Maha suci bagi Allah yg tlh menakdirkan kita hidup didunia.Segala puji bagiNya yg tlah mengijinkan kita untuk menghirup segarnya udara kehidupan bumi.Wahai sahabat seseorang amat munglkin menjadi bahan bagi kebencian orang2 disekitar nya ketika sombong.Kesombongan adalah salah satu penyakit hati, yaitu perasaan ketika diri merasa “lebih” dari orang lain. Karenanya, seseorang bisa menjadi dibenci orang lain. Namun, merasa diri lebih rendah dari orang lain (minder) juga tidaklah baik. Orang yang minder merasa hidupnya menjadi terbebani bahkan dapat mengakibatkan bunuh diri. Berbeda halnya bila kita merasa rendah diri di hadapan Allah SWT belaka.Sebab ALLAH MAHA PERKASA SEDANGKAN KITA SUNGGUH AMAT LEMAH .
Kemahatahuan Allah meliputu segenap yg ada ,baik yg tampak or yg ghaib,.sedangkan kita tak punya pengetahuan apapun ,kecuali sedikit saja.Pendek kata ,Allah maha kuasa atas segala sesuatu.Ia berkuasa menciptakan ,berkuasa pula mematikan.Sdang manusia ?bahkan untuk sekedar hidup didunia pun bergantung sepenuhnya pada kebijaksanaan Allah sang pemberi kehidupan.Jelas,kita sebenarnya tidak punya arti.Oleh sebab itu ,sudah semestinya kita merasa rendah dihadapan Allah.sifat ini akan menjadi sangat berharga. Namun ,bagaimana kalau justru kit merasa rendah dihadapan oranglain?inilah masalahnya .Tanda kita rendah diri ato minder ,misalnya ,ketika kita harus berkumpul dg orang banyak.Tiba2,kita dilanda kegalauan yang luar biasa.Hati terasa sempit,peluh pun bercucuran.
Jika kita diminta untuk melakukan sesuatu ,segera menghindar,bukan karena permintaannya yg buruk ,melainkan perasaan telah menyatakan tak mampu.Tak punya daya ,tiada kekuatan.Alhasil ,kita pun semakin merana .Merasa diri betul2 hina tanpa guna.Semakin menjauhi masyarakat.Hidup pun lalu senyap.Sunyi sepi tiada arti .Tak jarang ,prilaku ini melahirkan beban yg tramat berat.Bahkan ,jika melekat dlm pribadi ,akan melahirkan sebuah keinginan fatal menuju mati.Itulah bunuh diri!minder(apabila sudah kronis)memang sangat brbahaya!Minder dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya, kondisi fisik, keturunan, status sosial, pekerjaan, dan pendidikan.
Merasa fisik tak sempurna adalah hal yang sangat manusiawi karena selain kelebihan, Allah juga memberikan kekurangan kepada manusia. Kekurangan ini adalah karunia Allah agar manusia saling melengkapi. Kekurangan seseorang bisa menjadi ladang amal bagi orang lain. Misalnya, orang yang bertubuh tinggi dengan senang hati mau mengambilkan buku yang tidak terjangkau oleh orang yang bertubuh pendek. Yang tidak wajar adalah ketika kita menyesali kekurangan tersebut. Allah telah mengingatkan, “Sesugguhnya Kami telah menciptakan manusia dangan sebaik-baik bentuk. Kemudian Kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; bagi mereka pahala yang tak putus-putusnya.”(At-Tin:4-6). Jadi, kita jadikan kekurangan kita sebagai jalan untuk mengerjakan amal-amal shaleh, menuai pahala yang tak putus-putusnya dari Allah SWT. Misalnya, orang yang buta akan terjaga pandangannya. Kebeningan hati dan kejernihan pikiran akan dimudahkan melalui terjaganya pandangan.
Tidak ada alasan untuk merasa rendah diri akibat keadaan orang tua yang memiliki kekurangan, baik dari segi pendidikan, harta, ataupun akhlak mereka, karena orangtualah yang telah melahirkan dan mendidik kita. Ayah Nabi Ibrahim as. adalah seorang pembuat berhala, namun hal itu tidak pernah membuat Ibrahim putus asa, beliau semakin gigih mencari kebenaran sampai rela dipanggang dalam api oleh Raja Namrud. Hingga beliau menempati kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Jadi, sebagai anak, tugas kita untuk membimbing dan menolong orangtua.Terkadang ,kita saksikan ada orang merunduk rundukkan badannya tak berani mengangkat wajah disebabkan hartanya yg terbatas.Begitu sering kita dapati anak2 sekolah yg selalu menyendiri,tak mau bergabung dg teman2nya,alasannya sepele.Orangtuanya mempunyai harta yg pas2an ,ia kesekolah hy brjalan kaki,sementara teman2nya pulang pergi selalu diantar dijemput.
Alangkah banyak buruh pabrik yg tidak mau bergaul dg tetanga2nya hy karena perbedaan ekonomi sosial.Pikir buruh2 ini"ah,apalah artinya saya?Rumah saja masih sewa perbulan.'Memang,pd umumnya banyak orang takjub dg kekayaan orang lain.Sayangnya ,dari sekian banyak sikap yg muncul,minder.Akibatnya,seperti yg dikatakan tadi ,engan bertemu dg orang lain.dlm alqur'an s.alhujurat ayat ke 13 ad pelajaran tersendiri"betapa bukan harta kekayaan yg menyebabkan seseorang menjadi mulia.Bukankah byk orang yg kaya namun dimasyarakat ia terhina?sebab ,kekayaan itu ,misalnya hasil korupsi.Tidakkah kita maklum bahwa kekayaan tak jarang membuat orang lain menjadi benci kpd kita.Terutama bila dipakai untuk pamer.Sungguh kekayaan tidak menjamin kehidupan kita aman sentosa .Toh realitasnya,tak sedikit orang yg kaya raya tidurnya gelisah karena memikirkan harta ,takut dicuri maling.Ibadaahnya rusak karena khawatir berkurang kekayaan apabila tak dijaga terus menerus .Rumah tangga hancur karena berebut harta suami.,dan banyak lagi.
Kemuliaan itu sesungguhnya ada saat kita bertakwa .ketika kita berusaha keras ,harus kita tanamkan dalam hati bahwa harta yg kita kejar itu jelas kehalalannya.Sementara itu ,tak kala kita memilikinya ,telah tersedia bagian untuk membantu sesama.BUKANKAH ROSULULLAH sejak menjadi nabi dan rasul juga bukan orang yg kaya?Istri2nya hidup amat sederhana.Namun sejarah justru membuktikan bahwa beliau tak pernah minder bergaul dg beberapa sahabatnya yg kaya raya ,semacam ustman bin affandan abdurrahman bin auf.
Minder karena harta sebetulnya wajar karena sudah fitrah manusia untuk cinta pada harta. Namun, menjadi tidak benar jika kita larut di dalamnya. Bukan harta yang menyebabkan seseorang menjadi mulia. Kekayaan tidak menjamin kehidupan yang aman dan sentosa. Kemuliaan itu sesungguhnya didapat ketika kita bertakwa. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang harta dan rupamu. Namun, Allah Melihat kepada hatimu.”
Mungkin ,suatu ketika ,kita merasa minder dg pkerjaan yg kita gelutikarena,sebagai misal"pegawai rendahan atao sebagai tukang bakso ,penarik becak,pedagang asongan dan lain2.Biasanya kemudian kita menjadi malu dimasyarakat .Tak mau berbicara ,enggan bertegur sapa.Apabila ada pejabat lwat ,spontan hati menjadi tertohok,merasa diri tak berharga.Sebenarnya, tidak ada pekerjaan yang hina di mata Allah selama tidak menentang syariat. Rasulullah bersabda, “Sungguh, pencari kayu bakar itu lebih baik daripada pengemis.”. Jadi, kita akan tetap mulia selama bekerja untuk kebaikan. Sebagai tukang sapu, kita dapat mulia karena tempat yang kita sapu menjadi bersih. Rasulullah pun bersabda, “Kebersihan itu adalah sebagian tanda dari iman.”
“Ilmu”, pada hakikatnya adalah sesuatu yang bisa membuat kita menjadi lebih dekat dengan Alah SWT. Ilmu yang sebenarnya ialah yang sanggup mengantarkan kita mengenal keagungan-Nya dan meraih cinta-Nya, bukan sebatas mengantarkan kita untuk meraih gelar. Ilmu yang sedikit akan menjadi sangat berarti bila digunakan untuk kebaikan yang nyaris tanpa batas dan bila di baliknya tersimpan akhlak mulia. Alkisah, seorang pengusaha asal Jepang begitu dicintai dan dihormati para karyawannya. Bukan karena gelar yang beliau sandang karena memang hanya lulusan SD, tapi karena akhlaknya yang terpuji dan nyaris tanpa cela sehingga perusahaannya menjadi besar dan amat disegani. Artinya, akhlak terpujilah yang menempatkan kita pada tempat yang tinggi di hati manusia, jauh melampaui ketinggian tingkat sekolah yang pernah kita tekuni.
Dari uraian di atas, dapat diambil hikmah bahwa tidak ada alasan kita untuk minder. Sebaliknya, kita harus percaya diri! Sebab, tidaklah Allah melahirkan seseorang ke dunia melainkan telah Ia bekali dengan segala kelebihan yang dapat menjadi jalan baginya untuk mencapai kemuliaan. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”(Q.S. Ali Imran[3]: 139
Tidak ada komentar:
Posting Komentar