Powered By Blogger

Selasa, 01 Juni 2010

KEGUNCANGAN JIWA


Hidup manusia pada hakikatnya merupakan perjalanan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.Namun, jalan terjal dan berlubang sering menghadang ditengah perjalanan.Walau sudah mencari jalan alternatif ,tapi kdang tidak ditemukan juga,sehingga tidak ada pilihan kecuali menempuhnya.Saat akan menempuh kesulitan itu,jiwa sering kali berguncang. Ini pertanda jiwa mnusia sedang berada diantara tiga kondisi.Bisa lebih tinggi,sama dan lebih rendah dari kondisi sebelumnya.

Ada peluang dan ancaman didalamnya.Manusia dapat menentukan pada titik mana kondisi yang akan dipilihnya.Jiwanya bisa hancur sehancur2nya,ato naik ketangga yang lebih tinggi.Dan jiwa serta penyempurnaannya(ciptaannya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya(QS Asysyams 7-8).Bagi yang berkarakter lemah,perjalanannya pun dihentikan .Ia berhenti sebelum berbuat,berkreasi,dan mengerahkan seluruh potensinya.Ia tak menyadari kesempurnaan dirinya.Padahal, antara terarihnya tujuan dengan posisinya saat ini hanya dibatasi sebuah jalan terjal dan berlubang itu.Ia berhenti karena ditakuti oleh bayang2 ketakutan yang dibuatnya sendiri.Ia cemas pada kecemasan yang sebenarnya belum terjadi,tapi sudah dicap pasti terjadi pada dirinya.

Manusia dengan kondisi ini akan mengalami dua keguncangan jiwa.Yaitu ,keguncangan saat melihat jalan yang terjal dan berlubang.Juga keguncangan karena tujuan hidupnya tidak akan pernah tercapai.Akhirnya,yang menghiasi hidupnya hanyalah berkeluh kesah.Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah.(QS Alma'aarij 9-20).Adapun bagi yang berkarakter kuat ,keguncangan jiwa dikelola menjadi fenomena penyesuaian diri bagi terbentuknya keseimbangan jiwa baru yang leih tinggi.Ada proses pergulatan untuk menaklukkan ketakutannya. Muncul keyakinan,karakter,prinsip dan obsesi hidup baru yang terbentuk.Ia menjadi manusia baru yg telah teruji.Ketakutan diubah nya menjadi energi keberanian dan optimisme.

Kecemasannya diganti dengan berlindung ,memohon,dan bersandar pada pertolongan dan prlindungan Allah SWT semata.Seperti kisah pasukan thalut yang jiwanya semakin kokohdan berani,saat melihat tentara jalut yang jumlahnya lebih banyak dan terlihat lebih kuat.Tatkala jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka,mereka pun berdoa ,Ya Tuhan kami,tuangkanlah kesabaran atas diri kami,dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang2 kafir(QS Albaqarah 250)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar