanjikan hadiah sebuah rumah mewah. Lengkap dengan isinya. Kendaraan dan jaminan keperluan sepanjang hidup. Indah dan sempurna.

Membayangkannya dapat merasa nikmatnya dan kebahagiaan tersendiri. Rumah itu terletak di kota “A”. Orang itu menyuruh pergi ke sana seorang diri. Sambil memberi sejumlah uang untuk bekal dalam perjalanan hingga tercapai tujuan. Namun, di tengah-tengah perjalanan diminta singgah sebentar di sebuah kampung.

Malangnya, ketika sampai di kampung itu, hati terpukau dan menganggap kampung itulah yang paling indah. Hati merasa senang... terlupa dengan pesanan awal supaya berhenti sebentar saja.
Patutlah jika yang beri uang tadi marah karena tidak pergi ke kota yang diarahkan.

Inilah manusia, tidak lepas dari kesilafan dan kelalaian bila matanya dikaburi keindahan sementara. Mata dan penilaian menjadi kabur dan tertipu oleh kekaguman yang tiba-tiba.

Kota “A” itu tiada lain adalah akhirat, sedangkan kampung yang disinggahi itu ialah dunia ini. Allah yang Maha Pemurah telah menjanjikan Syurga Jannatun Na’im sedangkan janjiNya adalah benar dan ditepati, tidak akan meleset sedikit pun. Dialah juga yang tidak pernah lupa memberi bekal kepada manusia untuk perjalanan jauh dengan secukupnya.

Bahkan, Dia tidak pernah sembunyikan kekecewaan-Nya melihat tingkah laku kita yang tak tahu menjaga amanah.

Allah berfirman “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia sedang tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai?”…(Ar-Ruum:7)

“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui”. (Al-Ankabut:64)

Orang yang tahu tujuan hidup tidak akan memburu dunia, tapi Pemilik dunia itu yang dicarinya.

Orang lain bekerja untuk mencari... (maaf tanyakan kepada mereka), tapi dia bekerja keras untuk mencari ridha Allah. Orang itu tahu hidup dan tujuannya.

Penyesalan banyak terjadi di akherat. Tidak mudah mempercayai meskipun al Quran yang telah mengabarkannya. Kan? Iya kan.. ? Iya?






Menggapai Usia Diatas Angka

Ada manusia mencari diri dalam tenunan kain, meneliti bahagia dalam onggokan pasir, merayu cinta dalam segumpal tanah.
Tapi mereka lupa, Ketenangan itu bermula dari jiwa, yang cintanya hanya kepada Allah, tujuannya adalah yaumul akhirah.
Biar semua manusia lupa... takutkan Pencipta adalah terindah, zuhud kepada dunia adalah pakaian termahal.
Di sanalah bersemayam kebahagiaan di mana manusia mencarinya tetapi dengan meninggalkannya.

Di saat manusia hanya berfikir untuk hidup bagi diri sendiri, terasalah bahwa kehidupan ini begitu sempit dan pendek. Dimulai dari kelahiran dan berakhir semasa kematian, berangkat dari pertama kali dilahirkan di atas bumi dan kembali ke bumi lagi..
Tetapi,...
Jika hidup untuk akidah dan untuk orang lain, maka terasalah hidup ini cukup luas dan panjang, ia lahir bersama dengan kemanusiaan dan hanya akan mati setelah roh terlepas dari jasad kasar ini, berpisah dengan bumi.
Manusia akan merasa sangat berbahagia dan puas. Umur berlipat ganda melebihi jumlah angkanya, walaupun ia lebih kecil dari hitungan tahunnya. Itulah kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan fantasi.
Dalam kehidupan yang seperti itu, tergambarlah keuntungan yang diperoleh dari sejak awal kelahiran, dari hari ke hari, dari masa ke masa, dan seluruh usia, dalam perasaan pada setiap langkah.
Terasa betul bahwa hidup ini bukan hanya sekedar berapa lama nafas ini keluar masuk dari tubuh, dan bukan pula berapa banyak jumlah angka umur, tetapi hidup ini diukur dan dinilai dari kepuasan rohani yang dapat dirasakan!
Kenyataan seperti inilah yang disebut 'realita' dan 'hakikat' , bukan imajinasinya kaum realistis materialistis itu. Dan inilah hakekat hidup di atas segala hakekat yang mereka pergunakan.
Manusia akan merasakan bahagia yang berlimpah-limpah, bila hidup untuk manusia lain. Seberapa kadar perasaan untuk hidup bersama orang lain, maka berlipatgandalah perasaan terhadap kehidupan diri sendiri, dan berarti kehidupan ini, dengan sendirinya akan berlipat dan melimpah-limpah, akhirnya akan merasa bahagia hidup di dalamnya!






Bagaimanapun Aku Akan Tetap Berbual Dengan Mu

Aku terfikirkan sesuatu ......
Ya Allah! Engkau Besar, aku kecil. Engkau Baik, aku jahat lagi hina dan kerdil. Engkau Maha Pengampun, sedangkan aku saja yang kepala batu. Oleh itu, dengarkanlah kata-kata ku ini.......
Jarang sekali aku sempat dapat berbual denganMu. Sejak dari kecil hinggalah dewasa, aku telah dididik oleh keadaan sekeliling untuk sibuk berbual dengan orang lain selain Mu.
Demi masa yang tinggal tidak seberapa lagi ini, aku telah berkata dengan diriku sendiri, aku akan banyak meluangkan masaku untuk berbual dan berbincang dengan Mu.
Engkau pun tahu, aku sudah begitu lama tidak peduli terhadap Mu. Oleh itu maafkanlah aku! Jika Engkau tidak pandang aku, ..... pandanglah bulan ramadhan yang Engkau kurniakan kepada umat Mu itu.
Kali ini, aku akan berterus terang dengan Mu. Biarlah banyak orang mengatakan aku seorang yang jahat lagi penipu, asalkan aku tetap berani berbual dan mengingat Mu.
Sekurang-kurangnya, ini satu langkah permulaan buat diriku berjalan atas jalan Mu dan agama Mu. Demi engkau ya Allah, ........ Aku mengaku, Engkaulah Robbku.
Ya, Allah.... Kenapa fikiran aku masih jahat? Kadang-kadang aku merasa geram betul dengan diriku ini. Engkau tentu lebih faham tentang diriku....
Aku kadang-kadang merasa cemburu kepada orang-orang lain. Terutama sekali, orang-orang yang baik-baik! Aku lihat mereka tidak mempunyai banyak masalah mentaati suruhan Mu. Mereka kelihatan tenang-tenang saja. Sedang aku, .... terpuruk melawan diri sendiri!
Tetapi itu tidak mengapa. Yang penting, aku mesti jujur kepada Mu. Aku mesti terus berkata-kata kepada Mu!
Ya Allah.... Apa pun yang akan berlaku kepada diri ini.... aku tetap mengaku.. Engkaulah Rabb ku.
Ya Allah... Ini aku datang bercakap dengan Mu dan menulis kepada Mu....
Aku telah berjanji dengan diriku, akan terus bercakap dengan Mu diruang ini selagi diberi kesempatan.




Ya Allah ada perkara lain yang lebih...

Ya.. Allah Ya Robbi
Ini aku datang untuk berbicara lagi. Terlalu banyak sekali perkara-perkara yang ingin ku luahkan yang ada didalam fikiran dan dada ini kepada MU.
Aku juga telah mendengar kabar gembira dan kabar ancaman dari MU melalui kitab Al Quran MU. Dan bermacam-macam keterangan dari ahli agama tentang suruhan dan larangan MU. Telah ku lalui hidup ini bertahun-tahun penuh dengan kekurangan dan kesilapan.
Ya.. Allah Ya Robbi. Sesungguhnya Engkau jua sebaik-baik pemberi petunjuk. Engkau juga sebaik-baik pemberi kekuatan diri ini didalam menempuhi segala kesenangan dan kesusahan.
Sesungguhnya aku cuma ada dua pilihan saja didalam hidupku ini. Percaya dan yakin kepada MU didalam hidupku ini ...... atau sebaliknya! Bersyukur dan beramal sebulat hati semata-mata karena MU didalam hidupku ini ........ atau sebaliknya.
Ya.. Allah Ya Robbi.
Sesungguhnya aku mengaku bahwa fikiran dan hatiku ini masih lemah. Dan aku juga telah sadar.... selama ini, aku telah membiarkan hati-perasaan dan kesukaanku lebih cenderung kepada ....... selain ENGKAU! Tanpa aku sadari, aku telah membiasakan diri dan hatiku ini cenderung kepada ......... selain Engkau!
Tanpa disadari, aku telah lebih suka kepada macam-macam perkara selain dari ENGKAU! Aku telah memupuk hati dan suka ku kepada ........ selain Engkau.Maha suci ENGKAU ya Allah! Yang telah memberi kesadaran kepada ku. Segal puji hanyalah kepada MU ya Allah yang telah membuka fikiranku ini!
Ya Allah Ya Robbi
Mulai dari saat ini, aku akan berusaha didalam hidupku ini sepanjang hayatku untuk SUKA kepada ENGKAU! Aku akan berusaha untuk mendidik hatiku ini supaya lebih cenderung dan suka kepada MU ya Allah! Aku akan coba mengurangkan kesukaanku kepada lain-lain perkara.... supaya hatiku lebih suka kepada MU ya Allah!
Tolonglah aku ya Allah! Tolonglah aku supaya hatiku lebih suka kepada MU ya Allah! Aku takut jikalau hatiku menjadi kurang suka kepada MU. Apalah artinya hidup ini dan diri ini... jikalau hatiku ini lebih suka kepada yang lain melebihi suka kepada MU!
Apalah artinya diri ini yang telah percaya kepada MU dan agama MU.... sedangkan hatiku ini lebih cenderung dan suka kepada perkara-perkara yang lain melebihi daripada suka kepada wajah MU ya Allah!
Apalah artinya segala ibadat dan zikir ku kepada MU didunia ini jikalau hatiku masih lebih suka kepada lain-lain perkara.. melebihi dari suka ku kepada MU ya Allah!
Bagaimana aku bisa lari dari perkara ini... sedangkan ENGKAU amat mengetahui apa yang hati ku lebih suka dan cenderung ya Allah!
Ya.. Allah Ya Robbi..Aku tidak mau mati dengan membawa sekeping hatiku yang amat kurang suka kepada MU!
Aku merasa malu dan bersalah jika mati dengan membawa sekeping hatiku yang kurang suka dan sayang kepada MU ya Allah!





Siapa

sewaktu semua manusia tidur siapa yang menjaga
sewaktu semua orang tak ada dan hanya sendirian siapa yang menemani
sewaktu kesunyian seorang diri siapa yang menghibur
sewaktu lupa dan tersalah siapa yang mengingatkan dan membetulkan
sewaktu kesulitan menghimpit siapa yang menjadikan lapang
sewaktu semua jalan sudah terasa buntu siapa yang menunjukkan
saat berbuat baik siapa yang memberikan balasan kebaikan berlipat
saat berbuat buruk dan jahat siapa yang mengampuni dengan bertaubat
saat tersilap dan salah siapa yang memaafkan
saat lapar dahaga siapa yang memberi makan minum
saat sakit siapa yang menyembuhkan dan menyehatkan
Siapa yang tak minta apapun dari manusia untuk semua itu.... selain agar manusia bahagia dunia akheratnya. Dengan cara menjalani hidup ini dengan apa yang di ajarkan Al Quran dan Al Hadits.
Mengapa manusia enggan menjalankan hukum-hukum Allah....yang.... bila membacanya jarang, tentu jauh lagi dari mempelajari yang.... bila memahamipun tidak, bagaimana pula dapat mengamalkan.
“Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang membatasi kami antara perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan kami ke surga-Mu dan (anugerahkan pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami.



Aku tak tahu....
aku tak tahu diri.... !

Aku Tahu…..…………bahwa dunia ini fana, tapi Aku mengejarnya.
Aku tahu bahwa menuju akhirat adalah perjalanan yang panjang, tapi Aku tidak mempersiapkan bekal.
Aku tahu bahwa neraka itu benar-benar ada, tapi Aku tidak berusaha menjauhinya.
Aku tahu bahwa surga itu mahal harganya, tapi Aku beramal asal-asalan.
Aku tahu bahwa ‘adzab Allah itu pedih, tapi Aku masih berbuat dosa.
Aku tahu bahwa Allah maha mengabulkan do’a, tapi Aku meminta kepada manusia.
Aku tahu bahwa Allah maha adil, tapi Aku membalas kedhaliman manusia.
Aku tahu bahwa harta itu bisa membuat hisabku di akhirat menjadi lama, tapi Aku mengumpulkannya.
Aku tahu bahwa waktu adalah nafas yang tiada kembali, tapi Aku berbuat sia – sia.
Aku tahu bahwa Al Qur’an itu kelak bisa menjadi hujjah bagiku (membelaku) dan bisa menjadi hujjah atasku (mendebatku), tapi Aku tidak cemas akan hal itu.
Aku tahu bahwa do’a orang yang terdholimi itu tanpa hijab dengan Allah, tapi Aku suka menyakiti saudaraku.
Aku tahu bahwa kenikmatan dunia bisa jadi istidraj, tapi Aku tidak khawatir tentangnya.
Aku tahu bahwa penyakit itu menghapus dosa-dosa, tapi Aku membencinya.
Aku tahu bahwa cobaan itu untuk meningkatkan iman, tapi Aku mengeluh tentangnya.
Aku tahu bahwa istri/suami adalah manusia, tapi Aku menuntutnya sempurna.
Aku tahu bahwa setan itu musuh yang ingin mengajakku ke neraka, tapi Aku menuruti bisikannya.
Aku tahu bahwa ajal datang tiba2, tapi Aku selalu menunda persiapan.
Aku tak tahu... kalau aku tak tahu diri.






KepadaNya

Mentari pagi terbit di timur aku melihatnya.

Menjelang malam dia tertidur aku melihatnya.

Debur ombak datang bisikan malam, aku mendengarnya.

Angin laut dingin bawa berita, aku mendengarnya.

Hangatnya matahari diatas kepala, aku merasakannya.

Dinginnya air laut saat pasangpun, aku merasakannya.

Hanya kesyukuranku atas semua nikmat Nya yang sering kulupakan.

Memang betul.. kalau ada masalah, mengadulah kepada Allah... Rasulullah mengajar umatnya untuk meminta pertolongan melalui sabar dan sholat... bila ada masalah jangan mengadu kepada makhluk... jangan meminta kepada makhluk... bersabarlah dari mengharap dari makhluk... tetapi dirikanlah sholat.. minta bantuan Allah... alirkan air mata di dalam sujud dan doa... adukan segala-galanya dari hati... Memang Allah senantiasa bersama hamba-hamba Nya yang beriman... Allah mendengar isi hati mereka yang mendekat kepadaNya... dan pertolongan Allah ke atas orang beriman itu terlalu dekat, sehingga sekiranya mereka meminta bantuan Allah, datang bantuan Allah... Kisah dalam hadith tentang para Sahabat yang berdoa, belum sempat turunkan tangan dari menadah berdoa, Allah turunkan hujan di kebun seorang Sahabat sewaktu kemarau... Sebelum turun tangan dari menadah doa, Allah hidupkan kembali keledai yang sudah mati... Ulama' berpesan...teruskan meminta kepada Allah... perasaan malu adalah hasil tipu daya syaitan yang mau hentikan berdoa dan berharap kepada Allah.

Mohon taufiq dari Allah untuk bertaubat, dan mohon taufiq supaya rajin berdoa... sebenarnya Allah cukup suka hambaNya yang selalu meminta dariNya... makin banyak diminta, makin Allah suka...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar